"Selamat pagi, Lisa" sapa sebuah suara dari belakang saat aku melangkahkan kakiku menuju meja kerjaku pagi itu.
"Hay, Minhyuk selamat pagi" balasku menyapa saat kulihat Lee Minhyuk rekan kerjaku menyapa dengan senyum secerah pagi.
"Kau cantik sekali pagi ini, Lisa. Apakah karena ini hari pertamamu presentasi jadi kau begitu menganggumkan seperti ini?" Godanya padaku dengan senyum lebarnya melihat penampilanku dari atas hingga ke bawah dengan tatapan berbinar.
Mendengarnya aku pun menjadi tertawa dengan canggung.
"Apa terlihat seperti itu, Minhyuk? Aku hanya ingin yang terbaik untuk hari ini saja." Sahutku asal.
"Nice, Lisa! Aku akan mendukungmu. Semoga lancar dan sukses ya nanti! Karena ku dengar klien bisnis Mr. Kim kali ini bukan pengusaha biasa namun dia adalah pengusaha besar yang hampir menguasai wilayah Amerika hingga Eropa diusianya yang masih muda. Bukankah itu menakjubkan!" Minhyuk berkata dengan penuh semangat.
"Iya, kudengar juga begitu. Terima kasih ya, Minhyuk. Kau membuatku semakin bersemangat hati ini" sahutku dengan senyum sumringah dan Minhyuk membalasnya dengan mengacungkan dua jempol tangannya padaku dengan penuh semangat dan senyum merekah.
Setelah itu akupun duduk seraya menghembuskan nafas dalam-dalam, entah kenapa aku sangat gugup hari ini?
Apakah benar karena ini presentasi pertamaku atau ada hal lain yang memang benar-benar membuatku gugup?
Ingat ucapan Minhyuk tadi membuatku teringat dengan seseorang, pengusaha muda yang sukses dan hebat. Semoga saja itu bukan 'dia'.
....
....
"Hey, kau lihat tidak tadi klien bisnis baru Mr. Kim?"
"Ya, aku melihatnya! Sungguh keren, dia sangat tampan! Kurasa Mr. Kim akan kebakaran jenggot karena mendapatkan rival baru yang setingkat dengan dia, hihihi..."
"Andai saja aku bisa mendapatkan pria seperti itu, aku akan menjadi wanita paling beruntung di dunia ini."
"Haiisss, kau jangan asal bicara, dia sudah beristri dan pasti istrinya itu selevel dengannya bukan seperti kita ini yang hanya karyawan biasa."
Sekilas aku mendengar percakapan beberapa karyawan wanita dikantin kantor saat itu tengah mengambil minum pagi itu.
Kurasa calon investor proyek Denver sudah datang tepat waktu seperti yang dikatakan Mr. Kim kemarin. Aku harus bersiap-siap.
"Semangat Lisa, kau pasti bisa!" Rose menyemangati saat aku bersiap-siap masuk ke ruang rapat kantor dan aku hanya membalas Rose dengan bahasa isyarat terima kasih.
Maka dengan penuh keyakinan dan percaya diri akupun mulai membuka pintu besar ruang rapat di depanku.
Kulihat beberapa orang sudah berkumpul dan duduk dimasing-masing tempat mereka.
Beberapa direksi dan investor lain yang sudah siap dengan penampilan terbaik mereka, jas mahal dan rambut klimis mereka seakan menunjukkan status sosial mereka yang tinggi.
Beberapa orang dari mereka menatap ke arahku saat aku melangkah masuk ruangan dengan nafas sedikit tertahan, senyum ramah berusaha kutampilkan sebaik mungkin di depan mereka sekarang satu persatu.
Hingga pandanganku berhenti pada sosok yang duduk di sebelah Mr. Kim. Seseorang yang amat ku kenal, tatapannya itu begitu tajam saat menatap ke arahku.
Aku terpaku sejenak saat melihat kehadirannya disini, hingga nafasku serasa berhenti selama sekian detik dengan jantung yang terpacu kencang tak bisa ku hindari lagi.
"Kau sudah datang, Miss Jung. Perkenalkan Mr. Jeon, Ini Jung Lalisa sekretaris saya yang akan memberikan presentasi kepada anda dan semua orang yang hadir disini, semoga tidak mengecewakan anda nanti, " Mr. Kim mencoba memperkenalkanku pada pria berjas abu gelap yang duduk sejak tadi menatapku tanpa berkedip.
Aku yang berusaha untuk sadar dari kenyataanpun berusaha tersenyum dan menyembunyikan wajah terkejutku saat ini.
"Hallo, Mr. Jeon senang berjumpa dengan anda dan selamat datang di Seoul. Mohon bimbingannya jika nanti saya banyak melakukan kesalahan dalam presentasi nanti," ucapku seraya membungkukkan setengah badan di depannya.
Tanpa aku duga pria yang ternyata orang yang paling kuhindari itupun berdiri dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya padaku untuk berjabat tangan.
"Senang berjumpa dengan anda Miss. Jung semoga kedepannya kita bisa bekerja sama dengan baik nanti," ucap Jeon Jungkook penuh percaya diri dengan menunjukkan senyuman memikatnya yang menjadi andalannya selama ini.
"Tentu saja, Mr. Jeon. Saya harap anda tidak kecewa dengan presentasi saya nanti." Sahutku seraya membalas jabatan tangannya dengan senyum di paksakan.
"Baiklah, kita bisa mulai sekarang presentasinya Miss. Jung." Mr. Kim memberikan perintah.
Aku yang saat itu sudah siap dengan segala sesuatunya bahkan kenyataan terburuk yang sejak kemarin aku takutkan menjadi kenyataan, akhirnya pun memulai presentasiku dengan berusaha tetap bersikap profesional di depan mereka semua yang hadir diruangan rapat ini.
Dapat kulihat tatapan tajam Jeon Jungkook yang seperti tak pernah lepas saat menatap kearahku yang saat itu tengah memberikan presentasi proyek Denver. Namun aku berusaha tak ingin lengah ataupun terpengaruh dengan kehadirannya sekarang.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...