Pengakuan

1.5K 123 3
                                    

Saat aku membuka mata ini, saat itu yang pertama kali kulihat adalah Jeon Jungkook yang ada di sampingku. Ia duduk dengan kepala terbaring di sisi ranjang yang aku tiduri.

Seperti deja-vu rasanya. Kenapa harus seperti ini lagi? Berakhir di rumah sakit dan terjebak bersama dengan pria yang paling ku hindari selama beberapa tahun ini.

Terakhir yang kuingat adalah aku berada di kantorku, hendak bersiap pulang dengan Mr. Kim. atasanku sendiri.

Aku mengutuk diriku sendiri karena merasa lemah dan tak berdaya. Susah payah aku berusaha menahannya agar terlihat kuat di mata orang lain namun aku tetap tak bisa membohongi jiwa dan ragaku sendiri. Kalau aku tetaplah seorang wanita biasa dengan segala keterbatasan yang ada.

"Kau sudah sadar, Lis?" Jungkook bertanya saat ia baru bangun dari tidurnya dan melihatku sudah berbaring setengah badan diranjang pasien rawat inap.

"Kenapa kau bisa disini bersamaku, Jungkook?" Tanyaku ketus.

"Kau pingsan sayang, aku yang membawamu ke rumah sakit semalam." jawabnya lirih dengan kedua matanya yang kini menatapku teduh.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, kau sudah baikkan kan?" Tanya Jungkook kemudian seraya menyentuh lembut jemari tanganku, segera saja aku menepisnya menghindar dari sentuhan tangannya padaku.

"Berhentilah bersikap seperti ini terus Jeon Jungkook, kau adalah pria beristri! Seharusnya kau menjaga istrimu dengan baik bukan bersamaku dan selalu menggodaku sekarang!" Tukasku dengan ekspresi wajah serius.

"Lis, kenapa kau bicara seperti itu padaku??" Jungkook bertanya seakan terkejut dengan sikapku yang demikian.

"Aku lelah, Jeon Jungkook. Tolong pergilah dari hidupku, kita sudah berbeda jalan dan tak mungkin bisa bersama lagi seperti dulu." Ucapku lirih dengan memejamkan kedua mata ini erat-erat, tak ingin menatap wajah pria didepanku ini. Rasanya hati ini begitu sakit saat melihat sosoknya sekarang.

"Lis, kenapa sikapmu seperti ini? Apa salahku padamu, katakan padaku kenapa?! Aku sudah mengorbankan hidupku selama ini dengan wanita yang tak pernah kucintai, itu semua kulakukan demi dirimu! Tapi kau justru memperlakukan aku seperti seorang sampah!"

"kau yang memilih pernikahanmu sendiri Jungkook, bukan aku. Kau jangan lupa itu."

"Sudah aku katakan kalau aku terpaksa melakukannya agar kau kembali padaku Lisa!"

"Apapun alasannya kenyataan kau sudah beristri tak bisa kau hindari, Jeon Jungkook jadi berhentilah bersikap egois. Aku mohon kau pergilah dari sini, dan terima kasih kau telah menyelamatkan hidupku untuk yang kedua kali." Ucapku dingin.

"Baik, kalau itu yang kau mau aku akan pergi sekarang. Tapi mulai sekarang jangan salahkan aku jika aky akan membuat hidup adikmu tak bahagia, karena sejujurnya aku sudah MUAK dengan pernikahanku dengan Eunha!" Kemudian setelah mengucapkannya sosok itu pergi begitu saja dan meninggalkanku yang hanya bisa menatapnya nanar.

Beberapa menit setelah kepergian Jungkook, kulihat seseorang membuka pintu kamar pasien dan aku cukup terkejut dengan kedatangannya.

"Mr. Kim??!"

Segera kuseka air mata ini yang masih tersisa di pipiku dan aku berusaha tersenyum di depan Mr. Kim dengan canggung.

"Selamat pagi, Lisa." Sapa Mr. Kim dengan senyuman secerah paginya yang baru pernah kulihat selama ini, satu tangannya membawa buket bunga mawar merah yang cantik dan memberikannya padaku.

"Ini bunga untukmu Lisa, semoga kau suka." Ucapnya lembut.

"Terima kasih, pak. Seharusnya anda tak perlu repot-repot datang kesini, bukankah anda ada rapat direksi hari ini?" Sahutku canggung.

"Selesai rapat aku langsung menuju kesini karena aku mengkhawatirkanmu, Lisa. Bagaimana keadaanmu sekarang, kuharap kau sudah baikkan" tanyanya perhatian.

"Seperti yang anda lihat, saya sudah baik-baik saja. Ta-pi bagaimana anda tahu kalau saya ada disini pak?" Tanyaku bingung.

"Aku yang pertama kali menemukanmu pingsan dikantor, Lisa sebelum adik iparmu itu membawamu kesini." Sahut Mr. Kim dan tentu saja jawabannya itu mengejutkanku.

"Adik ipar??" Tanyaku gugup.

"Ya, Mr. Jeon. Dia adalah adik iparmu bukan? Sangat disayangkan kalau aku baru tahu kenyataan itu semalam dari Jeon Jungkook sendiri." Sahut Mr. Kim dengan senyuman penuh arti.

"Ahh, maafkan saya pak. Saya pikir itu tak perlu saya katakan karena itu diluar hubungan kerja. Sekali lagi maafkan saya jika anda kecewa." Tuturku menyesal.

"Tak perlu kau pikirkan, Lisa. Aku bisa mengerti itu, aku justru bangga padamu karena kau tak pernah melibatkan urusan pekerjaan dengan hal pribadi. aku beruntung bisa memiliki sekretaris berdedikasi tinggi sepertimu ini." Ujar Mr. Kim membuatku cukup tersentak dengan pemikirannya padaku.

"Anda terlalu memuji pak, saya tidak sebaik itu. Dan saya juga ingin mengatakan sesuatu yang penting pada anda pak, sebenarnya dari awal saya ingin mengatakan pada anda tapi saya menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengatakannya." Ucapku lirih dengan wajah serius.

"Oh, ya. Apa itu Lisa?" Mr. Kim bertanya ingin tahu.

"Saya seorang single parent dengan satu anak, pak. Putra saya kini berumur 3 tahun lebih" ucapku dengan nafas sedikit tertahan.

"Oh, benarkah?? Itu bagus, Lisa, aku semakin salut padamu. Kau bisa bekerja dengan baik di tengah kesibukanmu sebagai seorang single parent" sahut Mr. Kim dengan senyuman lebarnya, reaksinya sangat mengejutkanku.

"An-da tidak marah pak? Bukankah saya telah berbohong pada anda?" Tanyaku bingung.

Kini Mr. Kim tersenyum padaku dan tanpa aku duga ia menyentuh kedua bahuku dengan lembut.

"Kau tak perlu khawatir, Lisa. Siapapun dirimu aku secara pribadi menyukaimu karena kau adalah seorang wanita berkepribadian luat biasa. Aku bisa menilai itu sejak awal aku bertemu denganmu dan ternyata aku memang tak salah menilai. Karena itu mulai sekarang, jika kau membutuhkan bantuan katakan saja padaku, jangan sungkan lagi."

"Maksud anda pak?" Aku bertanya bingung tak mengerti dengan arti ucapannya padaku.

"Tadi sebelum kemari aku tak sengaja mendengar percakapanmu dengan Jeon Jungkook, jadi aku tahu sekarang bagaimana posisimu. Aku sangat memahami itu. Jadi aku mohon izinkan aku bisa membantumu Jung Lalisa kali ini bukan sebagai atasanmu tetapi sebagai Kim Taehyung, pria yang bersimpati padamu."

***

Biarkan Aku Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang