Senyuman Bianca

1 0 0
                                    

Saat ini, semua mata masih tertuju pada Nathalie. Terutama Bryan dan Farel yang tidak mengetahui apa-apa.

"Jadi, Nathalie orang yang selama ini neror Bian? Ini beneran, Vie?" ucap Kyla bingung.

"Coba lo tanya ke orangnya langsung, Kyl, biar dia yang jelasin semuanya," jawab Sylvie sambil menatap sinis ke arah Nathalie yang saat ini terdiam lesu.

Kyla langsung berpindah posisi di sebelah Nathalie, "Emang beneran, ya? Lo gak bohong, kan? Bohong itu gak baik loh," tanya Kyla yang mendapat respon anggukan dari gadis di sampingnya.

"Jadi, lo neror Caca? Gila lo, Nat, bener-bener gak ada otak! Kalau lo emang gak suka sama Caca, gak seharusnya lo neror dia!" sambar Bryan dengan nada yang tegas.

"Ata ..." lirih Nathalie sambil menggenggam pergelangan tangan Raka. Raka pun langsung melepas genggaman tangan Nathalie, khawatir ada yang melihatnya.

Sylvie yang tidak sengaja melihat hal tersebut seketika membulatkan matanya, ia terkejut.

"WEY APAAN TUH PEGANG-PEGANG TANGAN?!" batin Sylvie berteriak.

Semenjak Nathalie mengakui perbuatannya, Bianca sampai saat ini masih terdiam sambil sesekali melirik ke arah Nathalie. Gadis ini sama sekali tidak merasa kesal. Hanya saja ia terus menerus berpikir, 'Apa sebenarnya niat dari Nathalie melakukan hal tersebut kepadanya? Apa ada kaitannya dengan Bryan? Atau ada hal lain? Jika iya, apakah itu?'.

"Ca? Kamu gak apa-apa, kan?" tanya Bryan setelah mengalihkan pandangannya.

"Hah? Kenapa?" balas Bianca, "I'm fine. Tenang aja, Nat. Gue udah maafin lo kok, dan gue gak bakal dendam sama lo. Makasih sebelumnya udah buat warna di hidup gue, dengan teroran yang lo kasih ke gue," sambungnya sambil tersenyum hangat.

"Ca, seharusnya lo gak jawab ini. Seharusnya lo marah banget sama Nathalie, kenapa jadi gini, sih?" batin Sylvie heran.

Mendengar ucapan dari Bianca, Bryan mendadak speechless dan takjub dengan kebesaran hati yang dimiliki oleh gadis tersebut.

"Lo denger sendiri, kan? Lo denger apa yang baru aja diucapin sama Caca? Lo denger, kan?!" bentak Bryan yang merasa kesal dengan kelakuan Nathalie.

"Yan, stop! Walaupun Nathalie salah, tapi dia cewek, jangan lo bentak. Gue gak suka liat cewe diginiin," bela Raka.

"Suka lo sama Nathalie?" timpal Farel yang tidak setuju dengan pembelaan Raka.

"Ck, kayaknya sih iya, Rel. Cih, suka kok sama cewek licik kaya dia," ujar Bryan dengan tatapan mata yang sinis.

Raka yang tidak menyukai ucapan Bryan, seketika langsung mengepalkan kedua tangannya sambil berjalan mendekati Bryan, dan...

"Ka! Enough!" teriak Sylvie menahan kepalan tangan Raka yang hampir saja mengenai wajah Bryan.

Iya. Raka berniat memukul/menonjok wajah Bryan, karena laki-laki ini merasa sangat kesal dengan ucapan sahabatnya itu. Walaupun Nathalie sudah melakukan hal buruk, membuat Raka kecewa, tetapi ia sangat menyayanginya. Ia tak akan tinggal diam jika ada orang yang membuat sepupu kesayangannya itu terluka, baik batin maupun fisik.

Kyla yang merasa takut, langsung menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Dan Farel... melihat itu.

Farel pun berpindah tempat, ia menjadi berada di samping Kyla, dan merangkulkan tangannya ke pundak gadis tersebut dengan spontan.

"Aduh, ini jantung Kyla berdetak gak karuan, tolong!" batin Kyla ketika ia membuka salah satu jarinya dan mengintip ke arah laki-laki yang saat ini berada sangat dekat dengan dirinya.

Why Should Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang