Part 17🔸

36.5K 3.8K 62
                                    

Vote sebelum baca⭐

"Astaga! Jillian mana?!" Jerit Daisy heboh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga! Jillian mana?!" Jerit Daisy heboh. Padahal baru saja bangun dari tidur sorenya.

Wanita cantik itu bangkit dari kasur. Mencari ke kamar mandi namun hasilnya nihil sehingga membuatnya kian kalut.

"Jill!! Kau dimana?!" Teriaknya memanggil sang anak. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran mendalam lantaran takut putrinya diculik oleh orang saat dia tertidur.

Seorang bodyguard bergegas masuk dan menjelaskan ke Daisy. "Nona Jillian sedang pergi keluar bersama Tuan Noah, nyonya."

Baru lah Daisy bisa menghela nafas lega. Ekspresi wajahnya kembali normal.

Andai kata Jillian hilang, ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri karena memilih tidur dibandingkan menjaga Jillian.

"Kapan mereka pergi?"

"Setengah jam lalu, nyonya."

"Baiklah. Kau boleh pergi."

Daisy menghela nafas panjang. Kemudian, kembali rebahan di atas kasur seraya mengelus bekas tusukan di perutnya yang terasa sangat nyut-nyutan.

Wanita cantik itu mengangkat sedikit bajunya. Wajahnya menjadi datar seketika kala melihat noda darah di perban. "Hah! Merepotkan!"

Dokter sudah melarangnya banyak bergerak karena lukanya belum kering tapi tadi ia melanggar. Alhasil, berdarah lagi. Sudah pasti Noah akan mengomelinya.

Memaksakan diri, Daisy pun bangkit dari kasur. Mengambil perban baru, masuk ke dalam kamar mandi, dan membuka bajunya. Dilanjutkan dengan membuka perban yang melilit perut ratanya secara perlahan.

Daisy meringis, menahan rasa nyeri tapi tetap melanjutkannya karena tak ingin mendapatkan Omelan Noah atau pun membuat Jillian khawatir. Ia harus selesai sebelum suami dan anaknya pulang.

Wanita cantik itu terlonjak kaget kala mendengar suara pintu dibuka. "Daisy! Kau dimana?!" Teriak Noah dari luar.

"Di dalam kamar mandi!" Sahut Daisy berteriak. Berusaha tetap tenang sembari mempercepat membalut perutnya. Akan tetapi, akibat kecerobohan nya, Daisy melilitkan perban terlalu kencang hingga ia berteriak kesakitan.

Brak!!

"Arghh!! Kenapa malah masuk ke sini?! Cepat keluar!" Usir Daisy terkejut melihat Noah menerobos masuk. Ia memeluk tubuhnya sendiri karena hanya memakai bra. Merasa malu dipergoki tanpa memakai baju.

"Ternyata kau berdarah lagi. Kenapa bisa berdarah? Apa ada orang jahat yang menerobos masuk lagi?" Tanya Noah tanpa mempedulikan perkataan sang istri.

"Aku tadi tidak berhati-hati, bukan diserang orang jahat."

Noah menghela nafas panjang. "Lain kali berhati-hatilah. Jangan membuat dirimu terluka terus."

Benar saja dugaan Daisy ... Noah mengomel.

"Heh, kenapa malah mendekat?!" Jerit Daisy heboh.

"Aku ingin membantumu. Kau pasti kesulitan mengganti perban sendirian." Jawab Noah polos.

Seketika, Daisy merasa berdosa. Memikirkan hal negatif di saat Noah sendiri memikirkan hal positif.  "Tidak usah! Aku bisa sendiri!" Ketusnya, guna menutupi rasa malu.

"Tapi aku ingin membantumu. Jangan menolak!" Tegas Noah meskipun sakit hati ditolak.

"Aku bisa sendiri."

"Aku tahu tapi aku ingin membantu."

"Tidak usah. Lebih baik kau menjaga Jillian."

"Jillian aman karena di luar ada bodyguard."

"Siapa tahu orang jahat menerobos masuk lewat jendela."

"Di dekat jendela juga ada bodyguard. Jumlah mereka banyak. Tentunya orang jahat tidak akan bisa menerobos masuk."

Daisy mengembungkan pipi kesal. "Kenapa kau selalu membalas ucapanku?! Kau ini laki-laki atau perempuan?"

"Kalau aku perempuan, Jillian tidak akan pernah ada di antara kita."

Suasana di antara mereka mendadak terasa mencekam karena tatapan dingin Daisy.

Noah merasa bersalah karena telah mengucapkan perkataan tersebut.

"Mommy dan Daddy lama sekali. Jill lapar."

Untungnya Jillian datang dan memecahkan suasana canggung tersebut.

Daisy buru-buru menyelesaikan kegiatannya sebelum anaknya sadar.

"Pakai baju dulu, mommy. Nanti mommy masuk angin." Dengan polosnya, Jillian menyodorkan handuk mandi yang tergantung di dekat sana.

Daisy tertawa geli dan menerima pemberian Jillian senang hati sedangkan Noah mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan wajah merah padam. Pria tampan itu baru sadar Daisy tidak memakai baju.

Kenapa ia baru menyadarinya sekarang?! Memalukan!

Bersambung...

3/8/22

Follow ya guys & kepoin cerita lain.  firza532 siapa tahu kalian suka><

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang