"Taehyung aku tanya sekali padamu, apa kau yakin akan menikahiku?" Tanyaku pada Taehyung malam itu didalam mobil saat ia mengantarkan aku pulang.
"Tentu saja, Lisa. Apa kau meragukanku?"
"Tidak, hanya saja aku tak mau nama baikmu menjadi buruk karena jika kau menikahiku. Aku tak mau itu, Taehyung." Ucapku dengan tatapan sendu.
"Kejadian tadi siang tidak membuatku berubah pikiran, Lisa justru aku semakin yakin untuk melakukan pernikahan ini denganmu." Sahutnya sungguh-sungguh.
Kutatap pria berkharisma ini dengan lemah, entah kenapa aku kini semakin merasa bersalah padanya karena aku harus melibatkan Taehyung dalam masalahku.
"Kau terlalu baik untukku, Taehyung. Aku tak mau reputasimu menjadi buruk dengan menikahi wanita seperti aku. Aku punya masa lalu kelam dan buruk, wanita yang memiliki skandal dengan adik iparnya sendiri hingga memiliki seorang anak. Perbedaan kita terlalu besar, Taehyung jadi aku mohon kau berpikirlah kembali dengan keputusanmu ini sebelum semuanya menjadi buruk karena aku."
"Dengar Jung Lalisa, aku menikahimu karena aku mencintaimu. Aku tak peduli perasaanmu padaku apalagi pendapat orang-orang mengenai kita nanti, yang jelas aku senang kau memilihku untuk dijadikan sandaran. Dan tak akan kusia-siakan kesempatan itu." Ucap Taehyung dengan penuh keyakinan, kedua tangannya dengan erat menggenggam jemari tanganku.
"Aku wanita hina, Taehyung. Apakah aku pantas bersanding denganmu?" Tanyaku serak dengan suara gemetar, entah kenapa aku merasa rapuh kali ini hingga tak bisa membendung air mata yang ingin keluar dari pelupuk mataku.
Taehyung pun meraih tubuhku ke pelukannya dan entah bagaimana kini tangisku menjadi pecah di pelukannya. Aku benci diriku seperti ini, susah payah aku berusaha selalu terlihat kuat namun pada akhirnya sisi rapuhku tetap terlihat di mata pria yang kini memelukku erat dan meminjamkan dadanya yang bidang sebagai sandaranku.
"Menangis lah jika kau ingin menangis, Lisa. Jangan ditahan karena itu hanyalah membuatmu semakin tersiksa. Kau adalah wanita kuat dan luar biasa yang pernah aku kenal, itulah yang membuatku semakin mencintaimu. Aku tak memaksamu untuk membalas perasaan ini ,yang jelas bersamamu membuatku semakin mengerti apa itu hidup yang sebenernya. Pernikahan kita tetap akan dilakukan, Jung Lalisa, itu yang pasti."
***
Setelah aku resmi keluar dari Lotte Corp. Kini kesibukanku fokus untuk mengurus Haruto dirumah, memberikan perhatian penuh padanya sebagai bentuk tanggung jawabku sebagai seorang ibu sekaligus ayah baginya.
Seperti hari ini, aku dan Jennie hendak bersiap keluar untuk mengajak Haruto jalan-jalan. Saat aku hendak masuk kedalam mobil Jennie, aku dikejutkan oleh kedatangan Eunha yang kini ada di depanku. Penampilannya tampak kacau kali ini, wajahnya pucat berantakan sangat berbeda seperti yang kulihat 2 hari terakhir saat pertengkaran kami di perusahaan Lotte waktu itu.
"Bagus sekali kau Lisa, setelah kau menghancurkan rumah tangga adikmu sendiri, kau bisa hidup dengan tenang seolah tanpa dosa." Sindirnya dengan tatapan yang penuh kebencian padaku kini.
"Eunha..? Ya, Tuhan apa yang terjadi padamu? Apa kau baik-baik saja?!" Sahutku cemas seraya mendekat ke arahnya.
"Stop! Jangan mendekatiku!!" Ia berseru dengan suara yang cukup keras dan akupun spontan berhenti tepat didepannya.
"Satu lagi kebusukanmu terkuak, Lisa! Sekarang aku tahu kenapa Jungkook bersikeras ingin bercerai denganku!!" Ucapnya keras.
Kemudian dengan cepat, Eunha melemparkan sesuatu diwajahku hingga berserakan didepanku kini, sebuah foto dan tidak hanya satu tapi banyak. Akupun membungkuk dan mengambil salah satu dari foto yang berserakan itu di depanku dan jantungku seakan berhenti mendadak saat melihatnya, fotoku bersama dengan Haruto!
"Darimana kau mendapatkan foto ini, Eunha?! A-pa kau mematai-mataiku selama ini?" Tanyaku dengan suara gemetar karena merasa syok.
Mendengarnya Eunha justru menyeringai tajam padaku, kini tatapannya begitu menusuk seakan menembus jantungku.
"Saat aku melihatnya kini aku semakin tahu kalau kau memang benar-benar wanita menjijikkan Lisa! Tega sekali kau memanfaatkan kekuranganku dengan memiliki anak bersama Jungkook di belakangku selama ini!"
"Aku bisa menjelaskan, Eunha!! Ini bukan seperti yang ada dalam pikiranmu! Astaga ya Tuhan, kumohon berikan aku kesempatan untuk menjelaskan padamu kali ini, Kumohon Eunha!"
"Ibu..??" Panggil Haruto, ia keluar dari mobil disaat yang sama itu pula, hendak berlari mendekatiku namun dengan cepat Jennie memegangnya. Melihatnya Eunha pun tersenyum kecut padaku dan kini ia menatapku dengan berderai air mata, tentu saja aku merasa sesak saat melihatnya.
"Selamat Lisa, kau menang. Aku sudah kalah kali ini, kau adalah wanita sempurna yang bisa memiliki Haruto dan Jungkook, pria yang kucintai." Ucapnya lirih, kemudian dengan cepat ia berjalan ke jalan raya. Aku yang melihatnya berusaha mengejarnya dengan berlari menyusulnya disaat itu juga.
"Berhenti Eunha!! Kau jangan konyol!!" Seruku panik.
"Kalian ingin aku mati bukan?! Maka aku akan mati didepan kalian sekarang biar kalian semua PUAS!!" Eunha berseru seperti kehilangan akal. Kini ia sudah berdiri ditengah jalan raya hingga membuatku semakin panik.
Dapat kudengar suara orang yang ada ditempat itu ricuh dan berteriak panik melihat adegan yang ada didepan mata mereka sekarang.
Hingga saat itu aku melihat sebuah mobil melaju kencang dari arah barat, aku yang hanya bisa berpikir untuk menyelamatkan Eunha kini hanya bisa mendorong tubuh rapuh itu agar terhindar dari tabrakan mobil yang melanjung kencang ke arahnya dan kemudian...
BRAAAKKK!!!!
"LISA!!!!!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...