Part 14🔸

39.8K 4K 142
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Noah muncul di ambang pintu dan melotot kaget melihat Daisy tertusuk pisau sedangkan Orang yang menusuk Daisy langsung kabur secepat kilat lewat jendela tanpa sempat dicegah.

Pria itu ingin mengejar tapi Daisy lebih penting. Menggertakkan giginya kesal, menahan keinginan mengejar. Kemudian, menelpon dokter untuk segera menangani Daisy.

Dia pun berjalan mendekati Daisy yang masih tertusuk pisau. Tubuhnya bergetar samar melihat istri tercintanya terluka lagi. Rasanya tak sanggup melihat istrinya terluka terus. Padahal luka di tangan dan kening Daisy saja belum sembuh tapi sudah bertambah luka baru.

Noah merasa gagal menjadi suami lantaran tak bisa melindungi Daisy.

"Daddy, mommy terluka lagi." Isak Jillian keras.

Meskipun sangat kesakitan, Daisy berusaha terlihat baik-baik saja dan menunjukkan senyum terbaiknya. "Jangan menangis Jill. Mommy baik-baik saja," kekehnya.

Noah mengepalkan tangan erat melihat tingkah sok kuat Daisy di depan Jillian. Padahal sorot mata wanita itu tak bisa berbohong sedikit pun.

Noah tersentak kaget kala ujung pakaiannya ditarik oleh Jillian. Ia menunduk dan langsung disambut oleh mata sembab putrinya.

"Pisaunya masih menancap di perut mommy. Sekarang Mommy pasti kesakitan. Cepat cabut pisaunya, dad." Pinta Jillian memelas.

Noah mengelus kepala Jillian lembut.  "Kita tunggu dokter dulu, Jill. Daddy takut membuat mommy semakin terluka kalau Daddy mencabut pisaunya," Karena dirinya tak pernah berpengalaman dalam menangani orang tertusuk pisau.

Noah beralih menatap Daisy. Rasa cemas kian melandanya kala melihat wajah pucat istrinya. "Tahanlah sebentar, Daisy. Dokter akan segera datang." Ucapnya menguatkan sedangkan Daisy mengangguk pelan.

"Noah, coba tutup mata Jill!" Titah Daisy.

Walaupun tidak mengerti apa tujuannya, Noah pun tetap melakukan perkataan Daisy.

Pria tampan itu melotot kaget melihat Daisy mencabut pisau di perutnya begitu saja.

"Sebenarnya aku ingin mencabutnya dari tadi tapi Jill terus menatapku." Cengir Daisy melihat keterkejutan Noah.

Noah tak bisa berkata-kata mendengar perkataan santai Daisy. Seakan mencabut pisau dari perut bukan hal besar.

"Tenang saja. Orang tadi masih amatiran. Sepertinya dia baru pertama kali menusuk seseorang sehingga pisaunya tidak mengenai bagian vitalku."

Noah semakin tak bisa berkata-kata mendengar perkataan Daisy. Bertepatan dengan itu, datanglah dokter.

Noah menghela nafas lega dan membawa Jillian sedikit menjauh dari Daisy supaya dokter leluasa menangani Daisy.

Dokter membawa Daisy ke kasur dan menghentikan pendarahan. Sesekali Daisy terlihat meringis saat lukanya diobati.

Noah menjadi tak tega melihatnya. Andaikan saja ia bisa menggantikan rasa sakit yang dirasakan Daisy. Ia rela! Ia rela menggantikan rasa sakit tersebut asalkan Daisy baik-baik.

"Sampai kapan Daddy akan menutup mata Jill?" Tanya Jillian polos.

Noah tertawa kecil. "Daddy lupa," Menjauhkan tangannya dari mata Jillian dan mengecup pipi anaknya sekilas. "Jangan menangis lagi, oke? Mommy pasti tidak akan suka melihat Jill menangis." Bisiknya.

Jillian mengangguk dengan wajah serius. Demi apapun, ia tak ingin Daisy membencinya lagi, sama halnya seperti dulu. Jillian tidak ingin kehilangan sosok ibu penyayang dan perhatian.

"Saya sudah selesai mengobati nyonya, tuan."

Noah mengalihkan tatapannya ke dokter. "Bagaimana luka Daisy? Apakah tusukannya sangat dalam?"

"Untungnya tusukan yang diterima nyonya tidak terlalu dalam, tuan. Luka nyonya pasti akan cepat membaik kalau rutin mengoleskan obat."

Noah mendesah lega mendengarnya.

"Jangan lupa mengganti perbannya secara rutin, tuan."

"Baiklah."

Dokter menunduk hormat dan meninggalkan ruangan. Menyisakan keluarga kecil itu.

"Noah. Kau punya musuh?" Celetuk Daisy.

Noah terdiam.

Daisy mengelus dagunya serius. "Ku rasa, penyerangan hari ini bukan suatu kebetulan. Pasti ada orang yang merencanakan ini padaku dan Jillian. Jika saja kau tidak datang, mungkin sekarang Jillian juga akan menjadi korban sepertiku."

Noah menghela nafas panjang. "Aku tidak tahu tapi sainganku memang sangat banyak. Mungkin saja mereka berniat menyerangmu dan Jillian supaya fokusku terbagi. Namun, kau tenang saja karena mulai sekarang aku akan menyewa bodyguard untuk menjaga keamanan kalian."

Bersambung...

1/8/22

firza532

firza532

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reborn: DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang