Pura-pura bahagia

1.4K 120 0
                                    

Eunha

Aku ingin bertemu denganmu kak

Apakah kau ada waktu untuk bertemu?

Sebuah pesan dari Eunha tiba-tiba muncul mengejutkanku. Aku yang saat itu tengah menemani Haruto bermain pun membalas pesan darinya.

"Sudah lama ia tak tak mengirim pesan padaku, kenapa tiba-tiba ia ingin bertemu? Apakah terjadi sesuatu padanya?" Pikirku dalam hati.

Ya, aku ada waktu malam ini

Mau bertemu dimana?

Kukirim pesan itu pada Eunha dan hanya selang bebeapa menit notif pesan di ponselku berbunyi lagi.

Dwyane's Luxury House

Apartemen? Apakah itu apartemen tempat Jungkook dan Eunha tinggal?

Jika aku kesana, tentu aku akan bertemu dengan Jungkook disana. Jelas aku kurang nyaman, namun jika aku tak datang, aku takut Jungkook ataupun Eunha datang menemuiku di flat ini justru itu akan lebih beresiko.

Setelah memikirkan cukup banyak pertimbangan, mau tidak mau akupun menyanggupinya. Karena aku tak mau mengambil resiko, Eunha ataupun Jungkook tahu keberadaan Haruto.

" Haruto sayang, ibu akan pergi nanti malam ke rumah teman, kau tidak apa-apa kan ibu tinggal bersama dengan Umji nanti?" Tanyaku pada Haruto yang saat itu tengah bermain puzzle dengan asyik.

"Apa Haruto tidak boleh ikut?" Haruto balik bertanya dengan wajah polosnya.

"Jika Haruto ikut takut nanti akan bosan, lebih baik Haruto disini bermain dengan Umji bukan? Ibu janji hari ini Ibu akan menemani Haruto main sepuasnya!" Bujukku.

"Benarkah?! Okay, Ibu!" Sahur Haruto penuh semangat dan akupun tersenyum lebar melihat reaksinya. Weekend ini tak ada salahnya kan aku menghabiskan waktuku bersama dengan putraku? Dan setelah itu, nanti malam aku akan menemui Eunha di apartemennya. Lebih baik aku yang datang daripada mereka yang datang, itulah pemikiranku.

Dwyane's Luxury House, Seoul.

Malam itu saat aku datang, Eunha langsung memelukku erat. Dia menyambutku hangat seperti biasanya. Senyum cantiknya mengembang di wajahnya yang putih bersinar.

"Ia tampak baik-baik saja, justru tampak bahagia, Syukurlah kalau begitu."

"Tumben sekali kau mengajak bertemu. Apakah kau baik-baik saja?" Tanyaku ingin tahu.

"Aku baik-baik saja kak, seperti yang kakak lihat. Aku sangat bahagia menjadi Nyonya Jeon. Kakak sendiri bagaimana kabarnya? Kudengar kau bekerja di proyek yang sama dengan Jungkook, benarkah begitu?" Tanya Eunha.

"Ya, Jungkook menjadi salah satu investor proyek kami di Denver." Jawabku singkat, rasanya lidah ini terasa kaku jika mengucapkan nama pria itu.

"Kebetulan sekali ya. Aku juga baru tahu dari Jungkook saat aku baru datang ke Seoul. Seoul kota yang luar biasa kak, aku senang tinggal disini. Mungkin kita berdua akan tinggal lebih lama disini nanti." Tuturnya, senyum ceria tak lepas di wajahnya saat ini.

Deg!!

Ucapan Eunha tentu saja mengejutkanku. Bagaimana tidak, jika itu benar maka ruang gerakku bersama dengan Haruto juga akan terbatas bukan??

"Kakak senang bukan, jika aku dan Jungkook lebih lama tinggal disini? Jadi kita akan lebih sering bertemu!" Tuturnya menambahkan.

"Apa Mom dan Dad tidak masalah nanti kau tinggal di Seoul?" Tanyaku mencoba berdalih.

"Mereka setuju kak, selama Jungkook bersamaku Mom dan Dad tak akan mempermasalahkan apapun." Jawabnya.

"Oh, syukurlah kalau begitu." Ucapku lirih berusaha menutupi rasa kecewa di hatiku.

"Kau bagaimana kak, Apakah kakak belum berbaikan dengan Mom dan Dad? Aku pikir dengan moment pernikahanku waktu itu, mereka berdua bisa memaafkan dan mau menerima kak Lisa lagi, tapi justru malah sebaliknya. Aku sangat menyesal kak, Maafkan aku ya...?" Ucap Eunha dengan tatapan sendu seraya menyentuh lembut jemari tanganku.

"Tidak apa, aku sudah terbiasa dengan sikap mereka selama hidupku." Jawabku dingin.

"Tapi kakak bahagia kan hidup di Seoul seorang diri selama ini?" Eunha bertanya dengan menyempitkan kedua mata coklatnya yang indah seakan ingin tahu jawaban dariku.

"Jika memilih, aku lebih bahagia hidup disini daripada di Busan." Sahutku tegas.

"Syukurlah kalau begitu, aku ikut bahagia jika kakak bahagia." Ucap Eunha seraya tersenyum cantik.

"Oh ya, Kakak sudah makan? Aku sudah menyiapkan makanan spesial untukmu malam ini! Yuk, kita makan sama-sama, kakak jangan sampai menolaknya!" Ucap Eunha seraya bangkit dari sofa dan menuntun tanganku untuk ikut dengannya.

"Tidak, tidak. Terima kasih Eunha, aku tak bisa lama-lama disini karena aku harus pulang." Sahutku menolak.

"Memang kau mau kemana?" Sebuah suara yang sangat kukenal mengejutkanku, orang yang paling ku hindari akhirnya muncul juga tepat di belakangku saat aku menoleh ke belakang.

"Jungkook?! Kau sudah pulang sayang??" Saat itu juga Eunha berjalan cepat menghampiri suaminya dan mencium mesra pipi Jungkook. Mata kami sempat bertemu di waktu yang sama namun cepat-cepat aku menoleh dan membuang muka menghindar dari tatapan tajam penuh arti suami adikku sendiri.

"Kau kemana saja, sayang? Kak Lisa sudah datang sejak tadi." Tanya Eunha seraya bergelayut manja di salah satu lengan suaminya itu. Aku yang enggan melihat kemesraan itupun merasa tak nyaman dan lebih memilih ingin pergi saja.

"Apakah kau akan pergi kak Lisa? Bukankah tadi Eunha menawarimu makan malam bersama, aku harap kau jangan menolak ajakan kami berdua. Anggap saja, ini sebagai ucapan selamat datang di rumah kami." Ucap Jungkook penuh arti, kurasa dia memang sengaja menggodaku dan membuatku emosi.

"Ah, maaf sekali aku tidak terbiasa makan di apartemen mewah. Aku lebih suka makan bersama di luar." Sahutku dingin.

"Kak...??"

Sempat kulihat tatapan penuh tanya di wajah Eunha dari sudut mataku namun aku tak peduli.

"Aku permisi pulang dulu, karena aku ada janji dengan seseorang. Jadi maafkan aku, tidak bisa berlama-lama disini. Aku pamit dulu Eunha, sampai jumpa lagi. Jaga dirimu baik-baik." Ucapku seraya mengambil tas kecil milikku di sofa uang kududuki tadi dan kemudian berlalu pergi.

Tak kupedulikan tatapan mereka padaku. Yang jelas aku ingin cepat-cepat pergi dari pandangan mereka berdua saat ini.

Karena entah mengapa saat melihat kebersamaan mereka dadaku terasa sesak.

Akupun berjalan keluar dari apartemen mewah itu dengan langkah cepat. Merapatkan syal yang melingkar di sepanjang leherku dan berjalan hendak pulang. Namun beberapa menit aku berjalan keluar dari area apartemen itu, sebuah tangan menarikku dari belakang dengan kasar hingga mengejutkanku.

"Kau mau pergi kemana, Jung Lalisa?! Apakah kau akan pergi kencan dengan Kim Taehyung?!"

"Jungkook?!!" Seruku kaget.

****

Biarkan Aku Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang