Part 7🔸

54.1K 5.6K 150
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Baru melepaskan pandangan dari Daisy sejenak, ia sudah disuguhkan pemandangan menyebalkan dan membakar hatinya.

Tanpa pikir panjang, Noah langsung menghampiri Daisy. Mengabaikan permen kapas yang hampir didapatkannya setelah mengantri lama dan diganggu oleh banyak perempuan.

Hatinya benar-benar panas melihat kedekatan keduanya. Selalu saja seperti itu meskipun Noah tahu kalau Bart kekasih Daisy.

Noah kesal dan marah tiap kali melihatnya. Namun sayang, ia tak bisa melakukan apapun. Ia tak berdaya dan hanya mampu menahan sendirian.

Tangan Noah terkepal erat. "Sekarang aku tahu kenapa kau mengajak kami ke sini, Daisy." Gumamnya marah.

"Harusnya sejak awal aku tidak mempercayai perubahanmu. Pasti kau sok berubah demi bisa bersama kekasihmu dan menyakiti kami untuk kesekian kalinya."

Selama ini, Noah selalu berusaha menghibur Jillian di saat hatinya sendiri pun hancur berkeping-keping. Ia tak ingin wajah ceria anaknya lenyap karena ulah Daisy.

Aura Noah kian menggelap melihat tangan Bart menyentuh tangan istrinya. "DAISY!" Panggilnya penuh penekanan.

Daisy menatapnya tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Noah mengepalkan tangannya erat. Menahan emosi. "Kenapa dia ada di sini? Kau menghubunginya?"

Daisy menggeleng dan mengalihkan tatapannya ke Bart. "Ada satu hal yang harus kuluruskan sekarang, Bart."

Noah meraup wajahnya marah. Bahkan di saat seperti ini pun, Daisy mengabaikannya.

Apa arti perubahan yang ditunjukkan Daisy tadi? Harapan semu belaka, kah?

Untuk apa Daisy melakukannya? Apa untuk membuatnya dan Jillian semakin menderita?

Hah! Noah tidak paham jalan pikiran Daisy. Jalan pikiran Daisy terlalu rumit dan kejam.

"Mom..." lirih Jillian sedih, seolah tahu apa yang terjadi.

Noah ingin merampas Jillian dari gendongan Daisy tapi melihat Daisy memeluk Jillian lebih erat, dia pun mengurungkan niat. Kembali tak mengerti akan diri Daisy.

"Apa yang ingin kau luruskan, sayang? Jangan membuatku menunggu dengan cemas begini."

Daisy mengambil nafas dalam-dalam. "Mulai sekarang kita putus!" Hatinya sedikit sakit mengambil keputusan itu mengingat semua perjuangannya selama ini. Tapi, tidak ada yang lebih menyakitkan daripada masa depan jika dia tetap bersama Bart.

Rasa cintanya memang masih tersisa untuk Bart meskipun pria itu telah mengkhianati dan menyakitinya. Ia memang bodoh. Sangat bodoh.

Daisy yakin hanya tinggal menunggu waktu supaya perasaannya pudar sepenuhnya. Namun, entah kapan waktu itu akan datang.

"Aku sudah memiliki keluarga dan aku bahagia dengan kehidupanku sekarang. Maka dari itu, ku harap kau tidak akan mengangguku lagi."

Perjuangannya sejak umur 18 tahun untuk mendapatkan Bart telah berakhir hari ini.

Masih teringat jelas oleh Daisy bagaimana pertemuan pertama mereka. Di dalam perusahaan orangtuanya. Dimana ia langsung jatuh cinta pandang pertama dan ingin memiliki pria yang lebih tua darinya. Selalu datang ke kantor demi bisa modus ke Bart.

Daisy tersenyum melihat sosok pria yang pernah membuatnya tergila-gila. "Terima kasih sudah menjaga perusahaan untukku selama ini tapi mulai sekarang kau tak perlu melakukannya lagi. Suamiku akan mengambil alih perusahaanku."

Bart dan Noah melotot kaget mendengar penuturan Daisy.

"Dan maaf ... Kau dipecat dari perusahaanku karena aku ingin memulai lembar baru sepenuhnya, tanpa bayang-bayang masa lalu."

Bart mundur teratur. Masih kaget mendengar perkataan Daisy. Lebih kaget lagi mendengar dirinya dipecat dari perusahaan.

"Tenang saja. Dengan kemampuanmu, pasti tidak akan sulit bagimu mendapatkan kerja di perusahaan lain."

Daisy tersenyum manis. Sangat manis sekali sehingga membuat Bart semakin terdiam membisu. Begitu pun dengan Noah. Pria itu sama terkejutnya dengan Bart.

Bersambung...

26/7/22

firza532

Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang