Vote & komen jgn lupa😚⭐
Suasana di ruang makan begitu hangat. Semua orang tertawa dan merasakan kebahagiaan.
Tidak ada lagi ruang makan yang dingin dan muram atau pun ruang makan yang dipenuhi rengekan dan tangisan Jillian.
Perubahan Daisy memberikan pengaruh besar dalam rumah. Seolah dirinya lah sumber kebahagiaan sekaligus sumber penderitaan.
Daisy cukup menyayangkan baru menyadari semuanya setelah mengulang kehidupan. Betapa labil dan egoisnya dia dulu.
"Masakan mommy enak." Puji Jillian kesekian kalinya tanpa merasa bosan mengulang kata-kata serupa.
"Jill suka masakan mommy. Sama seperti Jill suka ke mommy."
Daisy menutup mulut anaknya gemas. "Habiskan dulu makananmu, baru berbicara."
Jillian tersenyum manis. Terlihat dari eye smile nya yang begitu mempesona.
"Dengarkan perkataan mommy mu, Jill. Daddy tidak ingin kau tersedak karena terus berbicara sambil makan." Decak Noah ikut gemas melihat kecerewetan Jillian.
Noah tahu Jillian bahagia karena berhasil mendapatkan perhatian Daisy setelah sekian lama.
Pria itu sangat tahu dibandingkan siapapun karena dialah yang menemani pertumbuhan Jillian sejak bayi. Dia tahu bagaimana sikap, sifat, dan semua harapan Jillian.
Untunglah Daisy berubah sehingga ia tak perlu melihat kesedihan anak kesayangannya lagi. Sudah cukup penderitaan Jillian selama tiga tahun ini. Noah tak bisa membayangkannya jika Jillian selalu dilanda kesedihan karena sikap dingin dan kasar Daisy.
"Apakah kau sibuk hari ini?" Tanya Daisy tiba-tiba. Mengagetkan Noah.
"Tidak. Kenapa?"
"Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di taman hiburan?"
Jillian seketika menatap Daisy berbinar. "Woahh! Asik! Jill mau!! Ayo pergi!!"
Noah tertawa melihat semangat Jillian. Lantas mengusap puncak kepala anaknya itu gemas. "Baiklah. Kalau begitu, habiskan dulu makananmu. Kita akan pergi ke sana dan bermain bertiga sepuasnya seperti yang Jill inginkan selama ini."
Daisy terdiam membisu. Perkataan Noah cukup menusuknya.
"Kenapa wajahmu pucat? Kau sakit?" Tanya Noah khawatir kala menyadari raut wajah Daisy.
"Mommy sakit?" Jillian ikut bertanya khawatir. "Mommy sakit karena memangku Jill? Apakah Jill terlalu berat?" Tanyanya sendu.
Daisy tertawa geli. "Kalian ini. Jangan khawatir. Aku tidak apa-apa. Dan, Jill tidak berat sama sekali. Jill malah sangat ringan. Selama ini Jill jarang makan, huh?"
Jillian menggeleng panik. "Bukan, mom. Jill sering makan. Daddy sering membelikan Jill makanan enak setiap pulang kerja."
Daisy mengetuk dagunya pelan. "Mommy jadi iri. Kenapa Daddy tidak pernah membelikan mommy?" Berpura-pura sedih.
Jillian mengedipkan mata polos. "Daddy selalu membelikan makanan untuk mommy juga tapi mommy jarang di rumah."
Untuk kesekian kalinya Daisy tertohok.
Noah segera mengambil alih pembicaraan akibat melihat ekspresi Daisy. "Maklumi saja Jill sayang. Mommy mu kan sibuk kuliah. Ada banyak tugas yang harus dikerjakannya."
Daisy menatap Noah terharu. Entah dari apa hati Noah hingga selalu membelanya di depan putrinya.
"Maaf, Jill. Mulai sekarang mommy akan selalu berada di sisi Jill. Semua tugas kuliah akan mommy kerjakan di rumah." Daisy mengatakannya penuh tekad. Berjanji pada dirinya sendiri akan menepatinya karena ia tak ingin mengecewakan Jillian lagi.
Jillian tersenyum manis. "Janji, mom?"
"Iya, janji."
"Tapi, Jill jangan menganggu mommy saat mommy mengerjakan tugas, oke?" Celetuk Noah.
Jillian mengacungkan jempolnya. "Daddy tenang aja. Jill tidak akan menganggu mommy."
"Anak pintar."
"Ayo lanjutkan makan lagi supaya setelah ini kita bisa bermain sepuasnya di luar." Kekeh Daisy, menghadirkan anggukan antusias dari Jillian.
Noah bertopang dagu seraya tersenyum manis ke arah keduanya. Berharap di dalam hati Daisy tetap lembut dan penuh kasih sayang seperti sekarang ini supaya Jillian bisa terus bahagia.
Noah tak berharap banyak. Noah tak berharap Daisy juga mencintainya, seperti dirinya mencintai wanita itu.
Yang Noah harapkan hanya satu, yaitu kebahagiaan Jillian.
Bersambung...
25/7/22
Makasih loh udah dukung cerita ini. Love banyak" u/ kalian🥺❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...