"Phi akan melanjutkan pendidikan di Amerika?"
"Darimana kamu mendengarnya?"
"Teman-temanmu"
Pemuda yang lebih tua terkekeh, mengelus surai pihak lain dan menggeleng "Aku tidak akan pergi kemana-mana"
"Kenapa?"
"Phi tidak bisa jauh darimu"
Tatapannya terlalu meyakinkan hingga membuat yang lebih muda percaya-percaya saja. Ia mengembangkan senyuman, lantas mengangguk dengan penuh rasa percaya pada laki-laki di hadapannya
"Jadi... Phi akan terus bersamaku?"
"Tentu. Phi Janji"
Kelingking keduanya mengait dengan manis, di bawah rindangnya pohon flamboyan berbunga merah yang menebarkan warna kontras
Bunga-bunga yang menghias pohon ini menggambarkan hati dua orang yang tengah dimabuk asmara, hampir setiap hari saat jam pulang sekolah berakhir
"Phi Kana... Kenapa diam?"
Pertanyaan dari anak kecil itu membuat Gulf tersadar kembali dari lamunannya. Ia tidak sadar telah termenung cukup lama
"Tidak" Gulf tersenyum dan melanjutkan mengeluarkan sejumlah kotak dari dalam bagasi mobilnya, dibantu oleh sang asisten
"Apakah ada coklat lagi, hari ini?" Tanya si anak yang paling ceria, dan anggukan Gulf membuat suara sorakan terdengar nyaring
"Anak-anak, Phi Kana memperingati kalian agar tidak menyapa saat tengah di keramaian. Mengerti?"
"Kenapa?" Tanya mereka kebingungan
Namun, ketika tidak menemukan jawaban yang cocok, Gulf hanya menggeleng "Kalian makan lah sup nya, selagi hangat"
Gulf menjauh dari sana, mengamanahkan Mark untuk menjaga ketertiban anak-anak agar tidak berebutan
Ia mengecek ponselnya yang telah dihujani panggilan tak terjawab dari sang suami. Gulf menghela nafas, entah sejak kapan Mew menjadi sekhawatir ini
Gulf baru menelfonnya, berasumsi bahwa Mew telah kesal
Namun, alih-alih mendengar suara dingin Mew, Gulf malah mendapatkan pertanyaan khawatir dengan penuh kepedulian
"Kamu dimana? Kenapa tidak menjawab telfonku, hm?"
"Ada rapat mendadak untuk perombakan. Seorang klien mengubah permintaan" Gulf menjawab bohong
"Tapi... Kamu keluar dengan baju santai?"
"Bisakah ku tutup telfon? Aku akan menghubungimu setelah pekerjaanku selesai"
"Baiklah"
Gulf segera memutuskan sambungan. Hendak berbalik untuk kembali pada anak-anak tadi
Namun, sebuah mobil hitam berhenti tepat di hadapannya, menurunkan kaca untuk menampilkan sang pengemudi
Gulf menatap matanya dengan datar sesaat, dan berbalik seakan orang di dalam mobil tidak berhenti untuknya
"Gulf, tunggu"
Gulf menghela nafas, menghentikan langkahnya dan berbalik lagi "Ada apa lagi?"
Bright turun dari mobil, menghampirinya di sana "Kenapa bersikap seakan kamu yang dicampakkan di sini?"
Gulf menatapnya tanpa minat. Dalam hati, ia merasa bersalah untuk perlakuannya selama ini. Suara teriakan dari benaknya tercipta, agar Bright berhenti bersikap baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...