Hujan turun membasahi bumi sore ini. Dan gadis bernama Cindy mau tak mau mengulur waktunya untuk pulang. Jarak dari gedung fakultas ke parkiran cukup jauh, tubuh nya akan basah kuyup jika ia menerobos paksa hujan yang turun dengan derasnya.
Sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat Cindy berdiri. Dari plat nomor nya Cindy hafal bahwa itu mobil milik Bumi Aksara, kekasih Sisca.
"Ayang udah jemput." ucap Sisca sumringah melihat Bumi berjalan kearahnya sambil membawa payung untuk melindungi nya dari rintik hujan.
"Najis alay." cibir Cindy.
Pemuda dengan tubuh yang menjulang tinggi pun tiba di hadapan mereka.
"Ayo, pulang." ajak Bumi, sebelah tangannya sudah menggenggam tangan milik Sisca.
"Duluan yaa, daah." Sisca melambaikan tangannya.
Melihat perlakuan Bumi kepada Sisca sebenarnya membuat Cindy sedikit teringat kepada Arlan. Dia selalu memperlakukan Cindy bak seorang ratu. Cindy menggeleng pelan, segala menghapus segala pikirannya tentang Arlan.
"Awan nya tebal, kayanya ni hujan bakal lama berenti nya."
Cindy terkejut bukan main karena kehadiran seseorang yang begitu tiba-tiba.
"Kaget gila!" Cindy memukul bahu pemuda yang berdiri di samping nya.
Pemuda tersebut hanya cengengesan. Kemudian melirik jam tangannya. Sudah semakin sore, akan lama jika menunggu hujan reda. Perlahan, dia membuka jaketnya.
"Ayo."
"Ha?"
Tanpa banyak kata. Jinan menarik tangan Cindy untuk ikut bersamanya. Jinan menggunakan jaketnya untuk melindungi kepala mereka dari hujan.
Jinan bahkan membukakan pintu mobil untuk Cindy. Dia tak lagi memperdulikan baju nya yang sudah basah.
"Hati-hati, jangan ngebut." ujar Jinan seraya menutup pintu mobil milik Cindy. Sedangkan Cindy, gadis itu masih berusaha mencerna kejadian tadi. Kenapa Jinan tiba-tiba menjadi peduli gini?
Diam-diam, Jinan memperhatikan Cindy dari dalam mobilnya. Setelah mobil Cindy meninggalkan area kampus, barulah ia mulai menjalankan mobilnya.
Jinan sampai di apartemen nya tak lama setelah Cindy sampai. Mereka kini sama-sama berada di basemant bawah. Cindy merasa tak enak hati melihat baju Jinan yang sedikit basah.
Jinan melangkah beriringan dengan Cindy. Dan lagi, tanpa sepatah kata pun, Jinan masuk begitu saja ke dalam apartemen nya, meninggalkan Cindy yang harus berjalan beberapa langkah lagi guna sampai ke apartemen nya. Cindy mendengus. Sikap Jinan memang aneh, kadang hangat, kadang dingin, kadang juga menyebalkan.
Setelah sampai di kamar, Jinan segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ah tiba-tiba Jinan teringat Shani. Gadis itu akan memarahinya ketika dia pulang dalam keadaan basah kuyup seperti ini. Dia yang akan mengeringkan rambutnya, dan membuat kan nya susu coklat hangat. Tak banyak yang tau bahwa Jinan dan Shani sering menginap bersama.
Hatinya masih sering merindukan hadir perempuan bernama Shani Indira itu. Dia adalah gadis yang mampu mencairkan es di hati nya. Dan Shani adalah cinta pertama nya. Seperti yang di katakan orang-orang, bahwa cinta pertama akan sulit dilupakan bukan? Dan seperti itulah yang kini di rasakan oleh Jinan.
Sedangkan cinta pertama Shani adalah Gevan. Jinan tak terlalu mengenal nya, hanya saja beberapa kali tak sengaja bertemu. Yang Jinan tau, mereka berpisah karena perbedaan keyakinan. Daripada semakin lama semakin rumit, mereka berdua memutuskan untuk mengakhiri hubungannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu; Cinan (Selesai)
Fanfiction"Aku berharap mampu memundurkan waktu sehingga aku bisa bertemu denganmu lebih awal dan meluangkan waktu lebih banyak bersamamu."