Vote sebelum baca ⭐
"Mommy!"
Tak ada hal yang lebih membahagiakan daripada disambut oleh putri kesayangannya setelah kembali dari dunia luar.
Otaknya yang pusing karena Ujian Akhir Semester menghilang seketika. Begitu pun dengan moodnya. Membaik seketika.
Begitu besar pengaruh Jillian padanya. Jillian bagaikan embun penyejuk, menenangkan hatinya. Jillian bagaikan rumah, tempatnya berpulang dari kejamnya dunia luar.
Wanita cantik itu menunduk, membawa Jillian ke dalam gendongannya, dan mencium pipi anaknya singkat. "Putri mommy terlihat sangat bersemangat. Apakah ada hal yang menyenangkan terjadi saat mommy pergi?"
Bibir mungil Jillian membentuk senyuman manis disertai eye smile, membuat jantung Daisy berdebar seketika.
Rasanya Daisy sungguh tak kuat menghadapi serangan imut dari putrinya.
"Jill senang karena mommy sudah pulang. Jadi, Jill bisa main sepuasnya bersama mommy." Seru Jillian bersemangat seraya memeluk leher Daisy manja.
Pertahanan diri Daisy terasa dicabik-cabik saat itu juga kala mendengar perkataan manis anaknya. Ia pun mencium pipi Jillian bertubi-tubi akibat terlampau gemas sehingga membuat Jillian terkikik geli.
"Tenang saja. Mulai hari ini sampai beberapa Minggu ke depan, kita akan menghabiskan waktu bersama tanpa terpisah sedetik pun."
Liburan semester telah menyapa, makanya Daisy bisa berkata penuh percaya diri pada sang anak.
Akan tetapi, reaksi terdiam Jillian membuatnya tercenung. Jillian bukan seperti orang senang, tapi seperti orang yang gelisah.
"Putri cantik mommy kenapa?" Tanya Daisy pada akhirnya lantaran tak bisa menahan rasa penasarannya.
"Jill tidak kenapa-napa, mom. Jill hanya memikirkan betapa menyenangkannya bisa bersama mommy tanpa terpisah sedetik pun. Jill sangat ingin melakukannya mulai dari sekarang. Jill ingin menikmati setiap moment kebersamaan dengan mommy supaya tidak ada penyesalan dalam diri Jill." Ringis gadis kecil itu dan menggaruk pipi canggung.
Daisy sontak mencium pipi Jillian karena terlampau gemas mendengar jawaban anaknya. "Aduh! Putrinya siapa sih ini? Kenapa menggemaskan sekali?!"
Jillian menyengir lebar. "Putrinya Mommy Daisy dong!"
"Hanya Mommy Daisy saja? Daddy tidak?"
Perhatian kedua perempuan itu teralihkan ke asal suara yang terdengar merajuk.
"Sejak kapan kau di sana?" Kaget Daisy sedangkan Jillian tersenyum lebar sambil bertepuk tangan senang.
"Yeyy!! Daddy pulang cepat lagi!!"
Reaksi yang berbeda tapi Noah tetap senang. Tanpa menjawab, ia pun mendekati istri dan anaknya. Lalu, memeluk keduanya dengan hangat. "Daddy merindukan kalian." Bisiknya sembari mencium mereka bergantian.
Sikap hangatnya mampu membuat kedua perempuan itu tersenyum bahagia.
"Jill juga merindukan Daddy." Gadis kecil itu pun memeluk Noah manja.
"Bagaimana denganmu Daisy? Kau tidak merindukanku?" Kekeh Noah.
"Tidak." Sahut Daisy cuek.
"Ah, kau melukai hati kecilku ini." Lirih Noah sok tersakiti.
Daisy tertawa kecil. "Aku memang tidak merindukanmu, tapi aku sangat-sangat merindukanmu."
Wajah Noah merah padam dalam sekejap mata.
Walaupun ia tahu itu gurauan semata, Noah tetap merasa melayang dan baper mendengarnya.
"Wajah Daddy merah. Daddy demam?" Tanya Jillian panik sedangkan Daisy tersenyum gemas. Tahu kalau Noah salting. Buktinya saja, pria itu langsung berniat melarikan diri dari sana.
"Daddy kepanasan dan ingin mandi dulu. Nanti Daddy bergabung lagi bersama Jillian dan Mommy, oke?"
Jillian mengangguk polos. "Cepatlah kembali, dad."
"Baiklah, princess kesayangan daddy."
Noah memberikan kecupan singkat di kening Jillian sebelum pergi.
Pemandangan manis itu membuat hati Daisy menghangat.
Timbul keinginan yang begitu besar di dalam dirinya, yaitu ingin melihat kondisi keluarganya selalu harmonis seperti sekarang. Saling menyayangi, mencintai, dan memprioritaskan satu sama lain.
'aku pasti bisa mewujudkannya! Aku pasti bisa hidup bahagia dengan Jillian dan Noah!' batin Daisy percaya diri karena masalah terbesar dari keluarganya adalah dia sendiri.
Dia lah yang membuat kondisi keluarganya menjadi kaku dan tegang di masa lalu. Dia juga lah yang membuat kondisi keluarganya menjadi menyedihkan.
Jadi, di masa ini, dia pasti bisa mewujudkan keluarga harmonis dan dipenuhi kebahagiaan karena dirinya telah berubah.
Namun ... Daisy lupa.
Daisy lupa kalau takdir berada di tangan Tuhan.
Daisy lupa kalau manusia hanya bisa merencanakan sedangkan tuhan lah yang menentukan pada akhirnya.
Bersambung.
9/10/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn: Daisy
RomanceCinta pertama membutakan mata dan hati Daisy. Menghantarkannya pada jurang penderitaan dan penyesalan. Berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan fatalnya. Hingga keajaiban pun menghampirinya. Ia benar-benar kembali ke masa lalu. L...