Saat membuka mata awalnya Jinan terkejut ketika ada tangan yang melingkar di perutnya. Detik berikutnya dia mengulum senyum, mengingat mereka sudah tidur bersama. Perlu di garis bawahi, hanya tidur bersama. Tolong jangan berpikir macam-macam.
Jinan menyangga kepalanya dengan sebelah tangan, terus mengulum senyum memandang wajah tenang Cindy yang berada tepat di depan wajahnya. Tubuhnya sudah kembali fit, berkat gadis di samping nya. Ahhh Jinan jadi makin sayang:(
Tapi boong.
Sungguh, pagi ini pagi yang sangat indah untuk Jinan. Karena hari nya di sambut dengan wajah tenang milik gadis berlesung pipi ini. Menyejukkan.
Beberapa menit kemudian, Cindy terusik dari tidurnya. Matanya langsung melotot melihat Jinan disamping nya. Sedangkan Jinan memamerkan senyum jahilnya.
"Good morning sunshine.." sapa Jinan hangat.
"Ji, lo gak ngapa-ngapain gue kan?" Cindy panik, melihat ke dalam selimut, syukurlah pakaiannya masih lengkap.
Jinan tertawa, Jinan tak sebrengsek itu. "Makasih ya Cin udah rawat gue. Maaf ngerepotin. Gue berani jamin, gue gak ngapa-ngapain lo semalem. Lagian gue gak doyan sama gadis Depok."
Setelah mengatakan itu, sebuah bantal mendarat di wajah Jinan. Dan Cindy lah pelaku nya. "Jangan Depok Shaming!!"
Tawa Jinan semakin keras terdengar. Dia menahan pukulan demi pukulan dari Cindy dengan tangannya. Biarkan Cindy puas. Melihat wajah kesal Cindy selalu menjadi hiburan untuk Jinan.
Jinan berhasil mencekal lengan Cindy, dan tak sengaja tertarik hingga jatuh ke pelukan Jinan. Jinan tersenyum jahil sambil menjawil hidung mancung Cindy. "Nyaman ya pelukan gue?"
Pukulan keras Jinan dapatkan di pundaknya. Sungguh, rasanya Cindy ingin menenggelamkan Jinantara ke rawa-rawa karena saking menyebalkannya.
"Udah ah gue mau pulang." Jinan turun dari kasur dengan santai, tanpa rasa bersalah.
"Mian nyebelin!!" teriak Cindy dari dalam kamar. Sedangkan Jinan tertawa puas.
"Berangkat ke kampus bareng ya beb!" teriak Jinan dari luar.
"Bacot!!"
Tak terdengar lagi gelak tawa dari Jinan. Cindy bergerak keluar kamar. Dan sudah kosong. Itu artinya Jinan memang benar-benar pulang.
Mengingat semalam, Cindy tersenyum. Sudah sejauh itu kah mereka? Oh god, Cindy salah tingkah sendiri.
"Lo harus tanggung jawab Jinan!!" pekik Cindy salah tingkah.
"Salting lo jelek." suara berat menginterupsi.
Cindy menoleh ragu. Oh damn! Jinan tengah bersandar di tembok sambil bersedekap dada menghadap kearah nya. Alisnya naik turun menggoda Cindy.
"L-lo belum pulang?"
Jinan menggeleng seraya tersenyum penuh arti. "Gue gak akan pulang sebelum di usir."
Sontak, Cindy menarik lengan Jinan keluar apart. "Udah kan gue usir? Sana pulang!"
"Yaudah gue pulang. Bye cantik." sebelum melangkah Jinan menyempatkan diri untuk mengacak poni Cindy.
"Lo ngiler tau Cin." setelah membisikkan itu Jinan berlari terbirit-birit masuk ke dalam apart nya.
Ingin rasanya Cindy berlari mengejar Jinan dan menjambak rambut Jinan hingga botak. Tapi tubuhnya malah mematung di tempat dengan deru nafas tak beraturan. Tentu saja, Cindy kesal bukan main karena Jinan.
•waktu•
"Dam, El di keroyok sama orang gak dikenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu; Cinan (Selesai)
Fanfiction"Aku berharap mampu memundurkan waktu sehingga aku bisa bertemu denganmu lebih awal dan meluangkan waktu lebih banyak bersamamu."