Menghindar

1.6K 114 0
                                    

"Namaku Haruto." Jawab anak kecil itu cukup lantang.

"Nama yang manis sekali, ayo tunjukkan pada bibi dimana Ibumu, Haruto?" Perintah Eunha seraya menggandeng Haruto berjalan dan Jungkook pun mengikuti mereka dari belakang.

Dalam hati ia penasaran bagaimana rupa sang ibu dari anak yang terserat ini? Kenapa anak ini begitu mirip dengan dirinya saat ia masih kecil dulu, hampir tak bisa dibedakan. Sedangkan sang ayah, anak kecil itu mengatakan hanya punya seorang ibu. Sungguh malang.

"Haruto! Astaga sayang, paman sejak tadi mencarimu!" Seorang pria berambut pirang berlari kecil menghampiri Haruto yang digandeng Eunha.

"Paman Yoongi!" Panggil Haruto senang.

"Aku tadi berlari karena mengejar bola ini! Lihatlah paman aku sudah menangkapnya, hebat kan?!" Seru Haruto girang.

"Terima kasih ya, karena berkat kalian Haruto tidak apa-apa." Ucap Yoongi berterima kasih pada Eunha dan Jungkook yang sejak tadi berdiri di belakang Haruto.

"Lain kali kau harus hati-hati, bisa bahaya anak kecil seperti ini berkeliaran tanpa pengawasan orang dewasa di tempat asing." Tegur Jungkook dengan gayanya yang berwibawa.

"Sudah Kook, kau jangan begitu. Yang penting kan Haruto baik-baik saja sekarang." Sahut Eunha seraya membungkuk mengelus lembut pipi Haruto yang putih bersemu merah itu.

"Maafkan saya, tadi saya lengah sebentar dan Haruto lepas dari pengawasan kami." Ucap Yoongi menyesal.

"Haruto!!! Astaga syukurlah kau baik-baik saja, sayang!" Pekik Jennie tiba-tiba seraya berlari menghampiri Haruto.

"Kami sangat mencemaskanmu, nak! Ini karena kau sangat ceroboh Yoon! kalau saja kau tak sibuk dengan teleponmu Haruto tak lepas dari pengawasanmu tadi!" Tegur Jennie kesal pada sang tunangan yang hanya menatap bingung dengan wajah kesalnya.

"Maafkan aku, honey. Aku tidak sengaja tadi." Ucap Yoongi seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf, kalian berdua bukan orang tua dari Haruto?" Tanya Eunha bertanya ingin tahu.

"Oh, bukan. Kebetulan kami adalah paman dan bibinya yang menjaga Haruto bermain tadi. Kalian berdua yang menemukan Haruto dan mengantarkannya ya? Terima kasih atas pertolongannya, maaf sekali telah membuat repot kalian berdua." Ucap Jennie tulus.

"Sama-sama, tidak masalah. Kami juga senang bisa menolong dan bertemu anak semanis Haruto ini." Sahut Eunha dengan senyumnya yang anggun.

"Baiklah kalau begitu kami permisi dulu ya, Haruto jaga dirimu baik-baik ya sayang, semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi." Ucap Eunha mengucapkan kalimat perpisahan kemudian berbalik pergi dengan menggandeng tangan Jungkook.

"Baik, sekali lagi terima kasih banyak." Sahut Jennie dan Yoongi bersamaan seraya menatap kepergian kedua pasangan menawan itu dengan mata seakan tak berkedip.

"Astaga, mereka berdua bagai pasangan cantik dan tampan di abad ini, sungguh serasi." Komentar Jennie lirih.

"Kurasa mereka orang kaya, lihatlah penampilannya mereka ber merk semua." Celetuk Yoongi.

"Ini semua gara-gara kau yang ceroboh ini, dasar!! Kalau saja Haruto tak ditemukan oleh pasangan itu kita mau bagaimana?! Bisa-bisa aku sudah tak punya muka lagi di depan Lisa!" Protes Jennie kesal seraya memukul lirih jidat Yoongi dengan kepalan tangannya.

"Aouwww!! Honey, aku kan sudah minta maaf tadi!!" Pekik Yoongi dengan ekspresi bodohnya yang bagi Jennie itu sangat menyebalkan sekaligus menggemaskan.

....

....

"Sungguh di sayangkan ya kita tidak bisa bertemu dengan ibu dari Haruto tadi. Padahal aku ingin bertemu dan berkenalan dengannya, karena ia bisa melahirkan anak semanis dan setampan Haruto tadi!" Ucap Eunha antusias.

"Sepertinya kau antusias sekali dengan anak itu tadi." Ujar Jungkook.

"Tentu saja, Kook. Kau kan tahu aku sangat suka anak kecil apalagi anak setampan Haruto, dia kan mirip sekali denganmu!" Eunha menyahut penuh semangat.

"Entah kenapa aku melihat Haruto seperti melihatmu di masa kecil, lucu sekali! Aahh,,, seandainya kita sudah mempunyai seorang anak pasti anak kita akan cantik dan setampan Haruto tadi." Tutur Eunha dengan tatapan teduhnya dan Jungkook hanya diam tak menanggapi ucapan istrinya itu.

Entahlah sejak tadi ia tak banyak bicara, karena merasa kosong. Dan kedatangan anak kecil yang bernama Haruto itu membuat pikirannya sedikit teralihkan.

©©©©

Aku bagai orang bodoh dan linglung selama beberapa saat. Hampir saja, kalau saja tadi aku lengah sedikit saja semua akan terungkap! Aku berterima kasih pada Tuhan karena masih ada di pihakku sekarang, bagaimana tidak? Baru saja tadi aku melihat dengan kedua mataku ini, Jungkook dan Eunha bersama dengan putraku Haruto!

Aku yang langsung menyadari hal itu langsung saja menghindar tanpa berpikir apapun selain pergi dan menjauh dari pandangan mereka tadi.

Walaupun hati ini merasa lega karena keberadaanku tadi tak terlihat oleh mereka tapi entah kenapa jauh dalam diriku merasa sesak saat melihat kebersamaan Jungkook dan Eunha.

Entah mengapa, aku merasa mereka terlalu sempurna untuk dipisahkan hingga aku merasa sesak jika harus ada di tengah-tengah hubungan mereka berdua.

Aku tak mau seperti ini, tapi semua perasaan ini tak bisa kuhindari. Aku hanyalah wanita biasa, yang masih punya perasaan. Namun dengan logikaku yang masih ada aku berusaha berpikir logis kalau aku memang seharusnya tak ada diantara hubungan mereka berdua.

Jungkook dan Eunha. Mereka berdua adalah hidupku, aku tak bisa memilih salah satu diantara mereka. Karena lebih baik aku mengalah bukan? Walaupun hati ini terasa sangat sakit tapi dengan keyakinan yang ku miliki aku bisa menghadapi semuanya dengan baik, hingga sampai saat ini. Itulah keyakinanku selama ini.

****

Biarkan Aku Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang