Vote sebelum baca⭐
"Aku sedang membahas pencabutan hak pemimpin Bart di perusahaan orangtua ku. Kebetulan kau sudah datang sehingga ini semua akan menjadi lebih mudah dan cepat terselesaikan." Jawab Daisy santai tanpa merasa terintimidasi sedikit pun oleh tatapan murka suaminya sedangkan Bart berdiri gelisah di samping wanita itu.
Daisy menatap Noah lurus. Melanjutkan ucapannya tanpa mempedulikan wajah terkejut Noah. "Mulai sekarang kau yang memegang kendali di perusahaanku, Noah. Dan untukmu Bart, cari lah pekerjaan di tempat lain. Tenang saja, aku tidak akan mempersulitmu mencari kerja di tempat baru."
Noah kian tercengang mendengar perkataan Daisy. Rasanya sungguh seperti mimpi. Mustahil. Mengingat betapa cinta matinya Daisy ke Bart.
Beberapa saat lalu, Daisy masih selalu melawannya demi bersama Bart. Daisy rela melakukan apapun untuk mempertahankan Bart. Daisy selalu kabur dan berlari mengejar Bart. Seakan-akan Bart dunia perempuan itu.
Noah tak paham jalan pikiran Daisy. Begitu mudah berubah dan mencampakkan sesuatu dikala bosan. Haruskah ia senang atau sedih?
Bagaimana nanti Daisy juga melakukan hal yang sama padanya? Mencampakkannya setelah bosan tanpa belas kasihan sedikit pun.
Ah, tunggu. Daisy tidak mungkin melakukannya selama ada Jillian 'kan?
Pria itu terlarut dalam pemikirannya sendiri hingga senyuman Daisy membuyarkan pikirannya.
"Aku tidak terlalu mengerti urusan ini. Jadi kau saja yang mengatur semuanya, Noah. Ku percayakan perusahaan orangtuaku padamu." Lanjut Daisy, membuat hati Noah berbunga-bunga telah diberi kepercayaan besar. Berjanji di dalam hati tak akan menyia-nyiakan kepercayaan Daisy.
Sementara itu, Bart menatap Daisy marah. Enggan menerima keputusan mendadak mantan kekasihnya akibat terlampau nyaman dengan kehidupannya sebagai pemimpin perusahaan.
"Aku sudah bekerja keras mempertahankan perusahaan untukmu selama setahun belakangan ini tapi kenapa balasanmu sekejam ini, sayang?" Tanyanya kecewa.
Daisy tersenyum miring seraya menatap Bart mengejek. "Jangan berlagak seakan menjadi pihak paling dirugikan, Bart. Bukan kah kau sendiri juga sudah mendapatkan banyak keuntungan dari memimpin perusahaanku? Kau sudah mendapatkan berbagai macam kemewahan yang tak pernah kau dapatkan sebelum memimpin perusahaan."
Perkataan Daisy membuat Bart tak bisa berkutik karena padanya nyatanya, yang dikatakan Daisy fakta.
Dulu, untuk tempat tinggal saja dia mengontrak tapi sekarang sudah punya rumah. Dulu, pergi kerja pakai angkutan umum tapi sekarang sudah memakai mobil pribadi. Dulu, selalu mengerjakan pekerjaan rumah sendirian tapi sekarang sudah ada maid. Dan masih banyak lagi keuntungan yang di dapatkan Bart semenjak mengambil alih jabatan pimpinan tertinggi dalam perusahaan Daisy.
"Jadi orang, tahu diri lah sedikit. Jangan rakus." Imbuh Noah, tertarik menginjak-nginjak Bart yang selama ini selalu menginjak harga dirinya sebagai suami.
"Istriku sudah mengatakannya dengan jelas. Pergi lah dari sini sebelum aku memanggil bodyguard untuk mengusirmu."
Bart mendecih kesal. Lantas menuding wajah Daisy marah. "Kau akan menyesali pilihanmu sekarang, Daisy!"
Dengan santainya, Daisy menepis jari telunjuk Bart seraya tersenyum manis. "Tidak bisa mempertahankan drama mu lebih lama lagi, Bart?"
Bart mengepalkan tangan kesal.
"Ah, terima kasih. Sikapmu sekarang membuat pikiranku menjadi lebih terbuka daripada yang tadi." Kekehnya sehingga Wajah Bart merah padam. Kemudian, bergegas meninggalkan ruang rawat Daisy.
"Maaf, Daisy. Aku hampir salah paham padamu." Sesal Noah.
Daisy tersenyum kalem. "Tidak perlu meminta maaf, Noah. Lagipula wajar bagimu salah paham melihat mantan kekasihku berada di sini."
Noah mendesah lega karena Daisy bisa berpikiran terbuka dan tidak membencinya.
"Bodyguard masih berjaga di luar?" Tanya Daisy tiba-tiba.
"Iya. Kenapa kau bertanya tentang hal itu?"
Daisy mengelus dagunya serius. "Aku heran kenapa Bart bisa masuk ke sini meskipun di luar dijaga oleh bodyguard."
Noah pun ikut memikirkan hal tersebut.
"Apa mungkin bodyguard mu di suap olehnya?"
Noah menggeram kesal mendengar terkaan istrinya. "Untung saja kau teliti sehingga kita bisa mengetahui ada penghianat di sini." Pria tampan itu meletakkan Jillian di samping Daisy. "Jaga Jillian sebentar. Aku akan menyelesaikan para bodyguard di luar." Tuturnya langsung tanpa menunda-nunda menyelesaikan masalah.
Daisy menghela nafas panjang setelah kepergian Noah. Tubuhnya terasa sangat lelah akibat berdebat dengan Bart tadi. Emosinya naik turun, membuat moodnya memburuk. Luka di perut pun makin memperburuk kondisinya.
"Andaikan saja aku bisa sepertimu Jill. Hidup tenang tanpa memikirkan apapun." Bisiknya sembari mencolek pipi chubby Jillian.
Putri cantiknya itu sedang tertidur pulas tanpa merasa terganggu sedikit pun oleh keributan tadi.
"Baik-baiklah menikmati masa kecilmu sebab saat besar nanti, kau tidak akan ada waktu untuk bersantai. Masalah akan terus menghampirimu, terlebih lagi jika tidak bisa bijak menghadapi masalah."
Daisy mengecup kening Jillian lama. Mencurahkan perasaan terpendamnya lewat ciuman tersebut.
"Di dunia ini, mommy sekarang hanya bisa mempercayaimu. Selebihnya tidak ada lagi yang bisa mommy percaya karena semuanya serigala berbulu domba. Bisa menerkam dan membunuh di saat lengah."
Pengalaman mengajarkan Daisy untuk berhati-hati percaya pada seseorang. Bahkan jika itu pada kekasih sendiri, orang yang selalu membisikkan kata cinta dan kata penenang.
Orang tersayang saja bisa menjadi penghianat. Lantas, bagaimana dengan orang asing di luar sana?
Bersambung...
Thanks for 100k readers❤️🥺
Yuk follow firza532 dan kepoi cerita lainnya yg bertema sama kayak cerita Daisy ini▪️〰️▪️
Judul:
-Sweet Husband
-Krystal's Revenge9-8-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...