Vote sebelum baca ⭐
"Sejak dulu, aku belum pernah melihat orangtuamu. Dimana mereka?"
Noah mengusap wajahnya gusar. "Hanya itu yang ingin kau tanyakan?" Padahal pria itu sudah deg-degan menunggu pertanyaan Daisy tapi ternyata cuma pertanyaan tak bermutu.
"Iya." Ringis Daisy melihat ekspresi sang suami. "Aku sudah memutuskan untuk menerimamu tapi belakangan ini, aku baru sadar kalau aku belum terlalu mengenal dirimu. Bahkan keluargamu saja, aku tidak kenal. Apa bedanya kita dengan orang asing?" Lirihnya lesu. Dirinya benar-benar payah. Sudah mengulang kehidupan pun, dia tak mengetahui segala sesuatu tentang Noah.
Pria berambut pirang itu menghela nafas pelan. Merasa bersalah membuat Daisy sedih. "Baiklah. Aku akan menceritakan semua tentang diriku padamu di dalam restoran itu. Bagaimana menurutmu?" Diangguki setuju oleh Daisy.
Mereka berdua pun segera pergi ke restoran. Letaknya hanya beberapa langkah dari tempat mereka berada. Di dalam restoran pun, keduanya langsung memesan dan mulai bercerita kala pesanan datang.
"Kedua orangtuaku sudah meninggal sejak kecil. Mereka meninggal di dalam kecelakaan pesawat."
Daisy menutup mulut kaget sedangkan Noah tersenyum kecil melihat raut wajah simpati istrinya. "Untungnya aku mempunyai nenek yang merawatku. Nenek merawatku penuh kasih sayang dan tidak pernah membiarkanku merasa kekurangan apapun. Baik itu kasih sayang maupun materi. Aku sangat bersyukur memiliki nenek seperti dirinya. Berkat dirinya, aku tidak terlalu terpuruk oleh kematian kedua orangtuaku."
"Lalu, dimana nenekmu? Aku belum pernah bertemu sekali pun dengannya." Tanya Daisy hati-hati.
"Nenek meninggal saat aku baru saja lulus kuliah."
Daisy tertunduk pelan. "Maafkan aku." Sesalnya. Merasa tindakannya menggali kehidupan Noah itu salah. Bisa saja nanti Noah kembali bersedih karena pertanyaannya tersebut.
Pria tampan itu tersenyum geli. Kemudian, mengangkat dagu Daisy pelan. "Tidak perlu meminta maaf, Daisy. Aku senang melihat kau ingin tahu tentang kehidupanku."
Tatapannya yang terlihat menenangkan membuat perasaan bersalah Daisy lenyap begitu saja.
"Bukan kah itu berarti kau sudah mulai jatuh cinta padaku?" Goda Noah menaik turunkan alisnya sedangkan Daisy mengendikkan bahu acuh.
"Entahlah. Atau mungkin aku memang sudah jatuh cinta padamu?" Godanya balik.
"Ku rasa belum, tapi tenang saja. Kau akan segera jatuh cinta padaku." Tawa Noah.
"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku?"
Daisy mengetukkan jemarinya ke meja. "Berapa jumlah mantan kekasihmu?"
Noah mencubit pipi istrinya gemas. "Bukan kah aku sudah mengatakan padamu kalau kau cinta pertama dan wanita pertamaku?"
"Yah. Siapa tahu kau punya mantan kekasih saat sekolah. Biasanya kehidupan masa sekolah selalu dihiasi oleh cinta."
"Mungkin kehidupan sekolah orang lain ... iya. Tapi aku berbeda dari orang lain. Kehidupan sekolahku sangat datar dan tidak pernah terlibat dengan perempuan manapun. Aku hanya fokus ke pendidikan ku."
"Ternyata kau anak tipe kutu buku." Kekeh Daisy.
"Kau sendiri bagaimana saat sekolah dulu?"
"Kebalikan dari dirimu. Aku punya banyak pacar meskipun tidak pernah mencintai mereka. Ah tidak, lebih tepatnya teman tapi berasa pacar."
"Playgirl." Komentar Noah.
Daisy mencebikkan bibir kesal. "Huh! Aku bukan playgirl."
"Mengenai Bart, siapa dia bagimu?" Tanyanya lagi.
"Dia cinta pertamaku. Sekaligus pria yang menghancurkan ku hingga akhir. Dia membuat hidupku bagaikan di neraka. Mengenaskan, bukan?"
Noah mengusap dagu heran. Gagal paham maksud ucapan Daisy. "Menghancurkan mu hingga akhir?"
Daisy mengangguk.
"Tapi, kau tidak hancur sama sekali. Kau berhasil kabur dari genggamannya tanpa kekurangan satu hal pun." Cetusnya heran.
"Maksudku, di kehidupan sebelumnya."
"Apa?!"
Daisy menatap Noah sayu. "Mungkin ini terdengar gila, tapi aku benar-benar mengalaminya, Noah. Aku kembali dari masa depan yang mengerikan. Tujuan keberadaanku di sini hanya kebahagiaan Jillian dan mencegah tragedi di masa depan."
Bersambung...
4/9/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...