Prolog🔸

122K 8.2K 380
                                    

Selamat datang di cerita "Reborn: Daisy" karya firza532

Happy reading💛

Api berkobar dimana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Api berkobar dimana-mana. Melahap habis semua barang yang dapat dijangkaunya.

Kobaran api semakin membesar kala gas di dapur meledak. Menciptakan lautan api.

Di dalam lautan api itu, muncullah sesosok gadis kecil dengan boneka di tangan mungilnya. "Mommy! Mommy dimana?" Teriaknya. Mencari keberadaan sang mommy tanpa mempedulikan api di sekelilingnya.

Panasnya api tak membuat niatnya surut. Terus menerjang lautan api, mengabaikan kulitnya yang melepuh karena terbakar.

"Mommy!" Jeritnya pilu kala melihat sosok yang dicarinya berada di sudut ruangan, tertimpa besi dan dikelilingi api. Air matanya kian mengalir deras, membasahi pipi chubby nya.

"Bodoh! Kenapa kau menyusulku ke sini?! Cepat pergi!!!" Bentak Daisy.

Hati nuraninya menggebu-gebu melihat sang putri tetap mencarinya di dalam kobaran api.

Padahal selama ini dia telah bersikap buruk dan tak pernah menganggap kehadiran anaknya itu. Selalu mengabaikan, bersikap dingin, dan berpaling tanpa mau tahu apapun.

"Tidak! Jill tidak akan meninggalkan mommy sendirian. Jill sayang mommy. Jill ingin menolong mommy." Tangis gadis kecil itu seraya berusaha mengangkat besi yang menimpa kaki Daisy. Akan tetapi, apalah daya. Tubuh mungilnya tak kuat untuk menyingkirkan besi sebesar itu.

Sementara itu ... Mata Daisy membola kaget melihat perjuangan putrinya.

Penyesalan mulai menyelimutinya.

Bagaimana mungkin ia begitu tega mengabaikan anak baik seperti Jillian selama ini?!

Bagaimana mungkin ia tega mengabaikan Jillian demi cinta pertamanya yang hanya memanfaatkan dirinya?!

Merampas barang-barang berharganya dan pergi bersama wanita lain. Mencampakkannya begitu saja kala tujuannya sudah tercapai.

Wanita itu berusaha mengabaikan semua itu karena yang paling terpenting sekarang, anaknya harus pergi dan menjalani kehidupan yang baik. Meninggalkannya yang hanya memberikan penderitaan.

"Jill, maafkan mommy." Tuturnya bergetar seraya berusaha menghentikan tangan mungil Jillian yang terus berusaha menyingkirkan besi.

Jillian mengerjap kaget mendapati suara lembut dan sentuhan lembut sang ibu.

Air matanya kembali mengalir mendapati kehangatan dari Daisy.

"Jillian, anak mommy yang paling cantik. Maafkan kesalahan mommy selama ini. Jill mau memaafkan kesalahan mommy 'kan?" Isak Daisy.

Jillian menghambur memeluk Daisy. "Mana mungkin Jill tidak mau memaafkan mommy. Jill sayang mommy."

"Kalau Jill sayang mommy, keluar dari sini sekarang juga. Jill harus tetap hidup untuk mommy. Jill tidak boleh di sini."

Jillian menggeleng keras. "Jill tidak akan pernah meninggalkan mommy sendirian."

"Ayolah, Jill. Putri cantiknya mommy. Keluar ya?" Bujuk Daisy.

Jillian melepaskan pelukannya dan menatap Daisy lurus. "Jill tidak mau."

"Jillian! Cepat keluar atau kau akan mati bersama mommy!" Teriak Daisy frustasi. Hatinya sangat sakit melihat keadaan putrinya yang terluka parah karena ingin menolongnya.

"Aku rela mati bersama mommy karena aku tidak bisa lagi hidup tanpa mommy!!" Balas Jillian berteriak.

Daisy menangis pilu. "Kau tidak boleh berkata seperti itu, sayang. Kau masih punya Daddy yang sangat menyayangimu. Kau pasti bisa hidup tanpa mommy."

Jillian, gadis berusia 7 tahun itu menggelengkan kepalanya sekuat tenaga. "Jill sayang mommy. Jill ingin bersama mommy."

Gadis kecil itu refleks berdiri dan memeluk tubuh Daisy kala melihat sebuah balok kayu terjatuh dari atas dan hendak menimpa Daisy.

Alhasil, gadis kecil nan malang itu pun kehilangan kesadaran seketika di dalam pelukan Daisy.

Daisy berusaha membangunkan Jillian tapi alangkah terkejutnya ia saat mengetahui Jillian sudah tak bernyawa. "Jillian!!"

Di saat-saat kesadarannya menipis, ia melihat sosok pria menghampirinya dengan wajah penuh tangisan. "Bertahanlah, Daisy. Aku akan menolongmu dan putri kita."

Air mata Daisy perlahan menetes melihat perjuangan sosok itu__Noah untuk menolongnya. Namun, ia tak mampu bersuara lagi karena seluruh tubuhnya terasa sangat sakit dan kesadarannya pun terkikis sepenuhnya.

*
*
*
*

Daisy terbangun dengan nafas yang memburu. Keringat dingin membanjiri kening dan tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat akibat terlampau takut.

"Jillian! Dimana Jillian?" Tanyanya panik.

"Jillian sedang tidur. Tumben sekali kau mencarinya?"

Daisy tertegun mendengar suara yang sangat dikenalinya. Noah. Mantan suaminya.

"Jillian tidur?! Kau tidak membohongiku, 'kan?! Bukan kah dia sudah mati?!" Tanya Daisy tak percaya.

Noah menatap Daisy kesal. "Jillian baru berusia tiga tahun dan kau sudah menyumpahinya mati?!"

Daisy mengerjap kaget. "APA?! TIGA TAHUN?!"

Apa ini?!

Kenapa ucapan Noah sangat aneh?

Atau, mungkin kah ia kembali ke masa lalu seperti novel-novel yang sering dibacanya?!

-oOo-


Holaa!!

Pertama-tama, semoga suka cerita ini.

Jangan lupa vote setiap partnya.

Dan terutama ..

JANGAN PLAGIAT!

Baik itu sebagian kecil, maupun keseluruhan.

"Jangan lah memaksakan diri untuk menulis cerita karena tidak semua orang memiliki hobi dan bakat yang sama."

Jadi, jika gak mampu menulis cerita, sebaiknya menjadi pembaca saja. Jangan memaksakan diri dan berakhir menjadi maling.

Sekian😙

Penulis: Firza Lufita Listi

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang