"Aku mohon maafkan aku, berikan aku kesempatan..." Ucap Jungkook lirih memohon.
Entah kenapa aku hanya diam, bibir ini rasanya tertutup dan terkunci sulit untuk mengucapkan kata. Hingga dapat kurasakan dengan jelas pelukan Jungkook semakin erat ditubuhku, seakan ia tak mau membiarkan aku pergi. Kupejamkan kedua mataku ini, menahan gejolak yang ada di dada. Entah aku harus bagaimana, aku tak tahu?
Dalam sekejap aku merasa lemah dan tak berdaya dalam pelukan pria yang pernah mengisi hidupku dan ayah dari anakku ini. Karena jujur, aku masih mencintainya. Dulu dan sampai sekarang aku selalu mencintainya. Tapi semua perasaan itu sudah terkubur dalam-dalam sejak tahu kenyataan kalau kita memang tak bisa bersama.
Entah itu dulu ataupun sekarang, takdir tak pernah berpihak pada hubungan kami. Karena dia memang bukanlah milikku lagi, dan aku hanya bisa berpikir logis kalau aku dan dia memang harus berpisah dan berakhir dengan cara seperti ini.
Dan saat aku membuka mata ini, aku terpaku sejenak dengan kedua mata yang ini membulat sempurna, dadaku merasa sesak seketika, dan tubuhku menegang saat itu juga. Saat aku mengentahui ada sepasang mata yang tampak mengawasi kami berdua didepanku, tepat didepan pintu rumahku yang masih terbuka lebar dan menganga.
"Eunha...??" Ucapku lirih dengan suara ditekan, menyadari hal itu Jungkook pun reflek mengendurkan pelukannya dan mulai melepaskannya saat itu juga, berbalik dan melihat apa yang ada dibelakangnya.
"Kalian... berdua... benar-benar te-ga...!" Dapat kudengar ucapan itu keluar dari bibir tipisnya yang tampak bergetar, kedua mata coklat bulat indahnya merebak penuh dengan air mata.
Namun seperti orang bodoh aku dan Jungkook hanya diam tak bergerak, terpaku seakan tubuh ini terasa berat. Dan akupun tersadar dari kenyataan saat sosok berambut hitam cantik itu berlari menjauh dari pandangan kami berdua.
"Jungkook!! Eunha... cepat kejar dia!!! Aku tak mau dia salah paham!!!" Perintahku panik.
"Baik, kau tetaplah disini, jaga anak kita. Aku akan kembali nanti setelah menjelaskan semuanya pada Eunha!" Sahut Jungkook sebelum berlalu pergi meninggalkanku yang masih tampak bergetar dan syok karena semua ini terjadi begitu cepat di depan mataku.
Dan akupun ambruk bersimpuh duduk dilantai yang dingin dengan tubuh lemas saat Jungkook menghilang dari pandangan mataku, mengejar Eunha yang berlari entah kemana.
©©©©
Jungkook berlari mengejar wanita yang masih sah menjadi istrinya itu. Namun entah bagaimana ia bisa kalah cepat kali ini dengan wanita. Ia tak bisa mengapai Eunha yang berlari dan kemudian masuk ke sebuah mobil taxi yang terparkir di depan gedung flat yang ditinggali oleh Lisa.
Tak mau hilang akal, ia pun berlari menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari di depannya sekarang dan menginjak gas mengikuti mobil taxi yang ditumpangi sang istri.
"Kita akan kemana lagi, nyonya?" Tanya sang supir taxi yang merasa bingung pada wanita berambut hitam yang tampak menangis sesenggukan dikursi penumpang belakang.
Namun sang wanita tak membalas pertanyaan supir taxi itu karena saat ini ia masih sangat syok dengan apa yang baru saja ia lihat didepan matanya tadi.
Bagaimana tidak? Dia begitu terkejut saat melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana suami yang ia begitu cintai itu memeluk erat tubuh kakak kandungnya dan berbisik mesra seolah mengatakan ucapan cinta, sedangkan sang kakak yang ia hormati itu selama ini tampak menikmati pelukan suaminya dan tak menolaknya.
Sungguh bagai ia ditampar keras oleh sebuah kenyataan. Kalau ternyata wanita lain yang dihati suaminya adalah kakak kandungnya sendiri, Jung Lalisa.
Ya, Lisa. Nama yang dulu sangat dihormatinya, sekarang dalam waktu singkat ia begitu membencinya. Wanita perusak rumah tangga. Menjijikan dan sangat tak bermoral! Bagaimana bisa seorang kakak tega merebut hati suami adiknya sendiri adalah suatu tindakan bejad bagi dirinya.
Entah berapa lama, mereka berdua menjalin sebuah hubungan selama ini dibelakangnya. Dan bodohnya selama 4 tahun pernikahannya, ia baru mengentahui kenyataan ini!"
"Sungguh bodoh kau Eunha...!" Makinya sendiri dalam hati.
Kalau saja ia malam ini tak mengentahui suaminya pergi tadi di apartemennya dengan sangat tergesa-gesa dan kemudian dengan insting naluri seorang istri ia memberanikan diri mengikuti sang suami pergi. Ia tak akan mengentahui kebenaran ini sampai kapanpun dan Eunha bersyukur sekarang ia bisa melihat semua pengkhianatan ini dengan mata kepalanya sendiri.
Eunha bisa menerima jika suaminya tak lagi mencintainya dengan alasan ia mencintai wanita lain namun melihat kenyataan kalau wanita itu adalah kakaknya sendiri sungguh membuatnya hancur. Ia merasa dikhianati oleh dua orang sekaligus. Sungguh kejam!
Karena bingung, supir taxi itupun menghentikan mobilnya ke depan apartemen mewah tempat Eunha memesan taxinya.
"Sudah sampai nyonya..." Tutur sang supir taxi dengan wajah bingung karena sejak tadi sang penumpang wanitanya tak berhenti menangis sepanjang perjalanan.
Hingga akhirnya Eunha pun tersadar, ia memberikan beberapa Won pada sang supir taxi itu dan keluar dari mobil tanpa mengucapkan apapun.
Kini Eunha berdiri terpaku menatap bangunan apartemen mewah yang menjulang tinggi dan kokoh itu seakan bagi Eunha bangunan itu sudah mengejek dirinya yang sekarang tampak menyedihkan.
Hingga ia merasa dirinya lemas dan lelah untuk berpijak apalagi berjalan. Pandangannya kabur, dadanya sesak dan tubuhnya bergetar seketika kemudian dalam hitungan detik tubuh mungil nan anggun itu kini ambruk tak sadarkan diri begitu saja di depan bangunan apartemen mewah itu.
Jungkook yang baru saja sampai melihatnya dan kemudian berlari mendekati tubuh sang istri yang kini tak sadarkan diri.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi (END)
RandomAdikku eunha memang gadis yang manis sejak dulu, ia adalah putri kesayangan Mom dan Dad. Berbanding terbalik denganku yang selalu mandiri sejak kecil, karena kasih sayang Mom dan Dad memang sepenuhnya mereka curahkan untuk eunha selama ini. Jarak us...