"Apa?!!! Kau sudah ada dibandara?!" Seru Jungkook dengan wajah terkejutnya.
"Aku kan sudah bilang agar kau tidak perlu menyusulku ke Seoul, kenapa kau keras kepala sekali, Eunha?!" Protes Jungkook kesal kemudian dengan kasar ia menutup sambungan teleponnya dengan frustasi.
Bagaimana tidak, ia sangat kesal karena tiba-tiba Eunha yang tak lain istrinya sendiri menyusulnya ke Seoul.
Padahal ia baru 3 hari meninggalkan istrinya itu di Busan. Yang membuatnya kesal adalah Jungkook belum sempat melepas kerinduannya pada sang kakak ipar.
Dan yang membuatnya semakin frustasi semua rencana yang sudah di buat matang olehnya agar ia bisa bersama dengan Lisa lagi, hancur seketika karena kehadiran Eunha, istrinya. Lebih tepatnya lagi istri yang tak pernah ia cintai selama ini.
Jungkook mempertahankan pernikahan ini karena adalah keinginan sang pujaan hati. Ia sudah berjanji pada Lisa untuk menjaga Eunha dan tak akan menyakiti hati istrinya itu.
Pengorbanan yang besar sangat besar bagi kedua belah pihak, sejujurnya ia begitu berat melakukannya namun ia tak punya jalan lain. Jungkook tak mau Lisa nekad dan membunuh dirinya lagi seperti dulu. Ia lebih rela Lisa pergi darinya daripada Jungkook harus kehilangan Lisa untuk selamanya.
Kemudian dengan masih menahan wajah kesal, Jungkook menghubungi nomor seseorang di ponselnya saat itu juga.
"Yeonjun, tolong kau jemput istriku di bandara sekarang juga! Jika dia bertanya padamu kenapa aku tak menjemputnya katakan saja bahwa aku sibuk." Perintah Jungkook kemudian ia menutup sambungan teleponnya dengan menghembuskan nafas dengan kasar.
Lagi-lagi ia harus bersandiwara, sejujurnya ia sangat lelah harus berpura-pura mencintai istrinya sendiri. Bagaimana ia membohongi perasaannya sendiri selama hampir 4 tahun pernikahan dan itu sungguh menyiksanya.
Jungkook tak bisa mencintai Jung Eunha, sudah berapa kali ia berusaha untuk mencobanya tapi hatinya masih tetap dulu pada Lisa dan tak bisa berpaling sejak dulu. Baginya Jung Lalisa adalah seseorang yang telah memberikannya cinta yang besar namun luka yang besar pula.
Sungguh ironis.
....
....
"Apa kau sangat marah karena aku menyusulmu ke Seoul, jungkook? Aku hanya merindukanmu, apakah itu salah?" Ucap Eunha dengan wajah sedihnya saat itu baru saja sampai di apartemen mewah yang milik suaminya itu.
"Kau tahu sayang aku disini sangat sibuk, untuk urusan bisnis bukan untuk bersenang-senang seperti yang kau pikirkan." Sahut Jungkook mencoba berdalih.
"Aku tak akan mengganggumu Kook, aku hanya ingin di sisimu saja. Aku tak akan pernah membatasi apa yang akan kau lakukan selama ini, tapi tolong hargai aku sebagai istrimu Jungkook, aku hanya merindukanmu itu saja." Tutur Eunha dengan suara lirih, kedua matanya tampak sendu menatap Jungkook yang bersikap acuh padanya.
Melihat itu, hati Jungkook pun menjadi tak tega. Dalam hati ia berpikir, apa Eunha benar-benar tahu kelemahannya jika ia bersikap acuh sedikit saja, istrinya itu selalu memasang wajah memelas yang menyayat hatinya hingga ia merasa tak tega.
Saat itu juga, Jungkook bangkit dan menghampiri sang istri yang tak jauh berdiri di depannya.
"Maafkan aku Eunha, aku hanya merasa kesal karena kau tak mengabariku sebelumnya kalau kau akan menyusulku ke Seoul. Aku hanya tak mau membuatmu lelah disini, itu akan baik untuk kesehatanmu." Ucap Jungkook mencoba menghibur seraya memeluk istrinya itu dengan penuh sayang.
"Aku tak apa-apa Kook, jika kau berada di sisiku aku akan baik-baik saja." Sahut Eunha membalas pelukan Jungkook yang baginya itu adalah obat terbesarnya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...