"Aku ingin bertemu bayinya"
Book meringis kesal dalam perjalanannya kembali ke ruang kamar, menghampiri orang-orang di dalam sana
"Tuan, itu... Di luar ada teman Tuan Gulf. Atas nama Tuan Bright"
Book sudah mengumpati dirinya dalam hati. Mungkin, ini adalah hari tersialnya, pernyataan itu diperkuat ketika melihat wajah Mew yang menggelap dan reaksi Win yang sulit didefinisikan
"Suruh dia masuk. Tidak sopan untuk membuat temanku berdiri di luar"
Jawaban Gulf yang terkesan santai membuat pandangan Mew dan Win seketika tertuju padanya dengan horor
"Memangnya, siapa Bright itu?" Tanya Force kebingungan, setelah melihat respon Win dan Mew
"Sepertinya itu bukan urusanmu" Book tersenyum pada Force sambil berjalan keluar kamar
"Ternyata kamu berteman dengan Bright?" Fah mengernyit bingung menatap Gulf
Gulf hanya mengedikkan bahu menatap wajah Hayden "Ceritanya cukup panjang"
"Kenapa kamu memberinya izin untuk masuk?" Tanya Mew. Nadanya datar, dan ia tidak menyembunyikan perasaan risihnya yang sebenarnya
"Tolong tetap profesional" Jawab Gulf
Mew menahan nafas tanpa sadar, ketika melihat seorang pria yang pernah menjalin kasih dengan istrinya berjalan ke arah mereka. Wajah yang cerah itu tidak mencurigakan sama sekali, hingga membuat siapapun dapat percaya bahwa tidak pernah ada apapun diantara dirinya dan Gulf
Bukan hanya Mew yang merasa nafasnya berhenti. Namun juga Win. Pria yang telah membuatnya menyembunyikan perasaannya selama bertahun-tahun, kini datang padanya. Ralat. Datang untuk melihat Hayden
Fah, yang mengetahui perasaan Win hanya tersenyum diam-diam. Ia melirik Win di sebelahnya dan berdiri dengan jail "Bright, duduk di sini saja. Aku akan keluar"
Win melotot, pada Fah yang kini berdiri untuk memberikan kursi untuk Bright. Kursi yang berada tepat di sebelahnya. Rasa ingin mengumpat timbul, namun perasaan kesal itu belum cukup mampu mengalahkan rasa bahagia di hatinya
Bright hanya tersenyum, mengucapkan terimakasih secara sopan dan duduk di sebelah Win
"Kamu dan Gulf ternyata kenal?" Bright menatap Win di sebelahnya, namun orang yang ditatap tak diberikan kesempatan untuk menjawab ketika Gulf mendahuluinya menjawab
"Win adalah sepupu jauh suamiku"
Tatapan tanya Force, Win juga Mew kini membanjiri Gulf, namun Bright mengangguk
"Bagaimana kabarmu?"
Gulf tersenyum dan menjawab "Baik"
"Bayinya?"
"Dia juga sangat sehat" Jawab Gulf lagi
Bright mencondongkan tubuhnya ke depan, untuk melihat bayi yang berada dalam pangkuan Gulf. Ia tersenyum "Baguslah"
Suhu kamar terasa langsung berubah, atmosfer di sekitar Mew menjadi panas hanya dalam hitungan detik. Dan ia terbatuk, mengibas-ngibaskan bajunya untuk memperlihatkan pada istrinya bahwa ia sedang gerah
"Keluarlah jika panas" Ucap Gulf
"Apa kamu bilang?" Mew menatapnya tidak percaya
"Aku hanya mengkhawatirkanmu, suamiku"
Menjadi salah tingkah di sini hanya akan meruntuhkan image seorang Mew di hadapan adik istrinya, sepupu istrinya, dan mantan kekasih istrinya. Jadi Mew hanya menghela nafas dan mengatur ekspresi lalu menjawab dengan nada datar "Aku tidak apa-apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...