1 Bulan sebelumnya...
"Berapa usiamu sekarang?" Suara yang dingin kembali mengisi ruang keluarga yang semula terasa senyap
Mew hanya diam dalam posisi duduk tegapnya, tau bahwa pertanyaan itu tak membutuhkan jawaban
Nyonya Jongcheveevat menggenggam tangan putranya di bawah meja dan bersuara "Mew, ini sudah saatnya untuk kamu menikah"
"Aku akan mempertimbangkan" Kalimat yang sama lagi-lagi diandalkan Mew untuk menjadi jawaban
"Apakah mempertimbangkan memakan waktu hingga bertahun-tahun?" Pertanyaan Tuan Jongcheveevat lagi-lagi berhasil membungkam mulut sang putra
"Maaf untuk mengucapkannya. Tapi, tidak gampang untuk menemukan calon istri sesuai dengan yang Ayah dan Ibu inginkan"
"Hanya seseorang yang memiliki wawasan dan harga diri. Itu saja" Ayah Mew mengulang
Terdengar begitu gampang, namun membuat Mew melakukan upaya yang begitu keras
"Sayang, mengapa tidak mencoba untuk berkencan dengan seseorang lebih dulu?"
Mew menatap sang Ibu yang selalu berusaha mencairkan suasana dengan sikap hangatnya
"Aku sudah melakukannya. Tapi memang tidak ada yang cocok"
"Jangan terlalu perfeksionis"
Ibu Mew menggeleng, berdecak pada suaminya dan mewakili putranya menjawab "Sikap perfeksionis Mew menurun darimu"
"Bisakah kita melanjutkan ini nanti? Sebenarnya, aku memiliki pertemuan penting"
..☼︎..
"Wah, bahagia sekali pernikahan antara putra sulungku dengan pekerjaannya" Seorang wanita paruh baya berjalan lambat di belakang putranya yang tengah sibuk menarik pensil mekanik dan penggaris di atas kertas
Kalimat sarkas sang Ibu tak digubris sama sekali, ia tetap fokus pada garis-garis lurus di hadapannya
Sampai, ketukan meja terdengar dari sebuah cangkir teh yang diletakkan
Pria itu sedikit melirik, namun berusaha untuk tidak kehilangan fokusnya pada gambar
"Gulf, ibu berbicara padamu" Ailin kali ini terlihat serius
"Um"
"Kapan kamu menikah?"
"Saat aku siap" Gulf menjawab tenang
"Kapan kamu siap?" Ibu Gulf mengubah pertanyaannya
"Saat aku menemukan orang yang cocok"
"Berapa lama lagi kamu mencari?"
"Ibu" Gulf kini menatap ibunya dengan sedikit kelelahan di matanya "Tolong bersabar sedikit lebih lama"
Ailin lagi-lagi harus kelelahan menatap putranya seperti ini. Awalnya, ia begitu bahagia memiliki Gulf yang nyaris sempurna. Wajah yang cantik, sikap yang tenang, bijaksana, mandiri, dan isi otak yang tidak perlu diragukan
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...