Ikhlaskah aku?

1.4K 105 6
                                    

"Jungkook! Hentikan..., aah..!" Aku memohon dengan suara serak.

Aku mendesah semakin keras saat salah satu tangan Jungkook menyelusup ke gaun tidur yang aku kenakan dan aku merutuki diriku sendiri kenapa aku begitu ceroboh memakai gaun tidur tipis malam ini? Jika aku tahu Jungkook akan datang, tidak mungkin aku sengaja memakai gaun tidur seperti ini?!

"Kau tidak memakai bra, Lis... Apakah kau selalu seperti ini jika malam hari, hmm?" Bisiknya di telingaku dengan suara berat, mungkinkah dia sudah dilingkupi gairah? Tidak, jangan sampai itu terjadi!

"Sialan! Kau pi-kir ah-ku seng-aj me-laku-kannya. aahh...!!" Aku menyahut dengan suara gemetar karena Jungkook menyentuh dadaku dengan intens dan mempermainkannya di pucuk area sensitifku.

Susah payah aku mencoba meredam suaraku agar tidak terdengar keras dan membuat Haruto bangun. Dan sepertinya Jungkook tahu akan hal itu sehingga ia semakin gencar melakukan serangan berupa sentuhan di tempat yang paling sensitif dalam diriku.

"Jungkook..! Ah-ku mohon hen-tikan, arggh..!" Aku coba memukul dadanya dan menyingkirkan tangan nakalnya yang kini berpindah ke pusat bawah tubuhku.

Namun Jungkook tetap tak bergeming, ia justru semakin intens memasukan jari nakalnya di pusat tubuhku yang dibuka paksa oleh tangan sialannya.

"Katakan kalau kau tak mencintaiku sekali lagi, Lisa! Katakan!" Serunya serak seraya mendekatkan bibirnya dibibirku yang susah payah kutahan agar tak mendesah karena merasa pening dan berat di kepalaku akibat ulah mesum pria sialan yang menyentuh paksa tubuhku kini.

"Kau- sialan, aah! ah-ku... benci pada-mu..!" Ucapku dengan suara bergetar, tubuku ingin limbung karena sentuhan erotisnya di titik sensitif tubuhku.

Namun bagai sebuah hukuman, jari tangan mesum Jungkook semakin dalam masuk ke dalam sana hingga membuatku semakin limbung dan ingin melempar wajah mesumnya padaku kini, tak apa dayaku tubuhku kini terasa lemah dan tak bisa bergerak di bawah kendalinya.

Seakan tahu kelemahanku dan ingin memberikan pelajaran padaku. Ia kembali mencumbuku, kali ini dengan penuh gairah hingga nafas kami sama-sama terdengar memburu bersamaan di tengah-tengah lumatannya yang semakin dalam hingga membuatku terengah-engah serasa kehabisan nafas.

Kupukul dada bidangnya yang kokoh bagai beton itu dengan sisa kekuatan yang kumiliki, tapi aku sendiri tak yakin apakah pukulanku itu terasa dia tubuhnya yang kuat dan berotot?

Hingga saat aku sudah merasa diambang limitku, tubuku terasa bergetar hingga terasa melayang. Aku semakin limbung hingga tak kuasa lagi untuk berdiri menahan berat tubuku sendiri.

Entah bagaimana kini aku merasa setengah sadar sudah berbaring di sofa milikku sendiri. Sejak kapan aku berada disini? Aku sendiri tak tahu, mungkinkah Jungkook yang menggendongku tadi? Entahlah..., aku tak bisa berpikir karena saat ini aku merasa lemah dan lemas.

Saat aku merasa lemah itu, aku melihat samar Jungkook yang melepas pakaian yang dikenakannya. Aku mencoba untuk bangkit namun seperti tahu gerakanku, Jungkook menahannya dengan menindih tubuhku kini.

"Kau tak mencintaiku, Lisa tapi tubuhmu lebih jujur dari mulutmu sendiri." Bisiknya ditelingaku dengan suara parau.

"Lepaskan aku, Jungkook. Ini salah! Jangan kau melakukannya padaku, aku mohon.." Lirihku dengan tatapan memohon.

"Aku tak akan berhenti, Lis. Karena aku tahu, kau masih mencintaiku. Aku tak mau menyiksa hidupku lagi dengan menahan rasa rindu ini sejak 4 tahun lamanya kau pergi dariku untuk kedua kalinya. Karena itu maafkan aku, aku tak bisa berhenti..." Ucapnya sebelum ia menyibak seluruh gaun tidur yang aku kenakan hingga terbuka sepenuhnya dan entah kenapa aku tak bisa bergerak di bawah kendalinya sekarang. Seakan tenagaku kini sudah terkuras habis karena baru saja melakukan pelepasan.

...

...

"Aku mencintaimu, Jung Lalisa. Selalu dan selamanya..." Bisik Jungkook ditelingaku dengan nafas sepotong-potong setelah berhasil melepaskan hasratnya yang menggebu padaku.

Aku hanya diam dengan mata yang terasa berat dan tubuh yang terasa lemah karena pergulatan tadi. Ini salah, aku sudah bersalah dan aku memaki diriku sendiri karena aku selalu lemah jika bersama dengan pria yang masih merupakan suami adikku ini.

Bodohnya aku karena tak kuasa menolaknya saat menyentuh tubuhku. Aku tahu aku masih mencintainya, namun ini tak bisa dibiarkan terjadi. Susah payah aku berusaha lepas dan menghindar darinya namun aku tetap tak bisar lari darinya.

"Aku akan menikah minggu depan, aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu, Jeon Jungkook." Ucapku lirih, menghindar dari tatapan matanya yang masih mendominasi di atas tubuhku.

Seketika itu juga, Jungkook beranjak bangun dan melotot padaku, gerakan rahangnya kini tampak kaku seakan menahan emosi.

"Apa kau bilang, Lis?! Katakan sekali lagi padaku!" Tanyanya tak percaya.

"Aku akan menikah minggu depan dengan Taehyung. Jadi ini terakhir kalinya kita berhubungan. Untuk ke depannya jangan menganggu hidupku lagi." Tuturku dengan penuh keyakinan.

"Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkannya!"

"Kau punya hak apa atas pilihanku, Jeon Jungkook?"
Tanyaku seraya tersenyum kecut.

"Kau mencintaiku, Lisa! Kau dan aku saling mencintai! Bagaimana bisa kau akan menikah dengan pria yang tak kau cintai hah?!" Jungkook berseru lepas kendali, ia menyentuh wajahku dengan kedua tangannya agar menghadap dirinya yang kini duduk di tepi sofa di sampingku yang masih berbaring lemah.

"Aku yang lebih tahu tentang hidupku sendiri, kau tak berhak mengaturku. Kita berdua sudah lama berakhir Jungkook, kau harus menerima kenyataan itu."

"Tidak, aku tak bisa menerimanya! Tidak, Lis. Aku mohon jangan menyiksaku lagi dengan cara seperti ini, aku mencintaimu. Kenapa kita tak bisa bersama dan memulai lagi dari awal seperti dulu bersama dengan Haruto, putra kita?" Jungkook berucap, kini ia bersimpuh dibawah kakiku, menatapku dengan nanar ekspresi begitu menyedihkan.

"Ini sudah menjadikan keputusanku, Jungkook. Kau bisa memulai hidupmu bersama dengan Eunha dengan baik. Lepaskan aku dan biarkan aku pergi dari hidupmu."

Jungkook menggeleng tak terima, kedua matanya berubah merah kini.

"Aku tak menerimanya, Lis. Sampai kapanpun aku tidak akan ikhlas melepasmu. Katakan padaku, apa kau akan bahagia bersama Kim Taehyung? Apa kau bahagia menikah dengannya??!"

"Itu bukan urusanmu, Jeon Jungkook. Kebahagiaanku akulah yang menentukannya sendiri."

"Kenapa? Kenapa kita tak bisa bersama Lis? Apa aku salah mencintaimu? Katakan padaku?!"

Hening.

Aku tak bisa menjawabnya karena aku sudah merasa lelah dengan semua ini. Aku menikah dengan Kim Taehyung karena ingin lepas dari Jeon Jungkook. Walaupun hati kecilku mencoba berontak, tapi logikaku memaksaku untuk melakukan keputusan ini agar Jungkook menyerah denganku, hanya itu yang ku pikirkan sekarang.

***

Biarkan Aku Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang