Hari ini Eunha memintaku untuk menemaninya ke sebuah dior butik yang cukup ternama dikorea untuk fitting gaun pengantinnya dan juga gaun untukku sebagai pendamping pengantin wanita.
Kami berangkat bersama-sama dan Eunha begitu bahagia sepanjang perjalanan. Senyum cantik tak lepas dari wajahnya yang secerah pagi.
Aku sebagai kakak tentu saja ikut bahagia melihat senyum diwajahnya yang secerah pagi itu. Sungguh beruntung Eunha mendapatkan banyak cinta dalam hidupnya, sejak kecil memang hidup.
Eunha tak pernah kekurangan cinta, terlepas dari kekurangan yang dimilikinya dengan kelainan jantung yang sejak lahir ia miliki.
Berbeda denganku yang tak beruntung dalam urusan cinta dan kasih sayang, namun selama menjadi keluarga Jung tak pernah sedikitpun aku mengeluh dengan keadaanku. Karena aku tahu dan mencoba mengerti kalo Eunha, adikku adalah gadis yang spesial ia pantas mendapatkan kebahagiaan itu dalam hidupnya. Aku sebagai kakak hanya mendukung apa yang terbaik untuk dirinya.
"Kak, hari ini calon suamiku akan datang aku harap kakak bisa bertemu dan berkenalan dengannya nanti ya. Karena dia selalu mengatakan ingin mengenal dengan baik semua anggota keluargaku, terutama kau sebagai kakak kandungku satu-satunya," ucap Eunha seraya tersenyum kepadaku.
"Oh, baiklah. Aku rasa dia memang calon suami yang baik dan pantas untukmu, Eunha." Jawabku dengan senyum tipisku.
"Ya, kak kau benar. Aku sangat beruntung dapat mengenalnya, karena dia adalah segalanya bagiku. Dia pria yang baik dan bertanggung jawab. Kakak tahu? kami hanya berkenalan dalan hitungan minggu dan kemudian dia datang berkunjung kerumah untuk menemui Dad sengaja untuk melamarku! Bukankah itu sangat menakjubkan?!" Eunha bercerita girang dengan senyum yang semringah.
"Benarkah?? Sungguh pria gentleman yang langkah, aku jadi tak sabar ingin bertemu dengan calon adik iparku nanti." sahutku ikut senang.
****
Hampir setengah jam berlalu, Eunha masih sibuk dengan fitting gaun pengantinnya, aku yang merasa agak bosan hanya menunggunya duduk dengan santai sembari membaca majalah disofa.
"Selamat pagi, maaf aku terlambat datang hari ini," sapa seseorang tiba-tiba mengejutkanku sebuah suara yang familiar kudengar, aku yang saat itu sibuk dengan majalah yang kubaca pun detik itu juga langsung mengalihkan tatapanku pada sumber suara itu dan langsung terkejut dengan apa yang kulihat didepan mataku sekarang.
"Jungkook?! Akhirnya kau datang juga!!" Eunha menyahut senang dengan wajah berseri-seri ditengah fitting gaun pengantinnya didepanku.
"Jeon Jungkook...???" Tanpa kusadari aku mengucapkan nama itu dengan nafas tertahan dan tatapan tak percaya dengan apa yang kulihat ini.
"Kak, ini Jeon Jungkook, yang aku ceritakan tadi." Tutur Eunha mencoba memperkenalkanku.
"Hay, apakah kau kakak dari Eunha? Perkenalkan aku Jeon Jungkook, calon suami Eunha senang bisa berkenalan dan bertemu secara langsung denganmu, Eunha banyak menceritakan tentangmu selama ini." Pria bernama Jeon Jungkook itu memperkenalkan dirinya dengan wajah tampannya yang memikat, ia mengulurkan telapak tangannya padaku untuk berjabat tangan.
Aku yang sejak tadi masih melongo tak percaya dengan apa yang terjadi berusaha sebaik mungkin bersikap tenang dan baik-baik saja.
"Ohh, hay. Senang berjumpa denganmu juga, Jungkook." Susah payah aku mengucapkan kalimat itu dibibirku yang terasa kelu dan membalas jabatan tangannya padaku.
Kemudian tanpa mengucapkan apapun, Jungkook beralih menghampiri Eunha yang tak jauh didepannya.
"Kau sangat cantik sayang, aku sungguh beruntung memiliki kau sebagai calon istriku" sanjung Jungkook seraya mengecup bibir Eunha lembut dan Eunha hanya tersenyum tersipu dengan wajah bahagia.
Entah kenapa aku hanya menatap kemesraan pasangan di depanku ini seperti orang bodoh. Seribu tanya yang ada dalam pikiran dan otakku sekarang. Seolah masih tak percaya dengan apa yang kini kulihat didepan mataku.
Bagaimana bisa Jungkook ada disini dan menjadi calon suami adikku sendiri?? Dan dia bersikap seolah tak mengenaliku?
Bagaimana bisa dia seperti itu?
Oh, tuhan apakah ini kebetulan atau bukan aku tak tahu, jelas yang aku belum bisa menguasai perasaanku sendiri saat ini.
Setelah selesai mencoba gaun pengantin kini Eunha menyuruhku masuk agar aku mau mencoba beberapa gaun untukku dipesta pernikahannya nanti.
Aku yang merasa enggan karna suasana hatiku yang kini berubah terpaksa menyanggupi permintaan Eunha yang memang tak bisa ku tolak.
Gaun panjang warna putih berenda bermodel simple namun elegan dengan bahu yang terbuka kini melekat erat ditubuhku yang ramping, aku sedikit tak nyaman saat memakainya apalagi saat kulihat tatapan mata Jungkook saat menatapku kini dengan penuh arti, seakan aku ingin segera menghampirinya dan menampar wajah tampannya itu sekarang.
"Kau cantik sekali, kak!! Sepertinya orang-orang dipesta nanti akan menyangka kalau kau adalah mempelai wanitanya hahaha...!! Bukankah itu benar Kook?" Puji Eunha ekspresif seraya bergelayut manja dilengan Jungkook yang kokoh.
Aku susah payah berusaha menahan salivaku sendiri saat ini.
"Terima kasih, tapi aku rasa pujianmu itu terlalu berlebihan untukku, Eunha" Sahutku dengan nada enggan.
"Kau memang cantik, kok Lisa. Kurasa kau memang pantas menjadi mempelai wanita," ucapan Jungkook membuatku terkejut setengah mati.
Sedetik kemudian, kulihat Jungkook dan Eunha pun tertawa gembira seakan pujian itu benar-benar mereka ucapkan atau hanya bermaksud menggodaku.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...