Aku mencintaimu

1.9K 144 1
                                    

"Astaga, ya tuhan!!! Lisaa!!??" Jungkook berteriak panik melihat kini tubuh sang pujaan hati tak bergerak mengambang di atas air dalam bathub berisi penuh dengan air.

Segera saja dengan secepat kilat ia mengeluarkan tubuh Lisa dari dalam bathub dan membaringkan telentang untuk melakukan pertolongan pertama CPR.

Ia tekan dada Lisa yang terbuka dan mengangkat sedikit kepala Lisa ke atas agar ia bisa melakukan pernafasan buatan. Jungkook melakukannya berulang kali, hingga hampir 4x ia melakukan hal yang sama.

"Bangunlah, Lis! Bangunlah sayang, aku mohon!! Aku tak bisa kehilanganmu lagi untuk kedua kalinya!"

Jungkook terus melakukan upaya itu berulang kali namun tak ada tanda-tanda yang menunjukkan pergerakan Lisa. Tubuh itu masih terbaring kaku tak bergerak menunjukkan tanda-tanda kehidupan hingga membuat Jungkook lemas dan syok seketika. Kedua matanya mulai berkabut mengeluarkan air mata, dadanya sesak seketika saat melihat tubuh wanita yang di cintainya itu terbujur tak bergerak sedikitpun.

Namun mujizat itu ternyata masih ada, dengan tiba-tiba Lisa terbatuk dan mengeluarkan banyak air dari dalam mulutnya. Jungkook yang melihatnya segera saja membantu Lisa memiringkan kepala wanita itu agar air sepenuhnya bisa keluar dari dalam tubuh melalui mulutnya.

"Ohookkk... ohoookkk... ooohhookkk!!"

"Bernafaslah sayang!!" Jungkook berucap kemudian ia lari dalam ke kamar untuk mengambil selimut tebal kemudian menyelimuti tubuh telanjang Lisa dengan membungkusnya rapat dengan selimut tebal itu. Dan tanpa menunda waktu lagi segera dengan cepat ia menggendong tubuh Lisa keluar untuk membawanya kerumah sakit saat itu juga.

****

"Bagaimana keadaannya, dok??" Jungkook bertanya cemas pada seorang dokter yang baru saja menangani Lisa.

"Syukurlah, tuan. Nyawanya masih bisa diselamatkan, kalau anda sedikit saja terlambat tak melakukan pertolongan pertama CPR dan membawa nona itu kerumah sakit entahlah apa mujizat itu masih ada." Dokter itu berucap menjelaskan dan Jungkook pun bisa bernafas lega setelah mendengarkannya.

"Syukurlah, lalu bagaimana dengan keadaannya sekarang, dok?" Jungkook bertanya kembali cemas.

"Sekarang pasien masih belum sadarkan diri, namun saya pastikan ia sudah melewati masa kritisnya dengan baik, anda tak perlu khawatir." Sahut sang dokter menenangkan.

Jeon Jungkook menatap wajah Lisa yang masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang pasien dengan tatapan lemah. Ia mengelus rambut pujaan hatinya itu dengan rasa bersalah. Dalam hati ia berpikir apa ia terlalu keras dan kejam pada Lisa selama ini? Hingga Lisa berbuat nekad ingin membunuh dirinya sendiri.

Ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri jika Lisa sampai celaka karenanya. Bagaimana ia harus kehilangan Lisa untuk kedua kalinya dalam hidupnya itu adalah sangat berat, apalagi untuk kehilangan Lisa untuk selamanya, Jungkook tak bisa membayangkan hal itu sampai terjadi.

Satu hal yang membuatnya terlihat bodoh adalah ia lupa jika Lisa adalah sosok dan pribadi yang keras, tak ingin terikat dan bebas. Ia lupa hal penting itu.

Jungkook pikir jika ia bersikap keras ia bisa membuat Lisa kembali padanya lagi walaupun dengan cara kejam namun ternyata itu salah besar.

Semakin ia mengikat dan memaksa Lisa maka wanita itu akan semakin gigih dan nekad untuk bisa lepas dan kini Jeon Jungkook menyesali hal itu.

©©©©

"Hmm..... aku ada dimana? A-pa aku sudah mati?" Pertanyaan itu yang keluar dari bibirku untuk pertama kali.

Kucoba membuka kedua mata ini yang masih terasa berat, rasa pusing sedikit terasa dikepalaku sekarang. Dan saat aku membuka mata ini, yang pertama kulihat adalah sosok Jungkook duduk disampingku dan menatapku lemah, penampilannya tampak sangat berantakan kali ini.

"Syukurlah, kau sudah sadar, sayang...." Lirihnya lembut dapat kurasakan genggaman tangannya yang lembut di jemari tanganku.

"Kenapa aku tidak mati??" Sahutku saat itu juga.

"Aku tidak akan membiarkan kau meninggalkanku begitu saja, Lis" sahutnya lirih.

"Maafkan aku sayang, maafkan aku yang bodoh ini" Ucap Jungkook kemudian dengan ekspresi wajah menyesal dan aku hanya diam saja tak membalasnya karena saat ini aku merasa lemah dan lelah.

"Berjanjilah padaku kau tak kan melakukan hal bodoh dan nekad itu lagi, aku mohon berjanjilah padaku, Lis." Pintanya memohon.

Tak ada kata yang ingin keluar dari bibirku saat ini, kupalingkan wajahku menghindar dari tatapan matanya.

"Katakan padaku apa yang harus kulakukan untuk menebus semua kesalahanku, Lis?" Tanyanya memohon.

"Lepaskan aku, Kook... Biarkan aku pergi dari hidupmu dan Eunha, karena kau adalah suaminya." Sahutku lirih.

"Kalau untuk itu aku tak bisa, Lis! Aku mencintaimu bukan Eunha."

"Lalu kenapa kau menikahinya jika kau tak mencintainya? Dia mencintaimu tulus, tolong jangan sakiti dia."

"Aku terpaksa melakukannya karena aku ingin kau kembali padaku, sayang. Karena aku sangat mencintaimu, aku tak bisa kehilanganmu lagi untuk kedua kalinya."

"Kau sudah kehilanganku, Kook. Dengan kau menikahi adikku itu sama saja kau menyakitiku, apa kau belum mengerti juga?" Mendengar ucapanku, seketika itu juga Jungkook terdiam.

"Apa kau masih mencintaiku, Lis?" Tanyanya lirih.

"Apa itu penting sekarang? Semua sudah berakhir Jungkook, kau dan aku."

"Tidak! Aku akan menceraikan Eunha dan menikahimu, Lisa."

Kutatap Jungkook dalam-dalam.

"Kau jangan bodoh, Jeon Jungkook! Aku akan membencimu jika kau sampai melakukan itu!" Sahutku tegas.

"Lalu kau minta aku untuk bagaimana? Aku tak mencintai Eunha. Hanya kau wanita dihatiku, Lis!!" Ucap Jungkook keras kepala.

"Pernikahan bukanlah permainan Jeon Jungkook, dengan kau menikahi adikku, maka kaupun harus bertanggung jawab dengan hidupnya sekarang. kau harus paham itu."

"Lalu bagaimana dengan hidupmu sendiri, Lis? Apa kau akan mengorbankan hatimu sendiri, bukankah kau juga mencintaiku sama seperti aku mencintaimu?"

"Apapun alasannya, pernikahanmu dan adikku sudah terjadi Jeon Jungkook, kau tak bisa mempermainkan hati dua wanita sekaligus karena Eunha adalah wanita yang baik, dia adikku. Terlepas dari kekurangannya, aku mohon padamu tolong jangan sakiti dia. Cintailah dia sebesar kau mencintaiku, hanya itu yang aku minta darimu, Jungkook." Tuturku dengan kedua mataku yang berkaca-kaca hingga tanpa sadar air mata menetes di pipiku saat itu juga.

Jungkook menatapku dan terdiam, kemudian ia mengusap lembut pipiku yang basah karena air mata.

"Maafkan aku telah membuatmu menangis, Lisa. Ini untuk pertama kalinya kau menangis di depanku. Jika itu keinginanmu aku akan mencoba untuk melakukannya demi dirimu namun aku tak bisa berjanji padamu, karena sampai kapan pun kau tak akan bisa tergantikan oleh siapapun dihatiku, Jung Lalisa."

****

Biarkan Aku Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang