Part 20🔸

31.8K 3.1K 52
                                    

Vote sebelum baca⭐

Bart menangkup wajah Daisy dengan tatapan sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bart menangkup wajah Daisy dengan tatapan sendu. Tatapan yang mampu meluluhkan hati Daisy sejak dulu.

"Kenapa baru membahas hal itu sekarang, sayang? Bukan kah selama ini kau tidak pernah mempermasalahkannya?"

Daisy menghela nafas gusar.

"Apakah kau dipaksa Noah untuk memutuskan hubungan denganku? Kau diancam olehnya? Katakan lah padaku, sayang. Jujur saja padaku karena aku akan melindungimu apapun yang terjadi." Bart menyatukan dahinya ke dahi Daisy. Menatap lekat mata indah Daisy dari jarak dekat.

Keraguan di mata Daisy semakin membuatnya berasumsi kalau Daisy diancam Noah. "Jujur saja padaku. Aku janji akan melindungimu." Tuturnya lembut.

Daisy mendorong tubuh Bart sekuat tenaga. "Aku tidak diancam. Memangnya pria seperti Noah bisa mengancamku? Kau sendiri tahu bukan kalau aku bukan wanita lemah." Tegasnya. Ia bertekad menyelesaikan semuanya secepat mungkin.

Daisy memasang wajah serius andalannya. "Aku serius saat mengatakan ingin putus denganmu. Aku juga serius ingin mengambil alih perusahaan darimu. Dan aku juga serius ingin hidup bahagia bersama Jillian, putri yang sudah kusia-siakan selama ini. Ku harap kau mengerti dan tidak menyulitkanku lagi."

Bart terdiam seraya menatap Daisy lekat. Meneliti setiap ekspresi yang ditunjukkan wanita cantik itu.

"Jangan mempersulit semua ini, Bart. Pergilah dengan tenang dari hidupku atau pun dari perusahaan. Aku juga akan memberikan imbalan yang setimpal padamu karena sudah membantuku merawat perusahaan semenjak ayahku meninggal. Ku jamin hasil kerjamu selama setahun ini akan terbayar sesuai semestinya."

Bart menggeram kesal dan mencengkram bahu Daisy kuat. "Ini bukan masalah perusahaan Daisy tapi masalah hubungan kita!"

"Aku mencintaimu! Selalu mencintaimu dari dulu!! Aku tidak bisa hidup tanpamu!!" Tekannya.

Daisy menepis tangan Bart kasar. "Kalau kau memang mencintaiku dan tidak bisa hidup tanpaku, kenapa kau meninggalkanku saat aku menghadapi musibah? Kenapa kau meninggalkanku saat aku sedang mengandung Jillian? Bukan kah seharusnya saat itu kau tetap ada di sisiku dan menguatkan ku?!!" Teriaknya marah sehingga Bart tertegun.

"Memangnya saat kau meninggalkanku, kau tidak bisa hidup?!"

Sebenarnya, Daisy tak mau mengungkit luka lamanya tapi sifat keras kepala Bart terpaksa membuatnya mengungkit luka lama tersebut.

"Bukan kah itu sudah berlalu, sayang?  Kenapa kau mengungkitnya sekarang? Jangan mencari alasan lain untuk memutuskan hubungan denganku."

Daisy tertawa sinis. "Aku hanya menjawab perkataan tidak masuk akalmu, bukan bermaksud mengungkitnya."

Bart meraup wajah kasar. "Kau sendiri tahu sayang betapa terkejutnya aku saat itu."

"Tapi, aku jauh lebih terkejut dibandingkan dirimu. Di saat umur 19 tahun, aku malah mengandung anak pria asing yang melecehkanku. Kau pikir hal mudah bagiku mengandung di usiaku yang semuda itu?" Ketus Daisy.

"Bukan kah aku tetap kembali padamu, sayang? Aku kembali padamu setelah berhasil menenangkan diri."

Daisy menudingkan jari telunjuknya saat teringat sesuatu. Kali ini tatapannya terlihat marah dan kecewa karena menyadari point penting dari masa lalu kelamnya.

"Kau kembali padaku saat Ayahku meninggal dunia. Jangan bilang kau kembali padaku karena ingin menguasai harta keluargaku?!"

Daisy menutup wajahnya seraya tertawa miris. "Astaga! Betapa bodohnya aku selama ini. Tidak pernah memikirkan kemungkinan itu. Selalu percaya pada ucapanmu begitu saja tanpa menyelidiki maksud terselubungmu."

Kali ini, hati Daisy benar-benar sudah dihancurkan oleh Bart. Menghanguskan semua cintanya dan menggantikan nya dengan kebencian.

Untung saja Bart membahas perihal kembalinya hubungan mereka di masa lalu sehingga ia bisa mengingat fakta menyakitkan itu.

"Kau salah paham, sayang." Bart memeluk Daisy secara paksa ketika Daisy mendorong tubuhnya.

"Pergi kau! Aku tidak butuh pria sepertimu!!" Teriak Daisy menggema di dalam ruangan.

"Kau salah paham, sayang. Sekali pun aku tidak pernah berniat seperti itu." Sahut Bart berusaha menenangkan Daisy.

Beriringan dengan itu ... Pintu ruangan pun terbuka lebar. Menunjukkan raut wajah murka suami Daisy. "Apa yang kalian lakukan?!"

Bersambung...

7/8/22

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang