Semoga suka🙈
"Jill suka apel. Kalau Mommy lebih suka apel atau jeruk?"
"Apa warna kesukaan mommy?"
"Kalau makanan kesukaan mommy?"
"Mommy lebih sayang Jill atau Daddy?"
"Kenapa Jill bisa melihat bayangan Jill di dalam cermin, mom?"
"Kata Daddy, mommy kuliah mengambil jurusan Sastra Inggris. Susah atau mudah, mom?"
Di dalam kamar begitu heboh. Jillian terus berceloteh. Menanyakan banyak hal pada Daisy karena rasa penasarannya sangat tinggi dan Daisy menjawab dengan sabar.
Jika di masa lalu, sudah pasti Daisy akan menatap Jillian tajam dan membentaknya. Namun sekarang, Daisy menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Jillian tanpa merasa bosan.
Daisy terus menyimak celotehan putrinya sembari mengepang rambut Jillian dan memberikan tanggapan supaya Jillian semakin antusias bercerita padanya.
Bertahun-tahun telah Daisy lewatkan dengan mengabaikan kehidupan putrinya. Hanya sekarang waktu yang pas baginya untuk memahami kehidupan putrinya. Mulai dari kesukaan, hobi, atau pun impian.
Daisy pasti akan melakukan apapun demi menebus semua kesalahannya. Daisy akan membahagiakan Jillian. Putri yang pernah tak diharapkan dan dibencinya.
Waktu itu, Daisy masih terlalu kecil dan labil.
Daisy mengandung Jillian di umur 19 tahun. Di masa-masa ia sedang bucin dengan kekasihnya, Bart.
Tentu sangat sulit bagi Daisy menerima kehadiran Jillian yang merenggut semua kebahagiaan dan mimpi indahnya.
Lihatlah, betapa hebat anak yang dia lahirkan. Bisa bertahan meskipun dibenci dan diabaikan.
Sosok mungil nan rapuh di hadapannya sudah terlalu banyak menanggung derita.
"Kalau Jill sudah besar nanti, Jill pasti akan mengambil jurusan yang mommy ambil. Jill ingin mengikuti mommy dan Jill akan berusaha tumbuh besar supaya bisa mengikuti mommy."
Daisy mengecup puncak kepala Jillian gemas. "Jangan mengikuti mommy tapi ikutlah kata hatimu sendiri. Ikuti dan lakukanlah hal yang membuatmu merasa bahagia."
"Apapun yang menyangkut mommy, itu berarti kebahagiaan Jill."
Jawaban Jillian menghadirkan senyuman sedih di bibir Daisy. Merasa semakin jahat karena pernah memperlakukan Jillian dengan dingin.
Jillian menatap Daisy lewat cermin. "Jill sayang mommy. Jangan mengabaikan Jill lagi, mom. Janji?"
Daisy pun membalas tatapan sungguh-sungguh putrinya.
"Jill janji tidak akan nakal. Jill akan menjadi anak baik supaya mommy tetap berada di sisi Jill."
Daisy memejamkan matanya dan memeluk Jillian dari belakang. Membenamkan wajahnya di bahu kecil Jillian. Membiarkan rasa bersalah dan haru melebur menjadi satu.
"Jill anak yang kuat. Terima kasih sudah bertahan hingga sejauh ini, Jill." Gumamnya.
Meskipun tak paham sepenuhnya akan maksud ucapan Daisy, gadis kecil itu tetap tersenyum karena pelukan hangat Daisy saja mampu membuatnya bahagia.
"Jill suka dipeluk mommy." Bisiknya.
Daisy mengeratkan pelukannya. "Mau mommy peluk terus?"
"Mau!!" Jerit Jillian senang seraya mengangguk antusias. Menghadirkan tawa dari Daisy.
"Tapi sepertinya, pelukannya kita tunda dulu. Nanti Daddy mu kelamaan menunggu."
Dengan polosnya, Jillian mengangguk setuju.
"Nah, sekarang ayo ganti baju. Jill ingin memakai baju apa?"
Jillian turun dari kursinya. Berlari kecil ke arah lemari dan membukanya lebar-lebar. "Jill ingin memakai baju biru ini supaya sama dengan warna baju mommy." Gadis kecil itu menunjuk baju birunya penuh semangat.
Daisy tersenyum manis melihat tingkah menggemaskan anaknya. Lantas berjalan mendekat dan mengambil baju yang dimaksud sang putri. Setelahnya, ia pun memakaikan pakaian tersebut ke putrinya.
Jillian tertawa senang dan menari bak kupu-kupu saking senangnya bisa memakai baju couple dengan sang mommy. Tingkahnya sangat lucu dan menghibur Daisy.
Sementara itu, Noah yang menjadi penguntit di dekat pintu kamar Jillian langsung berbalik ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Ia pun ingin memakai baju couple dengan anak dan istrinya.
Pria berusia 27 tahun itu sangat kekanakan. Bahkan lebih kekanakan daripada Jillian.
Noah mematung di depan lemari. Menyadari tingkah kekanakannya. "Jarang-jarang bisa keluar bersama Jillian dan Daisy. Di saat keluar bersama, kami harus menunjukkan betapa kompaknya keluarga ini." Elaknya pada diri sendiri.
"Ya. Aku melakukan ini supaya orang lain tidak curiga dan merasa iri pada keluargaku."
Bersambung...
25/7/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
Roman d'amourCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...