Juu-San

1K 153 12
                                    

Derap langkah Cindy terdengar tergesa-gesa, punggung tangannya sibuk menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Hatinya hancur melihat Jinan bercumbu dengan seorang wanita. Kenapa Jinan setega itu padanya?

Harusnya Cindy tak perlu menjatuhkan hatinya pada seseorang seperti Jinan.

Jinan mendorong tubuh seorang wanita yang bahkan tak ia kenali dengan sedikit kasar. "Cewek brengsek!" maki Jinan.

Jinan berlari, mengejar Cindy yang ia yakin melihat semuanya. Sungguh, ini salah paham. Jinan bahkan tidak kenal siapa wanita yang tiba-tiba menciumnya tadi.

Jinan celingukan, mencari keberadaan Cindy. Mempercepat langkahnya ketika melihat Cindy hendak membuka pintu mobil. Dia berhasil mencekal lengan Cindy.

"Cin, lo salah paham."

"Lepas." Cindy menepis tangan Jinan.

"Dengerin gue dulu, Cindy."

Cindy menoleh dengan wajah yang masih di penuhi air mata. "Gue salah ya Ji? Udah ngejatuhin hati gue ke cowok brengsek kaya lo?"

Hati Jinan sakit mendengarnya. Dia menarik tubuh Cindy ke dalam pelukannya, meski Cindy memberontak meminta dilepaskan.

"Gue gak kenal dia siapa, Cin."

Cindy menangis tanpa suara.

"Maafin gue Cindy."

Cindy menarik tubuhnya dari pelukan Jinan, dia menghapus kasar airmatanya, lalu menatap Jinan. "Ngga perlu. Lo gak salah, itu hak lo. Harusnya gue sadar diri, memangnya gue siapa lo? Makasih buat semua perhatian lo ya Ji? Gue pamit. Gue pastiin, lo gak akan ketemu gue lagi." Cindy melepas genggaman tangan Jinan dengan pelan, lalu masuk ke dalam mobilnya.

"Ngga Cin. Jangan pergi, gue mohon." Jinan mengetuk kaca mobil Cindy.

"Cindy jangan pergi.." Jinan menggeleng.

"Cindy jangan pergi, gue mohon.." racau Jinan dalam tidurnya, kepalanya bergerak resah ke kanan dan ke kiri.

"Cindy!!" Jinan bangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Dia menatap sekelilingnya, ternyata dikamar. Dia segera mengambil ponsel yang ditaruh di nakas, dan menghubungi seseorang.

"Kenapa Ji?" suara serak khas bangun tidur menyapa telinga Jinan.

"Cindy.."

"I have a bad dream."

"Lupa baca do'a ya?"

"Cindy, jangan pergi yaa.."

Kekehan terdengar di seberang sana. "Lo kesambet dimana deh Ji?"

"Gue sayang lo, Cindy."

"........"

"Jangan pergi." pungkas Jinan sebelum menutup panggilannya.








waktu•








Cindy masih begitu ingat perkataan Jinan tengah malam tadi. Ada apa dengan Jinan? Apakah karena mimpi buruk otak Jinan jadi konslet?

Daripada sibuk memikirkan pemuda yang tak tau dimana keberadaan nya sekarang, lebih baik Cindy segera mandi untuk bersiap-siap berangkat ke kampus.

Karena mimpi buruknya semalam, hari Jinan jadi badmood parah. Dia tak berselera melakukan apapun. Shani sampai berkali-kali menegurnya karena Jinan terlalu banyak melamun.

Waktu; Cinan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang