"Apakah kau akan pergi kencan dengan Kim Taehyung?! Katakan padaku!"
"Aku pergi dengan siapa itu bukan urusanmu, Jeon Jungkook! Kau tak berhak bertanya!"
"Tentu saja aku berhak!! Dengan siapapun kau pergi berkencan, dia akan berurusan denganku!"
"Jangan merendahkan dirimu sendiri, Jeon Jungkook. Sekarang, tolong lepaskan tanganmu dari tanganku ini!"
"Tidak akan!"
"LEPASKAN!!" Seruku berteriak hingga beberapa orang yang berjalan di trotoar mengalihkan pandangannya pada kami berdua, namun aku tak peduli.
Saat Jungkook mengendurkan cengkraman tangannya padaku, segera saja aku berbalik pergi dan meninggalkannya begitu saja yang masih berdiri terpaku. Sempat kulihat tadi tatapannya yang penuh arti namun aku tetap berusaha tak peduli, dia adalah suami adikku. Pria yang seharusnya aku hindari, tetapi entah kenapa semakin menjauh darinya hatiku semakin sakit.
Namun memang lebih baik seperti ini bukan? Walaupun sakit tapi inilah yang terbaik untuk hubungan Eunha dan Jungkook. Aku tak mau menjadi orang ketiga diantara hubungan mereka. Karena itu jalan satu-satunya aku harus tegas dengan Jungkook agar ia menyerah denganku.
Cukup lama aku berjalan di sepanjang trotoar, karena memang perjalanan dari Dwyane's Luxury House ke flat tempat tinggalku kurang lebih dari 20 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Dengan pikiran melayang tanpa fokus yang jelas, hingga akupun menghentikan langkah kakiku saat itu juga, saat aku baru menyadari kalau sejak tadi pria menyebalkan itu telah mengikuti berjalan di belakang.
"Astaga. Ya tuhan, kenapa dia belum menyerah juga?!"
"Berhentilah mengikutiku Jeon Jungkook!!" Seruku kesal.
Namun dia tetap acuh dengan sikapku yang tampak marah padanya. Seakan tak peduli, ia tetap berjalan di belakangku dengan tanpa ekspresi.
"Sampai kapan kau akan mengikutiku, hah?!" Tanyaku marah seraya mendengus kesal.
"Sampai, kau bosan." Sahutnya acuh.
"Aku sudah bosan, Jungkook! Sampai hampir muak melihat sikapmu yang konyol ini!" Seruku marah.
"Aku tak peduli, anggap saja kau tak melihatku dan aku akan tetap mengikutimu kemanapun kau pergi." Ucapnya acuh.
"Astaga, pria ini sudah tidak waras atau kehilangan akal sehatnya?!?"
"Berhentilah bersikap kekanakkan!! Ini sama sekali tidak lucu!!" Tukasku tajam.
Bukannya membalas perkataan pedasku, pria menyebalkan itu tetap diam dan tak bereaksi. Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku jaket kulit hitam yang dikenakannya.
Merasa kesal akupun berjalan mendekatinya dan menatap wajah tampannya itu yang menyebalkan.
"Apa maumu Jeon Jungkook!? Katakan padaku!" Tanyaku kesal.
"Aku hanya ingin bicara denganmu, Lis. Aku sangat merindukanmu." Ucapnya lirih, tatapannya kini tampak memelas. Hati wanita siapa yang tak luluh jika melihat tatapan sendu di wajah tampannya yang memikat itu.
"Ya, Tuhan jangan sampai aku luluh dengan sikapnya yang tampak menyedihkan itu..."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi diantara kita, Jeon Jungkook. Kita berdua sudah selesai." Ucapku tegas.
"Aku akan bercerai dengan Eunha."
"A-pa??!" Sontakku kaget bukan main mendengarnya.
"Ya, aku akan bercerai. Aku sudah memutuskannya dan aku sudah mengatakan niatku itu pada Eunha kemarin."
"Kau keterlaluan, Jungkook!! Kau tidak bisa seperti itu!" Seruku marah.
"Kenapa tidak? Untuk apa pernikahan harus dipertahankan jika tidak ada cinta?" Jungkook menyahut dengan wajah tanpa ekspresi.
"Kau sudah berjanji padaku, Jeon Jungkook! Apa kau lupa itu?! Dan pria sejati tak akan lupa dengan janjinya!"
"Aku tak pernah mengingkari janjiku, Lis. Selama 4 tahun aku sudah menjaga adikmu dengan baik, kubuat dia menjadi nyonya Jeon yang tak pernah sekalipun kurang suatu apapun. Ku buat dia menjadi seorang wanita yang paling bahagia di dunia ini dan... Sekarang itu sudah cukup. Aku tak bisa berpura-pura lagi, Lisa. Aku sudah lelah untuk berusaha belajar mencintai Eunha, tapi maafkan aku, aku tetap tak bisa."
Entah kenapa aku hanya bisa terdiam saat mendengar ucapan itu keluar dari bibir Jungkook saat ini. Tak ada kata yang bisa ku katakan, hingga aku hanya bisa menatap wajahnya yang kini dengan tatapan lemah.
"Kau akan menyakiti hatinya, Jungkook. Kau akan membuat hidupnya hancur jika kau bercerai dengan Eunha." Ucapku lirih.
"Aku akan lebih menyakitinya jika aku tetap bertahan dengan pernikahan ini, Lis. Keputusanku ini lah yang terbaik." Setelah mengucapkan itu Jungkook berbalik dan berlalu pergi dan meninggalkan aku yang tak bisa berhenti menatapnya dari balik punggung kokohnya itu.
Hingga entah berapa lama aku berdiri terpaku seperto orang bodoh di tepi trotoar. Menatap kosong, seakan mencerna semua ucapan yang Jungkook katakan.
Kenapa jadi seperti ini? Kenapa??
Aku tak bisa menjadi penyebab hubungan mereka berdua hancur. Ini salah, aku tak bisa membiarkan itu terjadi. Tidak akan!
Maka sebuah keputusan, akhirnya aku buat. Keputusan akhir yang terpaksa harus aku lakukan. Walaupun berat tapi aku tak bisa melihat pernikahan adikku hancur karena aku.
Hanya ini jalan satu-satunya, ya aku akan mencobanya jika ini adalah jalan yang terbaik.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...