Playing music: Janji Setia-Tiara Andini.
_______
Rindu.
Rasa rindu itu kembali menghinggapi benak Jinan. Hujan diluar membuat suasana semakin sendu. Jinan menatap hujan dari jendela kamar dengan tatapan kosong.
Tatapannya jatuh pada cincin di jari manisnya. Ia usap cincin itu pelan. Rasa bahagia itu masih terasa ketika Cindy menyematkan cincin ini pada jari manisnya. Pancaran wajah bahagia Cindy juga tak akan pernah Jinan lupakan.
Lagi, Jinan menatap keluar jendela, hujan deras turun, aromanya sangat wangi menenangkan. Mengingatkan Jinan pada suatu malam.
"Yaampun Jinan! Kamu ngapain hujan-hujanan?!"
"Kehujanan, bukan hujan-hujanan."
"Ya tetep aja, kata aku juga tadi pake mobil! Bandel banget sih."
Jinan terkekeh miris mengingat kenangan tersebut. Omelan gadisnya masih terdengar jelas di telinga.
Ternyata seperti ini rasanya long distance relationship, pantas saja tak banyak orang mampu menjalani hubungan jarak jauh. Karena tantangannya memang berat, selain jarak dan waktu, rasa jenuh dan bosan pada hubungan juga sering kali menjadi masalah, belum lagi orang ketiga. Karena katanya orang yang setia akan kalah dengan orang yang selalu ada.
Jinan menghela nafas berat, ia raih HP nya dari atas meja. Senyumnya mengembang melihat wajah Cindy terpampang di wallpaper HP nya.
Jinan memencet aplikasi berwarna hijau yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Cindy. Terakhir berkomunikasi seperti nya dua hari yang lalu. Semakin kesini, mereka memang semakin jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.
Jinan pun keluar dari aplikasi tersebut, dan beralih membuka akun Instagram nya. Kini akun Instagram nya ramai pengikut, tak seperti ketika ia berpacaran dengan Shani. Jinan tak lagi memprivat laman Instagram nya.
Ia gulir aplikasi tersebut, postingan Jinan hanya satu, yaitu fotonya dengan Cindy ketika mereka bertunangan waktu itu.
Jinan memencet story Cindy yang tiba-tiba saja muncul. Ternyata story itu berisi video aktivitas Cindy di dalam mobil, sebentar..
Ada suara seorang pria..
Jinan mendengarkan itu baik-baik, dan ternyata benar, itu memang suara seorang pria. Jinan tersenyum miris mendengar tawa lepas Cindy.
Tak ingin merasakan sakit lebih mendalam lagi. Jinan akhirnya keluar dari aplikasi tersebut.
Jinan melongokkan kepalanya, hujan sudah berhenti. Jinan pun beranjak dari duduknya, menyambar jaket, tas, serta kunci mobilnya. Ia akan pergi menongkrong bersama teman-temannya.
"Mari kita makan terlebih dahulu."
"Aku gak lapar, Ka.."
"Tidak Cindy, kita harus makan. Aku ada tempat. Kamu pasti menyukainya."
Cindy mengangguk pasrah. Percuma ia menolak permintaan Arshaka, lelaki itu sangat keras kepala.
"Aku lihat kemarin kamu pakai cincin. Sekarang kemana cincin itu?"
Pertanyaan Arshaka membuat Cindy menoleh sejenak. "Ada. Kenapa?"
"Tidak, kamu terlihat sangat cantik jika memakai cincin itu. Aku menyukainya."
"Berarti kalo aku gak pake cincin itu, aku jelek. Gitu kah maksudmu?"
Arshaka menggeleng. "Tidak, maksudku bukan seperti itu Cindy. Tolong mengertilah.." dia panik. Wajahnya terlihat lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu; Cinan (Selesai)
Fanfiction"Aku berharap mampu memundurkan waktu sehingga aku bisa bertemu denganmu lebih awal dan meluangkan waktu lebih banyak bersamamu."