20. Sekarang, dan selamanya

2.8K 293 103
                                    

Ketika kakinya menapaki anak tangga terakhir dan kepalanya menoleh pada ruang makan, mata Mew tiba-tiba menyala melihat istrinya memakai setelan formal, yang tengah sibuk menyiapkan makanan

"Kamu mau kemana?" Tanya Mew sebagai sapaan pertamanya

"Proyek hotelmu. Aku akan pergi untuk memonitoring" Jawab Gulf

"Apa?" Mew langsung memperlihatkan ketidak setujuannya di matanya, rautnya, juga suaranya "Kenapa? Kamu itu sedang hamil! Kamu tidak boleh kemana-mana"

"Tapi, saat pertemuan pertama kita tentang proyek, kamu memintaku agar melakukan kunjungan rutin"

"Itu tidak berlaku lagi sekarang. Setelah sarapan, kembalilah ke kamar untuk beristirahat!"

Gulf mengusap tengkuknya "Kamu, jangan berlebihan"

"Ini kehamilan pertamamu. Aku tidak ingin calon bayi kita kenapa-napa"

Gulf berfikir cukup lama. Ia tau, kekhawatiran suaminya sangat berlebihan. Namun, jika ia sudah melarang seperti ini... Maka apa boleh buat?

Kembali pada konsep awal, Gulf hanya ingin menjadi istri yang penurut untuk suaminya "Baiklah. Sekarang, ayo sarapan"

Mew meraih piring yang hendak diambil istrinya "Biar aku sendiri yang menyiapkannya"

"Hari ini aku hanya menyiapkan roti. Tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa"

Gulf mengangguk dan meneguk susunya, netranya sibuk menjelajah setiap baris dalam artikel tentang struktur bangunan dunia

"Kamu sudah membeli susu ibu hamil?"

Gulf mengangkat pandangannya pada suaminya, dan mengangguk "Tapi, tidak aku minum"

"Kenapa?"

"Aku masih belajar membiasakan diri"

"Kamu sudah mencoba meminumnya?"

"Tentu"

Mew mendengus dingin, mungkin ia tidak begitu memperhatikan istrinya beberapa hari belakangan ini hingga tidak menyadari perubahannya

"Kamu, pernah mual?"

"Hanya beberapa kali"

"Pusing, kram, nyeri di bagian perut?"

Gulf memikirkan jawabannya cukup lama "Hanya sedikit"

"Kenapa tidak pernah memberitahuku, hm?"

"Lebih sulit untuk mengatasi klien dibandingkan menanggapi gejala-gejala yang timbul karna kehamilanku"

Mew terkekeh, berdiri dari kursinya untuk menghampiri sang istri yang duduk di hadapannya

"Ada apa?" Tanya Gulf, heran ketika Mew meraih tangannya

"Kalau kamu mengalami masalah lagi, tolong segera beritahu aku"

"Um"

"Kamu menginginkan sesuatu?"

Mata Gulf menyipit. Suaminya, menjadi jauh lebih cerewet daripada sebelumnya. Meskipun ini tak membuatnya risih, tetap saja Gulf merasa aneh

"Yang aku inginkan?"

"Um"

Gulf diam sangat lama, hanya untuk memberi jawaban yang mengecewakan "Tidak ada"

"Kamu tidak mengidam apapun?"

Gulf memikirkannya lagi dan menggeleng dengan yakin "Tidak"

"Benarkah?" Mew memastikannya lagi

"Cepatlah makan. Kamu sudah membuang waktu 4 menitmu"

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang