Vote sebelum baca⭐
Daisy memukul kepalanya gemas karena selalu saja melupakan hal penting yang harus dibicarakan dengan Noah. Apalagi kalau bukan isu pengalihan pemimpin perusahaan. Anehnya, dia selalu saja ingat saat Noah jauh darinya.
Kemarin, lupa mengatakannya karena serangan mendadak sedangkan malamnya, lupa karena ketiduran akibat kekenyangan setengah mati.
Pokoknya hari ini juga dia harus menceritakannya ke Noah! Tidak boleh ditunda lagi atau ia akan terus lupa!
Perusahaan harus segera direbut dari tangan Bart sebelum pria itu membuat kerusuhan dan merugikannya. Kasihan jika perusahaan keluarganya bangkrut begitu saja karena ulah seseorang. Padahal mommy dan Daddy nya sudah bekerja keras untuk mengembangkan perusahaan selama hidup mereka.
Mendadak, Daisy sedikit menyesali pilihannya mengambil jurusan berbeda dari usaha keluarganya.
Andai kata dia mengambil jurusan tentang bisnis, tentu saja ia bisa mengambil alih perusahaan dengan mudah karena memiliki pengetahuan tentang hal tersebut.
Daisy mendesah pelan. "Maafkan keegoisanku dulu, mom, dad." Gumamnya.
Pikiran Daisy melayang ke beberapa tahun silam ... Saat ayahnya masih hidup.
Sang ayah selalu mencintai dan menyayanginya meskipun dia egois dan keras kepala.
Cinta ayahnya adalah cinta tak terbatas. Cinta seorang orangtua kepada anaknya. Cinta yang berusaha dicurahkan sekuat tenaga, guna mengisi kekosongan cinta sang ibu yang meninggal saat melahirkannya. Cinta yang mengharukan. Cinta yang berusaha diberikannya pada Jillian supaya Jillian merasakan kebahagiaan seperti dirinya dulu.
Di dalam ruangan nan sepi itu, Daisy terus merenungi kehidupannya tanpa diganggu oleh siapapun.
Mengenai Jillian, anak perempuan kesayangannya itu mengikuti Noah ke perusahaan.
Keadaan tenang dan damai di dalam ruangan membuat Daisy merasa kembali ke kehidupan awalnya. Dimana dia menjauhi Jillian dan Noah karena sangat membenci keduanya serta menganggap mereka sumber penderitaan terbesar dalam hidupnya.
Daisy menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. "Andaikan Noah tidak dijebak oleh sekretarisnya, pasti semua ini tidak akan terjadi, bukan?"
"Aku pasti akan terus bersama Bart dan meninggal secara tragis. Mungkin saja aku juga tidak akan mengulang waktu dan mati sendirian dalam kesengsaraan."
Baru saja memikirkan tentang Bart, pria itu mendadak muncul di hadapannya.
Daisy mengerutkan kening heran. "Kenapa kau bisa masuk ke sini?"
Seingatnya, di depan pintu ruangannya dijaga ketat oleh bodyguard.
Bukannya menyahut perkataan Daisy, Bart malah memeluk wanita itu erat. "Jangan berusaha mengusirku lagi, sayang. Rasanya aku sudah sangat tersiksa karena tidak bisa melihatmu selama beberapa Minggu ini."
Tubuh wanita cantik itu menegang kaku mendengar perkataan sungguh-sungguh Bart.
"Biarkan aku memelukmu sepuasnya dan setelah itu aku akan memberikan waktu untukmu berpikir lagi."
Daisy mencengkram ujung pakaiannya erat. Hatinya mulai luluh karena jauh di dalam lubuk hati terdalamnya, ia masih mencintai Bart meskipun sudah disakiti. Ah, cinta memang bodoh.
Merasa Daisy luluh padanya, Bart pun melepaskan pelukannya dan menatap Daisy serius.
"Sebenarnya apa salahku sehingga kau memutuskan hubungan kita?"
Daisy terdiam.
Bagaimana mungkin ia menjawab alasannya putus di saat alasan itu sendiri pun belum terbentuk di kehidupan sekarang.
"Katakan padaku, sayang. Aku akan berusaha memperbaiki kesalahanku karena aku sangat sangat mencintaimu. Aku tidak ingin berpisah darimu sampai kapan pun."
Daisy menggigit bibir bawahnya kesal.
Mulut Bart sangat manis hingga ia hampir tertipu lagi.
Jika tidak mengingat apa yang akan terjadi di masa depan kalau tetap menjalin hubungan dengan Bart, sudah pasti ia akan lupa diri lagi.
Daisy menghela nafas kasar. "Kau tidak salah tapi aku lah yang salah. Aku salah menjalin hubungan denganmu karena aku sudah punya suami dan anak. Akan tetapi, sekarang aku sudah sadar. Aku ingin memperbaiki kesalahanku dan melepaskan lelaki sebaik dirimu. Kita tidak bisa seperti ini terus. Kita harus berpisah demi kebaikan bersama."
Bodoh! Daisy bodoh. Tetap saja berkata manis pada orang yang dicintainya meskipun sudah dikhianati dan disakiti. Tapi sekarang, hanya ini lah alasan logis untuk terlepas dari Bart.
Walau sulit menghilangkan perasaannya, Daisy tak akan mundur. Daisy akan terus maju dan mengusir Bart dari kehidupannya.
Mungkin butuh waktu lama menghilangkan perasaannya tapi Daisy tak keberatan selama Jillian hidup bahagia di sisinya karena tujuan utama kehidupan kedua Daisy adalah kebahagiaan putri kecilnya.
Hanya itu lah tujuannya!
Bersambung...
7/8/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...