Part 44🔸

17.1K 1.7K 49
                                    

Vote sebelum baca 🔥

Christina seolah menghilang ditelan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Christina seolah menghilang ditelan bumi. Bukan karena Daisy membunuhnya tapi karena Christina selalu berhasil melarikan diri dari kejaran bodyguard Noah.

Sudah cukup lama mencari Christina tapi gadis itu tak kunjung ditemukan. Kali ini, bukan karena bodyguard disuap tapi karena gadis satu itu benar-benar licik. Bisa bersembunyi dengan sangat baik.

Christina seakan telah menyiapkan tempat persembunyian dari jauh-jauh hari. Yah, tindakan yang cerdik. Gadis itu pasti telah memperkirakan segala sesuatu sebelum bertindak.

Namun, sangat menyebalkan rasanya mencari tikus yang sedang bersembunyi.

"Sttt. Ayo pergi. Kelompok terakhir akan segera tampil." Bisik Xena pada Daisy. Membuyarkan lamunan Daisy.

"Oke." Wanita cantik itu pun membereskan buku-bukunya dan beranjak dari sana.

Kelompok setelah mereka maju ke depan kelas dan mulai membuka sesi diskusi kedua.

"Siapa yang akan membuat notulen?" Tanya Xena setiba di tempat duduk paling belakang karena memang di sana saja tempat yang kosong.

Melihat Vonny dan Henna diam saja, Daisy pun berinisiatif menawarkan diri. "Aku saja."

"Kau saja yang membuatnya, Xena. Kau kan belum mengerjakan tugas kelompok," ujar Henna.

Daisy mengerutkan kening heran mendengar perkataan teman kelompoknya. Padahal Xena ikut mengerjakan. Bahkan kerjaan Xena lebih banyak daripada kerjaan Henna.

"Kau yang paling santai di kelompok ini. Jadi, kau saja yang membuatnya. Daisy dan Henna sudah mencari materi." Imbuh Vonny. Ikut memojokkan Xena. Mentang-mentang satu sirkel, mereka berdua malah menyerang Xena.

Xena menghela nafas kasar. "Aku juga bekerja membuat makalah. Jangan seenaknya menuduhku tidak bekerja!"

"Huh, ka---

"Cukup! Jangan berdebat lagi! Bukankah aku yang akan membuat notulen? Kenapa masih diributkan? Dan, kita itu sama-sama bekerja, oke? Jangan menyudutkan satu pihak." Ceramah Daisy panjang lebar tanpa membiarkan perdebatan memanas, kemudian mulai menulis notulen hasil diskusi sedangkan Henna dan Vonny melongos kesal.

Di dalam diam, Daisy berdecak pelan. Sekelompok dengan orang yang satu sirkel pertemanan memang susah.

Kita akan menjadi serba salah. Apapun yang kita lakukan diremehkan dan tak dianggap. Untung saja Daisy tidak berada di posisi itu. Tapi, kasihan juga melihat Xena diperlakukan demikian.

Setelah membuat notulen, Daisy langsung mengumpulkannya ke dosen. Kemudian, mengikuti diskusi kelas dengan serius dan berperan aktif dalam diskusi tersebut walaupun suasana di sekitarnya terasa tak mengenakkan.

"Pertemuan kita cukupkan sampai di sini. Minggu depan kita UAS." Ujar dosen mengakhiri perkuliahan.

Daisy tersenyum lega. Lantas, segera bergabung dengan teman-temannya dan mengajak mereka ke kantin seperti biasanya.

"Guys! Aku ingin cerita sekaligus ingin meminta bantuan kalian." Tutur Daisy setelah duduk manis di kantin.

Semuanya menatap Daisy serius sedangkan Daisy menelan saliva kasar. "Mungkin kalian akan terkejut mendengarnya dan meragukan ucapanku setelah ini." Wajar saja jika teman-temannya terkejut mendengar ucapannya setelah ini.

Siapa yang akan menyangka salah satu dari mereka berkhianat hingga membahayakan nyawa seseorang.

"Ceritakan saja pada kami, kami tidak akan meragukanmu," ujar Jeanne menenangkan.

"Iya. Ceritakan saja pada kami. Pasti kami akan membantu permasalahan yang kau hadapi. Bukan kah kita ini sahabat?" Imbuh Nacha.

"Bagaimana menurut kalian jika salah satu dari kita berkhianat, bahkan membahayakan nyawaku dan Jillian?" Daisy meneliti setiap ekspresi teman-temannya. Mereka semua tampak terkejut dan tak bisa berkata-kata.

"Ah, lupakan saja pertanyaan ku." Mengurungkan niat menceritakan semuanya lantaran takut dianggap membual.

"Katakanlah semuanya. Kami akan mendengarkannya." Kata Nacha memecah keheningan. Disetujui oleh temannya yang lain.

"Christina berkhianat. Dia lah dalang dari kecelakaan yang menimpaku selama ini. Dia juga lah orang yang menganggu Jillian ku."

Semuanya semakin terkejut mendengar pernyataan Daisy.

"Dia sekarang sedang menghilang dan bersembunyi dari kejaran kami. Apakah kalian bisa membantuku menemukannya? Aku ingin bertanya kepada Christina kenapa dia melakukan ini semua padaku."

Teman-teman Daisy pun menghela nafas sedih melihat kekecewaan di mata Daisy.

"Apakah aku terlalu menyebalkan sehingga dia menyimpan dendam padaku? Apakah sifatku sangat memuakkan sehingga dia membenciku? Apa sebenarnya kesalahan yang telah kuperbuat padanya?" Lirih Daisy sembari tertunduk dalam.

Gloria menepuk pundak Daisy pelan. "Kau tidak salah, Daisy."

"Mungkin dia melakukan itu karena iri padamu." Imbuh Gabriella.

"Ya. Mungkin saja dia iri padamu. Secara kamu itu sangat beruntung dibandingkan dirinya." Sahut Aqillah.

"Jangan sedih hanya karena satu orang. Tidak ada yang salah darimu karena dia lah yang salah." Hibur Nana.

"Terima kasih, guys." Kekeh Daisy terharu melihat semua orang mendukungnya.

"Tenang saja. Kami pasti akan membantumu mencarinya."

Semua ucapan teman-temannya mampu membuat perasaan Daisy menjadi lebih baik. Setidaknya itu meyakinkannya kalau dia tak pernah berbuat kesalahan pada Christina.

Bersambung...

7/10/22

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang