Mew sudah memperingati Gulf agar tidak merasa aneh melihat tingkah keluarganya. Namun, Gulf tetap saja tidak dapat berkata-kata. Banyak yang menarik perhatian Gulf pada saat menghadiri acara pertunangan sepupu Mew. Sikap orang-orang yang tidak tertebak, sikap para anak-anak yang kehilangan sopan santun, orang tua yang tidak mengerti pentingnya parenting, dan yang paling mencolok adalah ingatan saat bersama dengan anak remaja yang hanya terus memainkan handphonenya
"Ada apa menatapku? Ingin berkomentar juga bahwa aku adalah anak yang tidak sopan?" Tanya anak laki-laki itu saat mulai risih dengan tatapan Gulf padanya
"Bagaimana jika seperti itu?" Gulf bertanya balik
"Tidak apa. Orang-orang sudah terlanjur menilaiku sebagai anak yang tidak sopan. Jadi, aku tidak peduli"
Walaupun anak itu terlihat tidak memiliki sopan santun, Gulf tetap mengerti posisinya, bahwa anak itu hanya mencoba menghindari kegugupannya bertemu orang-orang
Tapi, seharusnya Gulf tidak memikirkan anak itu dulu. Karna sekarang, Mew lebih penting untuk dipikirkan
Pria itu masih enggan tersenyum, mengajaknya berbicara, bahkan hanya untuk menatapnya
Mew masih marah karna malam itu
Sesensitif itukah perceraian bagi Mew?
Saat ini Gulf sedang berkunjung ke rumahnya. Lebih tepatnya, mengambil satu map yang ada di kamarnya. Namun karna merasa tidak memiliki apapun untuk membuatnya terburu-buru, Gulf memutuskan untuk berdiam diri di kursinya dulu sambil membayangkan apa yang harus ia lakukan kedepannya
Haruskah membuat list pada buku catatannya?
Meskipun aneh dan merasa ini kekanak-kanakan, Gulf tetap mengikuti saran yang diberikan otaknya
Gulf menarik pulpen dari dalam laci, dan terjadi hal menyebalkan dimana barang-barang lainnya ikut tertarik dan berserakan
Meskipun Gulf tidak menyukai barang yang kurang teratur, nyatanya lacinya begitu berantakan, beberapa barang tersimpan secara acak
Tanpa menatapnya, Gulf mencoba meraih barang-barang yang jatuh ke lantai
Namun, saat tangannya berhasil meraba kertas licin berukuran kecil, matanya tertarik untuk bergulir
Untuk beberapa saat, pikirannya beradu antara meraih kertas itu atau mengurungkan niatnya. Foto itu diambil sekitar 5 bulan yang lalu. Memang belum lama
Foto berduanya dengan sang mantan kekasih, Bright
Bagaimana kabar anak itu sekarang?
Saat Gulf sibuk memikirkan masalah yang sungguh banyak ini, kenop pintu tiba-tiba terbuka dan suara langkah kaki seseorang muncul, membuat Gulf buru-buru meraih kertas foto itu dan memasukkannya ke dalam saku celana
"Gulf, ini bajuku yang kusimpan karna sobek, bukan?" Fah berjalan masuk pada adiknya sambil membolak-balik dress hijau putih di tangannya tak percaya. Adiknya benar-benar telah memperbaiki bagian yang rusak "Aku membersihkan ruang kerjamu dan menemukan ini di lemari"
"Aku mengambilnya dari kamarmu untuk memperbaikinya. Tapi meskipun sudah terlihat baik, ini masih harus diperbaiki"
"Aku sudah tidak melihat kerusakan apapun lagi di sini?"
"Benangnya masih belum dirapihkan. Akan ku kembalikan padamu saat dia telah sempurna" Gulf mengambil baju itu lagi dari tangan Fah "Tenang saja, aku selalu menepati janji"
Fah menatap Gulf dengan heran, merasa ucapan sang adik bermakna ambigu "Padahal aku belum mengucapkan apapun"
"Bajunya akan kembali padamu dalam bentuk terbaik" Gulf tersenyum penuh makna
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...