Part 2🔸

69.5K 6.6K 183
                                    

Vote dan komen jgn lupa😚❤️

Daisy sedikit terkejut melihat Noah berdiri di ambang pintu kamar Jillian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daisy sedikit terkejut melihat Noah berdiri di ambang pintu kamar Jillian. Namun, ia buru-buru menguasai rasa terkejutnya.

Wanita cantik itu kembali melanjutkan jalannya. Meninggalkan Jillian yang tertidur pulas setelah didongengkannya.

Noah memperhatikan setiap langkah dan ekspresi Daisy. Tubuh sexy dan wajah cantik Daisy tetap lah sama seperti dulu meskipun telah melahirkan seorang anak perempuan.

Tanpa sadar, Noah menahan nafasnya kala Daisy berdiri tepat dihadapannya. Aroma memabukkan Daisy masih sama seperti dulu. Begitu pun dengan wajah cantik berseri. Selalu berhasil membuatnya jatuh cinta di setiap detiknya.

Mungkin ini akan terdengar bodoh. Noah selalu merasa jatuh cinta pada Daisy di setiap waktu walaupun Daisy selalu membencinya dan enggan menatapnya.

"Ayo bicara sebentar. Ada yang ingin ku katakan padamu." Daisy meninggalkan Noah begitu saja setelah mengucapkan hal tersebut.

Noah mengusap wajahnya gusar. Selalu saja seperti ini. Daisy membuatnya senang dan sedih di saat bersamaan.

Tiga tahun.

Tiga tahun Noah memperjuangkan cintanya pada Daisy namun hati Daisy terlalu beku. Daisy tak pernah tersentuh sedikit pun karena Daisy hanya mencintai satu orang, yaitu Bart.

Menyedihkan memang.

Daisy berbalik. Menatap Noah kesal. "Noah, kau tidak mendengar ucapanku?"

Noah seketika gelagapan melihat wajah kesal Daisy dan bergegas menyusul Daisy. "Aku mendengarmu."

Daisy memutar bola mata malas. "Dasar lelet. Kau membuang waktu berhargaku."

Noah tersenyum getir. Selalu saja seperti ini. Daisy selalu membencinya dan memarahinya.

"Ah, maafkan aku." Tutur Daisy akibat merasa bersalah melihat raut wajah sedih Noah.

'Daisy bodoh! Bukan kah kau sudah bertekad akan membuat Jillian bahagia?!' jerit batinnya.

Ya, Daisy sudah bertekad membuat Jillian bahagia. Termasuk memberikan keluarga lengkap dan hangat.

Jillian pasti akan sangat bahagia kalau memiliki orangtua lengkap. Dimana ia tak bisa memberikan hal tersebut ke Jillian di kehidupan sebelumnya karena keegoisannya.

"Hah? Kau mengatakan apa?" Tanya Noah setelah terdiam cukup lama. Ia masih tak menyangka bisa mendengar perkataan maaf dari mulut istri tercintanya.

Daisy mengerutkan kening heran. "Apa?"

Noah gelagapan. "Lupakan saja."

Pria itu menggigit bibir bawahnya gemas. Ingin sekali rasanya menanyakan lagi tapi takut Daisy marah dan ngamuk padanya.

Daisy berdecak heran melihat tingkah Noah yang sangat terbaca. "Kita bicara di kamarku saja."

Noah mengangguk patuh tanpa bertanya apapun walaupun di matanya tersirat banyak pertanyaan.

Daisy sedikit tersenyum melihat sifat menggemaskan Noah.

Mereka terus berjalan dalam keheningan. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

Daisy membuka pintu kamar dan masuk terlebih dahulu sedangkan Noah berdiri tegap di depan pintu.

Jantung Noah berdebar kencang. Ini adalah pertama kali baginya masuk ke dalam kamar wanita yang dicintainya karena Daisy sangat melarang keras dirinya masuk ke dalam kamar ini.

Wajahnya sedikit memerah saking bahagianya lantaran berpikir Daisy mulai menerimanya sebagai suami.

"Noah! Lagi-lagi kau melamun!" Sentak Daisy mengagetkan.

Noah menyengir canggung melihat sorot kesal di mata Daisy. Kemudian, ia masuk ke dalam kamar dan menutupnya lagi. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Daisy menaikkan kedua kakinya di sofa. "Duduk dulu."

Lagi-lagi Noah menurut dengan patuh.

"Ini tentang Jillian," kata Daisy serius.

"Jillian memangnya kenapa?" Noah pun ikut serius setelah mendengar nama anak kesayangannya disebut.

"Jillian sudah terlalu banyak menderita karenaku."

Noah menaikkan alis heran. "Lalu?"

Daisy tertunduk pelan. "Aku ingin menebus penderitaannya selama ini dengan sebuah kebahagiaan."

Noah menghela nafas berat. "Kau tidak perlu melakukan apapun untuknya karena yang diinginkan Jillian hanyalah berada di sisimu."

Daisy mendongak. "Aku tahu. Tapi, aku ingin membuatnya lebih bahagia."

"Bagaimana caramu akan membuatnya lebih bahagia?"

Daisy tersenyum tipis. "Aku ingin membuatnya merasakan sebuah kehangatan keluarga. Kau paham maksudku, 'kan?"

Noah terhenyak dan menatap Daisy tak percaya.

Bersambung....

24/7/22

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang