Part 26🔸

26.6K 2.8K 140
                                    

Vote sebelum baca⭐

Wanita cantik itu menghela nafas panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik itu menghela nafas panjang. Pikirannya kacau memikirkan semua kemungkinan terburuk. Ia membuang pandangan ke luar jendela, menatap kendaraan yang berlalu lalang.

Kenapa ia tak menyadari ada penghianat sebelumnya?

Menyedihkan sekali. Ia mati tanpa mengetahui ada penghianat di sisinya.

Apa mungkin Bart membakar rumahnya dibantu oleh si penghianat itu?

Semakin dipikirkan, Daisy semakin merasa geram.

Dia tak bisa lagi membiarkan Bart begitu saja. Dia tak bisa memaafkan Bart begitu saja. Ingin membalas dan membuat pria itu menderita karena telah membuatnya menderita di masa lampau atau pun di masa kini.

"Tenanglah, Daisy. Aku sudah menyuruh orang kepercayaanku untuk menangkap Bart." Noah mulai bersuara melihat wajah murka Daisy.

"Bagus. Pria sialan itu memang harus ditangkap secepatnya supaya tidak bisa membahayakan ku dan Jillian lagi." Sahut Daisy tanpa menatap Noah.

Amarah masih membuncah di dadanya. Menghantarkannya pada niat ingin balas dendam secepat mungkin.

Daisy sudah ingat segala penderitaan yang telah Bart berikan padanya dan Daisy ingin membalasnya berkali-kali lipat.

Cinta? Huh! Hal bodoh macam apa itu?!

Hanya satu kalimat tak bermakna saja tapi mampu membuatnya menderita. Sangat sangat menderita.

"Untuk berjaga-jaga, lebih baik kau merahasiakan rumah baru kita dari teman-temanmu, Daisy." Celetuk Noah lagi.

"Aku tahu."

Daisy kian yakin kalau di dunia ini tidak ada yang bisa dipercayai lagi, selain Jillian.

Semua orang bisa saja mencelakainya dan membuatnya menderita. Tanpa terkecuali satu orang pun. Termasuk Noah.

Kepercayaan ternyata begitu rapuh. Tidak memberikan jaminan apapun selain penderitaan.

Kepercayaan menyiksa secara perlahan-lahan hingga hancur berkeping-keping.

Daisy tersenyum miris dengan tangan terkepal erat. Ia pun mengalihkan tatapannya ke arah Jillian.

Putri kecilnya sedang tertidur pulas. Menghadirkan seulas senyuman manis di bibirnya. "Untungnya aku masih memilikimu, Jill. Tidak masalah semua orang mengusikku, asalkan mereka tidak mengusikmu."

"Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun mengusikmu, Daisy." Tutur Noah penuh penekanan. Berharap istrinya sadar bahwa masih ada dirinya yang akan selalu melindungi dalam situasi dan kondisi apapun.

"Aku akan menjagamu dari siapapun itu dan tidak akan pernah membiarkan mereka menyakitimu lagi. Maafkan aku karena telah lalai dalam menjagamu." Imbuhnya.

Daisy tertawa kecil atau lebih tepatnya tawa mengejek. "Hentikan omong kosong mu, Noah. Kau tidak perlu mengatakan apapun karena pada akhirnya, kau pun akan sama seperti mereka."

Noah sontak menghentikan mobilnya. Kemudian, menoleh ke belakang dan menatap Daisy tak percaya. "Hanya karena beberapa orang, kau langsung menyamakan aku dengan mereka?"

Pria itu menggeleng kasihan. "Jadi, itu caramu melindungi diri, Daisy?"

Pertanyaannya membuat Daisy sangat tertohok sehingga wanita itu menyipitkan mata tajam. "Apa urusannya denganmu?!"

Noah memijit keningnya pelan. "Tentu saja ini ada urusannya denganku," Tatapannya tertuju lurus pada Daisy. "Ingat, Daisy! Aku ini suamimu! Aku berbeda dari mereka! Aku akan tetap berdiri di sampingmu sampai kapan pun serta akan melakukan apapun demi keamanan mu." Katanya begitu sungguh-sungguh.

"Bullshit!"

Noah mengusap puncak kepala Daisy lembut seraya tersenyum. "Terserah kau berkata apa karena aku akan membuktikannya padamu. Jadi, untuk sekarang, kau cukup menjadi penonton."

Untuk sejenak, Daisy tertegun mendengar ucapan Noah. Ucapan yang terdengar sangat tulus dan sungguh-sungguh.

"Kau cukup berada di sisiku dan menjadi ibu yang baik bagi Jillian sedangkan sisanya serahkan padaku."

Bersambung...

26/8/22

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang