"WHAT?!" teriak Sylvie terkejut.
Raka kembali bertanya, "Ssstt ... mau atau nggak?" sambil terus berdoa agar gadis yang berada di hadapannya saat ini menyetujui ajakannya.
"Hm ... boleh," balas Sylvie sambil sedikit tersenyum bahagia.
"Nanti malem jam delapan, gue jemput lo," ucap Raka, "Jangan lupa dandan yang cantik, biar dinner kita makin perfect!" lanjutnya yang langsung pergi meninggalkan Sylvie sambil menahan malu.
°●_●°
[Kediaman Bianca]
Jarum jam sudah menunjukkan sekitar pukul 7 malam. Keheningan di rumah Bianca dan Mariam semakin terasa ketika Reiki sudah tidak lagi tinggal bersama mereka, akibat perbuatan keji yang mengharuskan laki-laki itu terjerumus ke dalam bui.
Saat ini Bianca dan Mariam tengah asik menyantap makan malam. Namun, mereka memilih makan di sofa ruang tamu sambil menonton acara show di televisi.
"Mah ..." panggil Bianca sambil menengok ke arah Mariam, "Gimana kelanjutan dari kasus om Reiki sama pak Andre?" sambung Bianca.
Mariam menyimpan piringnya di atas meja, menarik nafasnya panjang dan berusaha kuat ketika menjelaskan semuanya kepada Bianca.
"Pengadilan baru diadakan minggu depan, Sayang. Sekarang mereka harus tinggal di bui selama pengadilan itu belum berlangsung," jelas Mariam.
"Terus, jabatan kepala sekolahnya pak Andre gimana, Mah?"
"Untuk sementara waktu, kepala sekolah diganti dengan yang baru. Tetapi, jabatan pak Andre masih menjadi kepala sekolah yang resmi. Mama juga tidak terlalu mengerti, Nak. Mungkin, seiring berjalannya waktu, jabatan itu akan lepas dengan sendirinya ketika pak Andre sudah resmi menjadi narapidana? Tetapi entahlah, kita lihat saja nanti."
"Oh, gitu ya, Mah. Kira-kira, om Reiki sama pak Andre nanti bakal dipenjara berapa lama ya, Mah?"
"Mama sengaja menanyakan ke salah satu pihak berwajib soal hukuman yang nantinya akan mereka terima. Dan pihak berwajib itu bilang, belum bisa dipastikan berapa lamanya mereka akan dihukum."
"Walaupun Bian gak suka sama om Reiki, tapi Bian harap hukuman yang ditetapkan oleh hakim tidak terlalu berat."
"Iya, Sayang ... Mama sangat bangga kepadamu, Nak. Kamu bisa menjadi anak yang tegar, kuat, dan ikhlas melewati semua permasalahan yang terjadi di hidup kamu selama ini, walaupun Mama tidak selalu ada di sampingmu," ucap Mariam seraya tersenyum hangat sambil mengelus lembut puncak kepala Bianca.
°●_●°
[Apartemen Sylvie]
Semenjak gadis itu diantar oleh Raka pulang ke apartemennya, Sylvie sampai saat ini masih sibuk mencari fashion yang akan ia kenakan untuk dinner bersama Raka, tepatnya pukul 8 malam nanti.
"Gue pake baju yang mana, ya? Seisi lemari udah gue keluarin semua, tapi gak ada baju yang cocok buat gue pake dinner malem ini," ujar Sylvie dengan dirinya sendiri.
Sylvie pun lanjut mencari baju di lemari lain. Namun ketika ia baru saja ingin membuka pintu lemari lainnya, terdengar suara bel dari arah pintu apartementnya.
Ting tong!
"Ck, ganggu aja nih orang!" sewot Sylvie sambil berjalan menuju arah pintu.
Sesampainya di depan pintu, Sylvie bergegas membukanya.
"Selamat siang, apa benar ini dengan Mbak Sylvie?" ucap seorang laki-laki yang terlihat seperti kurir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...