"Kak Cindy!"
Merasa namanya di panggil, Cindy pun menolehkan kepalanya. Mendapati Eve yang tersenyum kearahnya, dan senyum itu menular kepada Cindy.
"Hai Eve! Beli bubur juga?"
Eve mengangguk, melirik kursi yang di duduki oleh Cindy. Cindy yang paham pun segera berdiri.
"Mau duduk?"
Belum sempat Eve melangkah, Jinan sudah mengangkat tubuh Eve ke dalam gendongannya. "Duduk lagi aja." titah nya pada Cindy.
Diam-diam Cindy menarik sudut bibir nya. Ternyata Jinan tak selalu menyebalkan, bisa hangat juga.
Cindy juga diam-diam memperhatikan interaksi antara Jinan dengan Eve, persis seperti ayah dan anak. Dan sangat menggemaskan.
Lamunan Cindy disadarkan oleh penjual bubur yang mengatakan pesanannya telah siap. Buru-buru Cindy membayarnya dan berpamitan pada Eve. Ingat, hanya pada Eve.
Tangan Eve melambai sampai punggung Cindy menghilang di balik tembok.
"Ini bubur nya dua ya mas? Yang gak pake sambal di sebelah kanan. Totalnya jadi 16 ribu."
Jinan segera membayar bubur tersebut dan kembali ke apartemen nya.
Sesampainya di apartemen, ponsel Jinan berdering pertanda panggilan masuk.
"Ya Halo?"
"Deon kecelakaan! Lo cepetan ke rumah sakit!!"
"Iya gue kesana."
Panggilan pun terputus.
Jinan menatap Eve. Tidak mungkin dia membawa Eve ke rumah sakit. Jinan mencoba memutar otak nya, harus kemana dia menitipkan bocah tengil ini.
"Ci Shani?"
Jinan menggeleng. Dia belum siap jika harus di pertemukan lagi dengan Shani.
Dengan menurunkan rasa gengsi nya, Jinan bertekad meminta tolong kepada satu manusia ini.
Manusia tersebut sudah berdiri di ambang pintu unit apartemen nya sambil berkacak pinggang. Hal itu membuat Jinan tersenyum kikuk.
"G-gue titip Eve sebentar yah? Gue mau ke rumah sakit. Dan gak mungkin Eve gue ajak."
Cindy menghembuskan nafasnya. "Yaudah sini. Eve biar sama gue."
Jinan menurunkan Eve dari gendongannya. "Kamu sama kak Cindy dulu ya? Abang mau ke rumah sakit jenguk temen."
Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya.
"Jangan nakal, okay?"
Lagi, gadis kecil itu mengangguk.
Jinan mengusap sekilas rambut Eve lalu beralih menatap Cindy.
"Ini perlengkapan Eve. Semuanya ada disini. Kalo ada apa-apa lo bisa langsung hubungin gue. Nomor gue ada di dalam tas itu, di bagian paling kecil. Maaf ngerepotin ya Cin."
Cindy terperangah mendengar ucapan Jinan yang terdengar beruntun.
"Gue pamit."
Jinan berlari menuju lift. Meninggalkan Eve dan Cindy yang masih menatap punggung nya yang sudah menghilang di balik lift.
Cindy pun membawa Eve masuk ke dalam apartemen nya. Eve begitu terlihat gembira bersama Cindy.
"Eve udah makan?"
Eve menggeleng. Bubur yang tadi di beli Jinan belum sempat mereka makan.
"Laper gak?"
Eve sudah pasti mengangguk. Karena ini sudah melewati jam sarapannya. Tapi untuk numpang makan sepertinya Eve tak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu; Cinan (Selesai)
Fanfiction"Aku berharap mampu memundurkan waktu sehingga aku bisa bertemu denganmu lebih awal dan meluangkan waktu lebih banyak bersamamu."