Terbongkar

1 0 0
                                    

Gelapnya langit cukup indah malam ini, karena bulan yang berbentuk sabit membuat langit semakin menarik untuk di pandang.

Setelah menempuh 1 jam perjalanan, akhirnya Sylvie tiba di rumah Kyla.

Tok! Tok! Tok!

Gadis itu mengetuk pintu si pemilik rumah berkali-kali, dan terdengar suara langkahan kaki yang sepertinya akan membuka pintu.

Benar saja, seorang gadis cantik yang menggunakan piyama tidur keluar dari dalam rumah sambil sesekali mengusap bagian matanya.

Ketika Kyla sudah membukakan pintu untuk Sylvie, gadis itu menerobos masuk ke dalam rumah Kyla tanpa menunggu si pemilik rumah mengizinkannya untuk masuk.

Kyla yang baru tersadar bahwa tamu yang datang ke rumahnya itu adalah Sylvie, dengan cepat Kyla langsung duduk di samping sahabatnya dan menarik nafasnya panjang.

"Vie, lo pasti dateng ke sini mau marahin gue, ya? Maafin gue ya, Vie ... gue juga gak tau kenapa Nathal--"

"Pinjem HP lo!" pangkas Sylvie tanpa melihat ke arah Kyla, karena gadis ini masih kesal.

Dengan cepat Kyla beranjak dari tempatnya dan berlari menuju kamar, mengambil ponsel miliknya.

"Nih, Vie, handphone gue!" ujar Kyla sambil memberikan ponsel miliknya kepada Sylvie.

Sylvie pun mulai mengotak-atik ponsel milik Kyla dan membuka pesan yang menjadi tempat penyimpanan rekaman obrolan Reiki dan Andre.

"Huft ... untung Kyla belum hapus rekamannya," batinya lega, Sylvie mengirim kembali rekaman itu kepada dirinya via Line dan segera menghapusnya dari ponsel Kyla.

Setelah menyelesaikan apa yang ingin diselesaikan, Sylvie pun beranjak dari sofa sambil berjalan keluar rumah.

Kyla yang melihat hal tersebut ikut bangun dari sofa dan menghampiri Sylvie yang sedang menuju mobilnya.

"Vie, ih! Kok, langsung pulang, sih? Jadi lo malem-malem ke sini cuma mau minjem HP gue?" cerocos Kyla yang tidak mendapatkan respon dari Sylvie, "Vie! Gue lagi ngomong, tau! Kata mommy, kalau ada orang yang ngomong itu harus dijawab, gak boleh didiemin. Lo denger gue gak, sih?!" lanjutnya, namun masih saja Sylvie tidak menjawab apa-apa.

"Kayaknya Vie marah banget sama Kyla. Aduh ... Kyla harus gimana, nih?" batin Kyla takut.

Setelah Sylvie sampai di depan mobilnya, ia langsung masuk ke dalam kendaraan roda empat tersebut lalu segera menancap gas mobilnya.

Kyla? Ia masih terdiam pasrah melihat kepergian sahabatnya dengan tatapan lesu dan pikiran yang dipenuhi oleh rasa bersalah.

"Yaudah deh, Kyla coba minta maaf lagi besok di sekolah. Siapa tau Vie udah gak marah lagi sama Kyla, semoga. Aamiin ..." batin Kyla berharap, sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

°●_●°

《Keesokan harinya》

Seperti biasa Kyla selalu diantar ke sekolah oleh pak Amin, supir pribadi. Karena saat ini ia tengah berusaha membuat Sylvie tidak marah lagi dengannya, jadi Kyla menunggu kedatangan Sylvie di depan gerbang sekolah.

Setelah menunggu hampir 15 menit, akhirnya mobil milik Sylvie terlihat di pandangan Kyla. Dengan cepat gadis itu menghadang mobil tersebut agar si pengendara menghentikan laju mobilnya.

Benar saja, Sylvie langsung menancap rem mendadak karena ulah Kyla. Ia pun keluar dari dalam mobil sambil melihat ke arah sahabatnya yang saat ini masih merentangkan kedua tangannya sekaligus melebarkan kedua kakinya.

Why Should Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang