Masquerade Party or Masquerade Ball
Yap, inilah puncak acara prom night hari ini!
Di sinilah mereka semua. Ruangan yang memang sudah disediakan khusus untuk pesta topeng malam ini. Ruangan dengan penerangan yang lebih redup, harum khas bunga mawar yang menenangkan hati, dekorasi yang tak kalah menarik, dan alunan musik yang tenang, membuat suasana terkesan romantis.
Topeng-topeng cantik dan keren sudah disediakan oleh panitia di pintu masuk. Para tamu diperkenankan bebas untuk memilih topeng mana yang akan mereka pakai.
"Dipersilahkan untuk mencari seseorang yang akan menjadi pasangan kalian untuk berdansa pada malam ini!" seru Juleha.
"Untuk Neng Juleha, maukah kau berdansa bersama Abang Mahmud?" goda Mahmud.
"Mau, Bang!" balas Juleha.
Semua orang mulai bersorak ramai mendengar percakapan kedua MC tersebut.
"Bian, dansa sama gue, yuk!" ajak Kyla.
"Eh, enak aja, lo! Caca dansa sama gue lah, masa sama lo. Noh, lo ajak dansa si kulkas aja, sana!" usir Bryan.
"Ih, Bryan ngeselin!" sebal Kyla.
"Bodo amat, wlee!" balas Bryan sambil menjulurkan lidahnya.
Kyla pun menghampiri Sylvie.
"Vie, pasti lo mau dansa sama Raka, ya?" tanya Kyla.
"Iya, hehe ..." jawab Sylvie sambil menampilkan deretan giginya.
"Oke." Kyla pun pergi meninggalkan Sylvie.
"Vie sama Bian dansa bareng pacarnya. Kalau Kyla ajak Farel, pasti gak mau. Terus, masa Kyla harus dansa sendiri, sih? Miris banget," batin Kyla.
"Kyl, kok lo malah diem sih, gak nyari pasangan buat dansa?" tanya Nathalie membuyarkan lamunan Kyla.
"Gue bingung harus ngajak siapa. Gimana kalau lo aja jadi pasangan dansa gue?" ucap Kyla.
"Aduh, sorry banget nih, Kyl. Bukannya gue gak mau, tapi gue mau dansa bareng Azzam," balas Nathalie.
"Emang Azzam mau dansa juga?"
"Gak mungkin mau sih, hehe ... tapi gak apa-apa, gue ajak ngobrol aja kalau dia gak mau. Yaudah, gue ke Azzam dulu ya, Kyl. Bye!" Nathalie pun pergi meninggalkan Kyla.
Kyla kembali memanyunkan bibirnya.
"Hai!" sapa Farel pelan.
"H-hai juga, Farel!" balas Kyla sedikit kaget.
"Mau dansa bareng gue, gak?"
"F-farel bisa dansa?"
"Bisa."
Kyla terlihat berpikir sebentar. Hingga akhirnya ia mengangguk setuju.
*****
"Halo, Azzam!" sapa Nathalie mengejutkan Azzam.
"Astagfirullahaladzim, Nathalie! Gak usah ngagetin, dong!"
"Oh, lo kaget? Sorry. By the way, dansa bareng gue, yuk!"
"Astagfirullahaladzim, Azzam gak mau dansa-dansaan! Azzam gak bisa dansa!"
"Nanti gue ajarin."
"Gak!"
"Ya udah, gue gak bakal maksa. Kita ngobrol-ngobrol aja kalau gitu, gimana?"
"Oke, kalau ngobrol doang."
"Kalau mau lebih gimana?" goda Nathalie lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Astagfirullahaladzim, Nathalie!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...