Aku membuka mataku ini perlahan, saat kudengar suara air mengalir di telingaku. Rasanya tubuh ini terasa berat dan kaku, sedikit nyeri kurasakan di bagian tubuhku yang sensitif.
Saat sepenuhnya aku sadar, aku mulai membuka mata ini dengan sempurna dan aku menyadari kini aku terbaring disebuah kamar mewah yang terasa asing dengan balutan selimut tebal yang menutupi polos tubuhku.
Kepingan ingatan berhasil kukumpulkan satu persatu namun sebelum aku menyadari sepenuhnya sebuah pintu kamar mandi di buka membuyarkan lamunanku.
"Jungkook?!"
"Kau sudah bangun?" Tanyanya dengan mengangkat sedikit sudut bibirnya, kulihat ia hanya mengenakan handuk sebatas pinggang dengan rambut hitamnya yang masih basah kena air.
"Kau bajingan sialan!!!" Seruku memaki.
"Apa yang kau lakukan padaku semalam hah?!!" Tanyaku marah dengan tatapan berapi-api.
Dengan cuek, Jungkook hanya menyunggingkan senyum dinginnya padaku.
"Lihatlah sendiri dirimu sekarang, kau akan tahu apa yang kulakukan padamu semalam," sahutnya tenang, ia mendekatkan wajahnya padaku dan kemudian turun perlahan diseluruh tubuhku yang tertutup selimut.
Kutatap Jungkook dengan bola mata membulat sempurna, susah payah aku menahan emosiku sendiri hingga tubuh ini terasa menegang dan gemetar tak terkendali.
Plakkkkkkk!!!!
Tamparan keras berhasil mendarat di pipi pria yang mengerikan di depanku sekarang.
Namun seperti tak merasa sakit bahkan bersalah, pria itu justru menyeringai licik padaku, ia mengelus pipinya yang kutampar dengan santai.
"Aku anggap ini hadiah darimu, Jung Lalisa. Aku akan mengingatnya, namun tamparan ini bukanlah apa-apa bagiku karena aku sekarang jauh lebih memberikan tamparan keras padamu saat ini," ucapnya dengan seringai jahat.
"Kau memang manusia brengsek, Jungkook!! Kau menjebakku dengan melalui adikku!! Kau adalah pria paling pengecut yang pernah kukenal!!!" Aku berseru lepas kendali.
"Ini adalah awal dari hukuman yang akan aku lakukan padamu! Rasa sakit yang kau torehkan padaku jauh lebih besar dari ini!!" Sahut Jungkook seraya menyentuh kasar rahangku.
Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku kini yang terasa kering. Dadaku bergejolak hebat menahan emosi dan tangis yang ingin keluar.
"Kau milikku, Jung Lalisa dan selamanya milikku. Akan kuberikan kau hukuman atas cinta dan luka yang dulu kau berikan padaku selama ini, karena itu mulai sekarang kau adalah budakku, kau harus ingat itu baik-baik!!" Serunya lantang, dapat kurasakan kemarahan dan dendam ditatapannya padaku.
Tak ada yang bisa ku lakukan selain hanya memejam kedua mata ini, berusaha menepis bayangan bengis yang pria ini lakukan semalam padaku.
Hingga saat itu aku merasakan Jungkook mencium bibirku dengan kasar dan brutal seakan ia ingin memberikan hukuman atas dosa yang aku lakukan padanya di masa lalu.
Ciumannya panas dan mendominasi, seakan setiap inci dari tubuhku ini adalah miliknya dan sepenuhnya ada dalam bawah kendalinya.
Aku tak kuasa lagi untuk menolak bahkan berontak karena semua tenagaku terasa sudah habis terkuras karena pergulatan semalam. Kini aku hanya menatap pasrah pada apa yang Jungkook lakukan padaku dan tubuh ini. Karena memang benar, kini aku adalah budaknya. Budak dari cinta yang dulu pernah aku berikan padanya di masa lalu.
Dan kini aku hanya bisa menerima perlakuannya yang sewenang-wenang padaku sebagai hukumannya.
Hingga saat tubuhnya menyatu dengan tubuhku seperti tak ada cinta yang ada dalam dirinya lagi melainkan hanya nafsu dan rasa benci. Sentuhan sayang yang dulu pernah ia berikan berubah menjadi gairah karena sebuah obsesi.
"Aarrgggttt...!!!" Aku menjerit sakit saat penyatuan itu terjadi dengan kasar dan tanpa ampun.
"Hen.. ti... kan, Jungkook... aahgh!! A-ku.. mo-hon!!!" Pekikku memohon namun sepertinya jungkook tak peduli dengan rintihan dan jeritanku karena kini ia hanya ingin menuntaskan segala obsesi dan hasratnya yang tak terkendali dalam dirinya karena rasa benci.
Kutahan rasa sakit ini di seluruh tubuh dan hatiku dengan penuh air mata. Saat semua itu selesai begitu saja, tubuhku terasa semakin lemah dan tanpa tenaga.
Aku menatap kosong langit-langit kamar dengan derai air mata yang seakan tak habis ingin keluar.
"Haruskah... Jungkook, haruskah...??" Lirihku pilu.
Kini pria yang dulu pernah merenggut kesucianku itu, terbaring disisi ranjang di sebelahku, berusaha mengatur nafas dan memeluk erat tubuhku.
"Aku mencintaimu, Jung Lalisa dengan segenap jiwa dan ragaku namun kau sendiri yang membuat cinta ini menjadi benci. Jadi salahkan pada takdir karena membuat kita seperti ini!!" Jungkook berucap lirih di telingaku.
"Eunha, kau adalah calon suaminya, apakah yang akan dia rasakan jika tahu kenyataan aku sebagai kakaknya telah mengkhianatinya?" Lirihku pilu, hingga memejamkan kedua mata ini erat-erat.
"Itu adalah sebuah hukuman untukmu karena kau telah mengkhianatiku, luka yang kau buat selama 6 tahun telah banyak meninggalkan goresan dalam, sejak kepergianmu dan kini kau harus membayar semuannya dengan tubuhmu," Jungkook mengucapkan kalimat itu dengan tanpa ekspresi, kini tak ada ucapan keluar dari mulut kami masing-masing.
Semua sudah habis, tenaga dan emosiku sudah habis terkuras sejak semalam. Kini yang bisa kulakukan hanya diam dan pasrah pada apa yang Jungkook lakukan.
Karena mulai besok pria ini menjadi suami dari adikku sendiri. Bagian dari keluarga Jung yang dulu dan sekarang ia benci.
Dan penderitaanku, dimulai dari sekarang.
*****
Jangan lupa vote dan komen ya semoga suka...
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...