Matahari sudah berada di atas kepala, waktunya jam tidur siang untuk Eve. Sedari tadi Jinan sudah lelah karena menjadi kuda yang di tunggangi oleh keponakan nya itu, dan akhirnya sekarang anak kecil tersebut tertidur.
Jinan menghempaskan tubuhnya ke lantai, sungguh! Pinggang nya terasa pegal-pegal karena berjam-jam menjadi kuda untuk Eve.
Cindy terkekeh melihat Jinan tepar, Eve benar-benar aktif hari ini, seolah tak membiarkan Jinan untuk sekedar bernafas. Terus merengek ingin menunggangi punggung Jinan.
"Sini.." Cindy menepuk pahanya.
Jinan pun memindahkan kepalanya ke paha Cindy. Matanya refleks terpejam ketika Cindy menyisir rambutnya.
"Cape ya?"
Jinan mengangguk lemah.
"Sama aku juga." sambung Cindy.
Mata Jinan terbuka, dia menyentil pelan dahi Cindy karena jawabannya itu.
"Sakit Jinan!"
"Lebay."
Akhirnya Cindy menjambak rambut Jinan yang semakin memanjang itu. Membuat Jinan refleks mengaduh.
"Sakit!!"
"Lebay."
Balas dendam rupanya.
Jinan membalikkan tubuhnya menghadap ke perut Cindy. "Usapin punggung gue, pengen tidur sebentar."
"Manja." cibirnya.
Meskipun demikian, Cindy menuruti kemauan Jinan. Tangannya mulai bergerak mengusap punggung Jinan dengan lembut. Hingga suara dengkuran halus terdengar, itu artinya Jinan sudah tertidur.
Cindy tersenyum mengamati setiap inci wajah Jinan yang semakin hari semakin menawan. Seketika jantungnya berdebar kencang, Cindy tau arti dari debaran jantung ini. Namun sampai sekarang, Cindy masih enggan mengakuinya.
Cindy menyandarkan tubuhnya pada badan sofa, sebelah tangannya memainkan rambut Jinan, dan sebelah tangannya lagi bermain ponsel.
Ia beberapa kali memotret wajah Jinan yang begitu tenang saat tidur, semakin menawan. Astaga! Tidak bisakah jantung nya diam sejenak?
Cindy menoleh pada sisi kirinya, dimana Eve tidur dengan posisi memeluk boneka kesayangannya. Kebahagiaan nya terasa sempurna sekarang, duduk di antara dua orang kesayangannya.
Sore nya Jinan mengajak Eve dan Cindy keliling kota menggunakan motor. Mereka benar-benar terlihat seperti keluarga bahagia.
Jinan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Angin sore menyibakkan rambut mereka. Di sepanjang perjalanan Eve terus mengoceh, Jinan hanya sesekali menimpali, karena sisa nya Cindy lah yang meladeni nya.
Hingga motor Jinan berhenti di salah satu penjual bakso.
"Mau bakso?"
"Mauu!!" jawab Cindy dan Eve berbarengan.
Jinan terkekeh mendengar jawaban kompak dari dua bidadari nya. Jinan dan Cindy pun menuntun Eve ke dalam kedai bakso yang ada di pinggir jalan. Setelah makan, Jinan berencana mengajak Cindy dan Eve ke danau dekat kampus untuk menyaksikan senja.
20 menit mereka habiskan untuk menikmati bakso. Dan sekarang motor Jinan kembali melaju menuju danau di dekat kampus.
Hari sudah semakin sore, mereka bertiga asik menyusuri pinggir danau ditemani dengan semburat jingga yang mulai datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu; Cinan (Selesai)
Fanfiction"Aku berharap mampu memundurkan waktu sehingga aku bisa bertemu denganmu lebih awal dan meluangkan waktu lebih banyak bersamamu."