Jangan lupa vote dan komen❤️
Mereka membaur di dalam kerumunan orang banyak. Ikut mengantri naik berbagai wahana permainan. Mencoba semuanya satu persatu. Menebus waktu bermain yang terlewatkan selama ini.
Canda tawa selalu menghiasi wajah mereka, membuktikan betapa bahagianya mereka.
Berjalan bertiga dan bergandengan tangan dengan posisi Jillian di tengah. Sungguh terlihat seperti keluarga bahagia, membuat beberapa pasang mata menatap iri.
Keberadaan ketiganya terlalu mencolok di dalam keramaian meskipun memakai outfit sederhana. Mungkin karena paras rupawan mereka lah yang membuat mereka terlihat mencolok.
"Dad, Jill ingin membeli itu." Tunjuk Jillian ke arah permen kapas yang menarik perhatiannya.
Noah mengangguk mengerti, menyejajarkan tingginya, mengelus puncak kepala Jillian pelan, dan mengecup pipi putrinya singkat. "Baiklah. Daddy akan membelikannya untukmu. Jill tunggu Daddy di sana bersama mommy, oke?" Menunjuk sebuah bangku kosong.
Jillian mengangguk patuh. "Oke, Daddy."
Noah mengecup pipi Jillian lagi sebelum berdiri. "Kau juga ingin kubelikan?" Tanyanya ke Daisy.
Yang ditanyai sedikit tersentak. Kemudian mengibaskan tangannya seraya tertawa canggung. "Aku bukan anak kecil. Jadi, tidak perlu dibelikan."
Noah tersenyum geli melihat Daisy salah tingkah. Sangat menggemaskan, seperti Jillian.
"Aku akan segera kembali. Teriakkan saja namaku kalau ada yang menganggu kalian." Pesannya.
Daisy mengiyakan saja supaya cepat. Padahal ia sendiri pun bisa melindungi Jillian.
Jangan salah, Daisy dulu pernah belajar belajar bela diri dan mampu mengalahkan banyak orang dalam waktu bersamaan.
Daisy mati-matian belajar bela diri karena ingin melindungi dirinya dan Bart.
Banyak orang yang ingin menjatuhkan mereka demi harta peninggalan orangtua Daisy yang tak terhitung jumlahnya.
Ya, Daisy anak orang kaya tapi ia tak mampu mengolah semua kekayaan orangtuanya hingga ia mempercayakan kekayaannya pada Bart.
Akan tetapi, siapa sangka Bart malah mengkhianatinya, merampas miliknya, dan pergi bersama wanita lain.
Tak hanya itu, Bart juga membakar rumah Daisy dengan kejam. Dan ... Kebakaran tersebut berhasil merenggut nyawanya dan nyawa putrinya.
Daisy sangat menyesali kebodohannya waktu itu.
"Mommy kenapa melamun? Mommy lelah?"
Daisy kembali tersadar kala Jillian menggoyangkan tangannya pelan.
"Jill akan menghampiri Daddy sekarang supaya kita bisa pulang. Jill tidak ingin mommy jatuh sakit karena kelelahan." Jillian sangat perhatian, menghangatkan hati dingin Daisy.
Wanita cantik itu berjongkok dan memeluk Jillian erat. "Jangan khawatir, Jill. Mommy baik-baik saja."
"Mommy yakin baik-baik saja?" Cicit Jillian.
"Iya, Jill. Mommy yakin."
Daisy menggendong Jillian dan berdiri. "Jill tidak perlu mengkhawatirkan mommy karena yang perlu Jill khawatirkan sekarang adalah Daddy."
Jillian mengerutkan kening heran. "Daddy? Memangnya Daddy kenapa, mom?"
Daisy menunjuk Noah yang dikelilingi oleh sekelompok perempuan. "Lihatlah. Daddy mu berusaha direbut oleh orang lain."
Jillian mengembungkan pipi kesal. "Daddy hanya boleh menjadi milik Jill dan mommy! Tidak boleh direbut orang lain."
Daisy tertawa melihat sifat posesif putrinya.
"DADDY, I LOVE YOU!" Teriak Jillian mengagetkan Daisy. Gadis kecil itu membentuk love di atas kepalanya seraya tersenyum manis.
"I LOVE YOU TOO, HONEY." Balas Noah memberikan love balik tanpa mempedulikan reaksi orang lain.
Sementara itu, Daisy menutup wajahnya malu karena menurutnya tingkah anak dan suaminya sangat menggelikan.
Mungkin karena baru berusaha mengerti dan berbaur, makanya Daisy belum terbiasa melihat tingkah absurd keduanya.
"Wajah mommy merah. Mommy sakit?" Tanya Jillian lugu kala menyadari ekspresi malu Daisy.
Wanita cantik itu menghela nafas pasrah sembari berjalan menghampiri bangku kosong dan duduk di sana. "Jangan berteriak lagi di dekat orang banyak. Mommy malu."
Wajah Jillian langsung muram mendengarnya sehingga membuat Daisy merasa bersalah. "Ah, ma--"
Ucapan Daisy dipotong begitu saja oleh seseorang. "Sayang! Akhirnya aku menemukanmu. Kenapa nomormu tidak bisa dihubungi? Kau masih marah karena aku membatalkan janji kencan kita secara sepihak?"
"Ja--"
"Maafkan aku, sayang. Aku benar-benar tidak bisa menepati janji karena ada meeting penting dengan client. Mengertilah, sayang. Aku melakukan ini untuk masa depan kita juga." Serobot Bart lagi.
"Uncle siapa? Kenapa memanggil mommy sayang?"
"DAISY!"
Kacau! Semuanya menjadi kacau karena kedatangan tak diundang Bart, kekasihnya!
Bersambung...
25-7-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...