Part 8🔸

51.8K 5.1K 174
                                    

Vote dan komen jgn lupa<3

"Kau pasti bercanda, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau pasti bercanda, sayang." Bart tertawa hambar setelah terdiam cukup lama dan melihat kesungguhan di mata Daisy.

"Tenangkan dulu pikiranmu. Nanti aku akan menemuimu lagi." Berbalik, meninggalkan Daisy begitu saja tanpa sempat dicegah akibat sudah menghilang di dalam keramaian.

Daisy menggigit bibir bawahnya kesal melihat Bart meragukannya di saat ia sudah berusaha menunjukkan kesungguhan niat hatinya. Pria itu selalu semaunya sendiri.

Hal yang paling menyebalkan adalah kemunculan mendadak Bart di sini. Kemunculan Bart menganggu waktunya bersama Jillian.

Daisy tiba-tiba tersentak kaget. Refleks mengalihkan tatapannya ke arah Noah yang sekarang sudah duduk di sampingnya dan menatapnya tajam.

Wanita cantik itu meringis. Tanpa bertanya pun, ia sudah tahu isi pikiran Noah.

Noah menyalahkannya!

"Maaf. Aku tidak menyangka dia akan muncul di sini." Desahnya pelan.

Daisy mengusap puncak kepala Jillian lembut. Merasa bersalah membiarkan Jillian melihat drama rumit dalam hidupnya. Padahal dia sudah berjanji akan selalu membuat Jillian bahagia. Ia benar-benar merasa menjadi sosok ibu yang gagal. Tak ada satu hal benar pun yang bisa dilakukannya untuk Jillian.

Noah mendengus kasar. Lemah melihat ekspresi menyesal Daisy.

Hidup bertahun-tahun bersama Daisy membuat Noah sangat peka akan ekspresi Daisy karena perempuan itu sangat mudah terbaca baginya.

"Uncle tadi siapa, mom?" Celetuk Jillian. Rasa penasarannya menggebu-gebu melihat interaksi Daisy dan Bart.

Daisy memeluk Jillian lembut. "Teman mommy. Kalau Jill bertemu lagi dengannya, Jill harus kabur sejauh mungkin. Uncle tadi bukan orang baik."

Jillian mendongak. "Lalu, apa artinya kita putus, mom?"

Daisy menggaruk pipinya canggung. "Itu artinya putus hubungan pertemanan. Mommy tidak akan menemuinya lagi atau pun menghubunginya lagi."

Jillian mengangguk mengerti.

Gadis kecil itu memeluk Daisy erat. "Mommy jangan pernah mengucapkan kata 'kita putus' ke Jill Karena Jill selalu ingin berada di sisi mommy."

Noah tertawa mendengar perkataan Jillian. Amarah di dadanya sedikit mereda mendengar perkataan lucu putrinya.

Jillian melepaskan pelukannya dari Daisy, duduk di tengah-tengah, dan menoel lengan Noah. "Kenapa Daddy tertawa?" Mengembungkan pipinya kesal.

Noah mencubit pipi Jillian gemas. "Karena Jill sangat lucu. Makanya Daddy tertawa."

"Jill serius, daddy."

"Iya, Daddy tahu."

"Lalu, kenapa Daddy masih tertawa?"

"Karena Jill lucu."

Jill bangkit dari duduknya dan menghentakkan kedua kakinya kesal. "Daddy.." rengeknya.

Daisy tertawa geli melihat tingkah menggemaskan putrinya. Mulai melupakan masalah Bart tadi sepenuhnya. Salahkan saja tingkah menggemaskan Jillian yang membuatnya hanya terfokus pada Jillian.

Wanita cantik itu mengulum senyum melihat Noah masih menggoda Jillian dan membuat putri kecilnya merengek kesal.

"Apakah Jill tahu? Sekarang wajah Jill merah seperti tomat. Sangat lucu." Kikik Noah seraya mencubit pipi chubby Jillian.

Jillian melotot tak terima dan menggigit jari Noah kesal.

"Wah, Jill berani menggigit Daddy? Tidak bisa dibiarkan, Daddy akan menghukummu supaya jera." Noah beranjak dari kursi, mengejar Jillian yang hendak melarikan diri, dan mengangkat tubuh Jillian tinggi-tinggi. "Dapat!! Jill tidak akan pernah bisa kabur dari Daddy haha."

Jillian menutup wajahnya kesal. "Daddy menyebalkan. Selalu bisa menangkap Jill huhu."

Noah tertawa kencang melihat reaksi Jillian.

Alangkah indahnya pemandangan ini. Pemandangan yang pernah disia-siakan Daisy di masa lalu demi keegoisannya

Daisy tertawa sedih. "Sial." Gumamnya pelan.

"Mommy!! Tolong Jill!" Teriak Jillian seraya berlari ke arahnya.

"Jill curang meminta bantuan mommy." Cetus Noah.

Jillian berbalik dan menjulurkan lidahnya ke Noah. "Suka-suka Jill."

Daisy tertawa geli. "Sini. Mommy gendong supaya Daddy tidak bisa menjahilimu lagi."

Jillian berbalik, menatap Daisy berbinar, dan mengangkat kedua tangannya penuh semangat.

Daisy menggelengkan kepala tak berdaya melihat keimutan Daisy. Kemudian, membawa putri kecilnya itu ke dalam gendongannya.

Jillian tersenyum lebar dan menyembunyikan wajahnya di bahu Daisy.

Noah pun ikut tersenyum lebar melihat Daisy menerima Jillian dan memperlakukan Jillian dengan baik.

Hari itu mereka habiskan dengan bersenang-senang. Mencoba menaiki berbagai wahana, membeli banyak makanan, dan mengambil banyak foto keluarga.

Untungnya kedatangan Bart tidak membuat suasana menjadi canggung dan menyedihkan.

Bersambung...

26/7/22

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang