Vote dan komen jangan lupa💛
Keadaan di sekitar mendadak mencekam kala melihat Daisy keluar dari mobil dengan berlumuran darah dan berjalan sempoyongan.
Daisy memegang lengannya yang terus mengeluarkan darah. Mendesis pelan seraya terus berusaha menjaga kesadarannya.
Keinginan untuk hidupnya lebih besar dibandingkan rasa sakitnya. Ia tak ingin kehidupan keduanya berakhir sia-sia karena belum bisa membahagiakan Jillian.
Beberapa detik setelah Daisy menjauh dari mobil, terjadilah ledakan besar sehingga membuat kerumunan panik.
Daisy menoleh ke belakang. Sudah ia duga mobilnya akan meledak, makanya dia terus berjuang keluar dari sana meskipun sekujur tubuhnya terasa sakit.
Wanita cantik itu mendadak ambruk lantaran tak kuasa menahan rasa sakit lagi. Untungnya ada seseorang yang menahan Daisy hingga Daisy berakhir jatuh ke dalam pelukan orang tersebut. "Bertahanlah sebentar lagi, nona. Bantuan akan segera datang."
Daisy memejamkan mata karena sangat lelah dan tak kuasa menahan rasa sakit lagi. Ia ingin beristirahat, walau pun sebentar saja.
****
Saat terbangun, Daisy sudah berada di rumah sakit dengan tangan digips dan kepala diperban.
Daisy menghela nafas lega karena masih hidup. Yah, meskipun sekarang lukanya terasa sangat nyeri. Terutama di bagian tangan.
Wanita cantik itu mengedarkan pandangan ke seluruh arah dan tidak melihat siapapun. "Untunglah Noah dan Jillian tidak tahu kalau aku kecelakaan. Mereka pasti akan sangat khawatir melihat kondisiku begini."
Baru saja mengatakan hal tersebut, pintu kamar ruang inapnya mendadak terbuka. Menunjukkan Noah dan Jillian yang menatapnya khawatir.
Daisy mendesah di dalam hati. Baru saja senang tapi kesenangannya malah lenyap dalam sekejap mata.
"Aku baik-baik saja." Tutur Daisy meyakinkan mereka bahwa dirinya baik-baik saja. Ia tak tega melihat wajah khawatir berlebihan mereka.
"Lihatlah, keadaanku baik-baik saja. Tak ada yang perlu dicemaskan." Daisy berdiri dan berputar, membuktikan perkataannya, namun Noah malah memegang bahunya dan menghentikannya secara paksa.
"Cukup, Daisy. Jangan bergerak lagi. Kau itu sedang terluka." Omel Noah seraya memaksa Daisy duduk di kasur.
Daisy tertawa geli dan menepuk lengan Noah gemas. "Aku baik-baik saja. Kenapa kau berlebihan sekali?"
Noah menghela nafas panjang melihat Daisy sok kuat di hadapannya.
"Tidurlah. Jangan membuat lukamu semakin parah." Noah membantu Daisy rebahan di kasur atau lebih tepatnya memaksa.
Daisy terpaksa menurut karena sedang ditonton oleh Jillian. Ia tak ingin menjadi sosok pembangkang dan memberikan contoh buruk pada putrinya.
"Parah apanya? Luka segini tidak ada artinya bagiku." Cetus Daisy sembari mengelus lengannya yang digips.
"Mau ku pukul dulu tanganmu, Daisy?" Tanya Noah tersenyum manis.
Senyuman yang tampak menyebalkan di mata Daisy. "Coba saja kalau berani." Tantangnya.
"Jangan pukul tangan mommy." Sentak Jillian setelah terdiam sekian lama mengamati keadaan Daisy.
"Nanti mommy semakin kesakitan." Lirih Jillian menahan tangis.
Noah menelan saliva kasar. Lupa Jillian ada di sana karena terlampau kesal melihat tingkah sok kuat Daisy.
Noah Berjongkok, menyamakan tingginya dengan Jillian, dan tersenyum lembut. "Daddy bercanda, Jill. Mana mungkin Daddy memukul tangan mommy mu yang terluka."
"Benarkah?" Selidik Jillian.
"Iya, sayang. Memangnya kapan Daddy pernah berbohong padamu?"
Daisy tertawa kecil melihat interaksi keduanya. "Kemarilah, Jill. Mommy ingin memelukmu."
Jillian menurut. Mendekati Daisy.
"Ayo peluk mommy, Jill." Daisy merentangkan tangan kirinya tapi Jillian menggeleng kuat.
"Jill tidak ingin memeluk mommy?" Tanya Daisy pura-pura sedih.
"Mommy sedang terluka. Jill tidak ingin membuat mommy semakin terluka." Jawabnya polos namun menghangatkan hati kecil Daisy.
Tidak sia-sia ia berjuang kabur dari maut karena memiliki malaikat kecil nan menggemaskan.
"Jill saja tahu kau sedang terluka. Jadi, berhentilah bersikap seakan baik-baik saja," ujar Noah menohok Daisy.
Wanita cantik itu mengerucutkan bibir kesal.
"Mommy istirahat saja karena mulai sekarang, Jill yang akan merawat mommy sampai sembuh," kata Jillian sembari mengenggam jemari Daisy sehingga membuat wanita itu tersenyum bahagia.
"Baiklah. Kalau begitu mommy percayakan ke Jill untuk merawat mommy sampai sembuh." Kekeh Daisy.
Jillian tersenyum manis dan menjerit kegirangan karena niatnya disambut baik oleh Daisy sedangkan Noah diam-diam tersenyum senang melihat interaksi Jillian dan Daisy.
Bersambung...
30/7/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...