Alarm di kamar Daisy berbunyi. Membangunkan Daisy. Tanpa bermalas-malasan terlebih dahulu, Daisy langsung beranjak ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Pagi ini ia harus pergi cepat ke kampus karena kelompoknya tampil presentasi. Mereka harus mempersiapkannya sebelum dosen masuk supaya tidak diomelin. Yah, dosennya satu itu cukup menyebalkan.
Setelah bersiap-siap, Daisy pergi ke kamar Jillian. Ingin melihat putri cantiknya sebelum pergi ke kampus.
Daisy membuka pintu kamar secara perlahan supaya tak menganggu tidur Jillian tapi siapa sangka gadis kecil itu sudah terbangun. Bahkan sudah memakai pakaian rapi.
"Mommy!!" Jerit Jillian bahagia melihat kedatangan Daisy dan berlari memeluk kaki Daisy.
"Jill sangat cantik pagi ini. Ingin pergi kemana?"
Jillian mendongak, menatap Daisy berbinar. "Jill ingin pergi ke kantor bersama Daddy."
Daisy ber-oh ria. Pantas saja putrinya sudah rapi sepagi ini.
"Jangan menganggu Daddy bekerja, oke?"
Jill mengangguk penuh semangat. "Mommy tenang saja. Selama ini Jill sudah sering menemani Daddy ke kantor. Jill jamin tidak akan menganggu Daddy bekerja."
Daisy mengerjapkan mata kaget mendengar penuturan anaknya, sebelum akhirnya tersenyum canggung. "Begitu ya."
Payah. Ia tak tahu apapun tentang anaknya sendiri. Entah ibu macam apa dia ini.
Daisy berjongkok, menyamakan tingginya dengan Jillian, dan mengecup kedua belah pipi Jillian lembut. Senyuman manis muncul di bibirnya melihat raut wajah senang Jillian. "Mommy pergi kuliah dulu."
Jillian mengangguk dan mencium pipi Daisy tanpa terduga. "Hati-hati di jalan, mom. Kalau mommy mengalami kesulitan, panggil saja Daddy. Jill dan Daddy pasti akan langsung datang untuk membantu mommy."
Daisy tertawa kecil. "Baiklah. Mommy akan mengingatnya."
Wanita itu berdiri dan mengusap puncak kepala Jillian. "Mommy pergi dulu." Berbalik, meninggalkan Jillian. Hendak membuka pintu tapi tarikan di ujung bajunya membuat Daisy menoleh ke belakang.
Daisy mengerutkan kening heran melihat raut wajah takut-takut Jillian. Gadis kecil itu menunduk seraya menyatukan kedua jari telunjuknya. Menggemaskan. "Kalau mommy ada waktu, mainlah ke kantor Daddy."
Daisy tersenyum. "Oke. Mommy akan ke kantor Daddy tapi sekarang mommy kuliah dulu. Jill jangan lupa sarapan sebelum ke kantor."
Jillian mendongak, menatap Daisy senang seraya mengangguk patuh.
Barulah Daisy bisa keluar dari kamar Jillian. Matanya melotot kaget kala melihat jam tangannya. Ia hampir terlambat.
Daisy berlari kecil. Sempat berpapasan dengan Noah tapi ia tak punya waktu untuk menyapa.
Daisy hanya melewati Noah begitu saja. Meninggalkan Noah yang terdiam membisu akibat diabaikan.
Noah tertawa kecut. "Dasar bodoh! Apa yang kau harapkan sebenarnya?!" Memukul kepalanya pelan. Berharap sadar akan kenyataan.
Helaan nafas kasar keluar dari mulutnya. Lantas meraup wajahnya gusar. "Tidak apa-apa. Yang penting sekarang dia baik dan menyayangi Jillian."
Pria tampan itu berusaha menetralkan raut wajahnya ketika Jillian muncul di hadapannya dan menyapanya ceria. "Pagi, Daddy!"
Ia menunduk, membawa tubuh mungil Jillian ke dalam gendongannya, dan melayangkan kecupan singkat di pipi Jillian. "Pagi juga, princess."
"Daddy mau tahu sesuatu?"
"Apa itu?"
Jillian berbisik di telinga Noah. "Tadi mommy datang ke kamar Jill dan mencium Jill."
Noah berdecak kagum. "Benarkah?"
Jillian mengangguk meyakinkan. "Jill senang karena mommy tidak mengabaikan Jill lagi seperti dulu. Jill berharap mommy selalu sayang ke Jill. Apa yang harus Jill lakukan dad supaya mommy tetap menyayangi Jill?"
Noah berusaha menahan kesedihannya mendengar pertanyaan polos Jillian. Ah, hatinya memang sangat rapuh jika menyangkut Jillian.
Noah mengecup kening Jillian lembut. "Tidak ada yang harus Jill lakukan karena mommy menyayangi Jill dengan tulus."
Jillian mengerjap pelan seraya berusaha mencerna perkataan sang Daddy.
"Jangan pikirkan apa yang Daddy katakan tadi. Lebih baik sekarang kita sarapan dan segera pergi ke kantor." Kekeh Noah melihat ekspresi serius putrinya. Sangat menghibur hatinya yang terluka oleh sikap cuek Daisy.
Bersambung...
27/7/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...