Malam menjelang, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu untuk minum. Kutatap gelas berisi wine itu ditanganku dengan tersenyum kecut. Sepertinya sejak aku menginjakkan kaki di Busan justru aku semakin terperangkap dengan minuman beralkohol.
Tanpa terasa aku sudah menghabiskan hampir 1 botol wine malam ini, rasanya tak buruk, sedikit mengobati rasa frustasiku, karena harus terjebak di villa milik pria sialan itu. Aku mendesah dengan nafas berat karena memang hidupku terasa berat sekarang. Seolah aku tak punya pilihan sendiri.
Kebahagiaan hakiki yang tak pernah kudapatkan selama dalam hidupku seolah membuat semua yang terjadi dan menimpa hidupku terasa tak adil.
Aku merasa lelah. Entah sampai kapan aku bertahan hidup seperti ini.
"Berani sekali kau minum tanpa izin dariku!" Sebuah suara terdengar cukup mendominasi diruangan perapian tempat aku duduk menghabiskan waktu selama beberapa jam.
"Apa pedulimu?" Sahutku acuh seraya memalingkan wajahku dengan enggan.
Tanpa kuduga Jungkook merebut gelas minuman yang kupegang ditanganku dengan kasar.
"Bukankah kau sendiri yang bilang padaku kalau kau tak pernah minum-minuman beralkohol?!" Tegurnya keras.
"Aku berubah pikiran sejak aku menginjakkan kakiku kembali ke Busan" Sahutku enteng tanpa melihat wajah Jungkook yang berdiri disampingku.
"Ingat Lis, kau adalah budakku. Apa yang aku katakan, kau harus patuh padaku termasuk apapun yang kau lakukan, kau harus mendapatkan izin dariku terlebih dahulu!" Serunya marah.
Mendengar seketika itupun aku bangkit dari tempat duduk dan berdiri menatap padanya.
"Lalu apa yang kau lakukan disini?! Untuk apa kau datang menemui budak sepertiku lagi sedangkan kau sudah memiliki seorang istri yang sempurna, Jeon Jungkook!!" Teriakku dengan nada ber api-api.
"Ini adalah rumahku, aku berhak datang sesuka hatiku, kau harus ingat itu!!" Sahutnya tak kalah keras.
"Heh, apakah kau akan selamanya mengurung budak seperti ini hingga sampai kau bosen begitu??" Aku bertanya sinis.
Jungkook melotot seketika.
"Seorang budak tak berhak bertanya apapun pada tuannya, apa kau lupa itu?!" Sahut Jungkook tak mau kalah.
Mendengarnya akupun tersenyum sinis.
"Kau hebat sekali, Jeon Jungkook. Memiliki segalanya, jabatan tinggi, kaya raya, istri yang cantik dan juga budak menyedihkan seperti aku ini." Ucapku tajam dan menusuk.
"Apa maksud ucapanmu, hah?!" Tanya Jungkook seraya mencengkram kasar salah satu tanganku.
"Ya, apalagi yang tidak kau miliki sekarang? Karena hidupmu sudah lebih dari sempurna bukan?" Ucapku mulai ngelantur.
"Kau mabuk, Jung Lalisa!!! Kau harus mendapatkan hukuman atas ketidak patuhanmu!" Jungkook berseru menyeret tubuhku dengan paksa masuk ke dalam kamar.
"Lepaskan aku sialan!!" Teriakku berontak.
Tenaga Jungkook yang memang jauh lebih unggul dariku dapat dengan mudah membawaku hingga masuk ke sebuah kamar mandi besar, mengisi air di bathub hingga penuh dan memasukkan tubuhku dengan paksa ke dalam bathub yang sudah terisi air itu.
Aku menjerit dan berontak seperti orang gila, karena frustasi dan kesal, namun Jungkook tak peduli ia tetap memaksaku masuk ke dalam bathub itu dan menahan tubuhku dengan kedua tangannya yang kuat.
"Tubuh dan kepalamu memang harus didinginkan, agar bisa berpikir dengan waras lagi, Lisa!!" Serunya.
"Lepaskan aku, Jungkook sialan!! Aku bisa mandi sendiri!!" Pekikku tak terima.
Kini tubuhku benar-benar basah kuyub dan masih memakai pakaian lengkap.
"Tidak sebelum kau benar-benar bisa berpikiran waras lagi!!"
"Ya! Aku akan mandi! Silahkan kau pergi dan tinggalkan aku! Karena aku budak tak semestinya aku mandi bersama tuannya bukan?!" Protesku marah.
"Berjanjilah padaku kalau akan patuh, Lisa kalau tidak aku akan memberikan hukuman yang lebih berat hingga kau tak bisa bangun dari ranjang nanti!!" Ancam Jungkook dengan wajah serius.
Aku hanya bisa menatapnya dengan marah, kesal, dan frustasi. Aku mencoba mengatur nafasku yang tak beraturan karena emosi yang meluap tinggi.
"Kau kejam Jeon Jungkook!!" Umpatku marah.
"Jika kau patuh padaku aku tak akan kejam, aku bisa menjamin itu," sahutnya datar.
"Aku mohon tinggalkan aku sendiri, aku akan mandi seperti yang kau minta!" Pintaku.
"Begitu lebih baik. Tidak lebih dari 15 menit, aku tunggu kau didalam kamar!" Sahut Jungkook seraya bangkit dan meninggalkanku di dalam kamar mandi.
Aku menatapnya dari balik punggung dan tersenyum pahit.
"Selamat tinggal Jungkook, aku tahu apa yang harus kulakukan sekarang untuk mengakhiri semuanya."
©©©©
Jungkook melirik arloji mahalnya dengan raut wajah kesal.
"Ini sudah lebih dari 15 menit kenapa Lisa belum keluar juga?" Pikirnya gelisah.
Merasa kesal dan tidak beres, tanpa pikir panjang lagi ia pun bangkit dari tempat duduk dan melangkah cepat menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar Lisa.
Ia mencoba membuka pintu kamar mandi namun ternyata terkunci dari dalam.
"Lisa, buka pintunya cepat! Kalau tidak akan kudobrak pintu ini! Aku serius!!" Perintahnya keras.
Tak ada jawaban, merasa frustasi dan kesal tanpa pikir panjang lagi Jungkook mencoba mendobrak pintu kamar mandi, setelah susah payah dengan sekuat tenaga akhirnya ia pun dapat membuka paksa pintu itu.
Ia ingin marah saat itu juga namun pemandangan di depan matanya sekarang telah membuat jantungnya hampir berhenti detik itu juga. Saat ia harus melihat tubuh wanita yang dicintainya itu kini mengambang di dalam bathub yang terisi penuh dengan air.
"LISA!!!????"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...