"Dadda... " Suara yang kian terdengar jelas menyapa indera pendengaran Mew, namun orang yang dipanggil masih terlelap
Bayi yang berada dalam posisi telengkup itu mengerjapkan matanya beberapa kali, melihat sang Ayah yang tengah tertidur "Dad? "
"Um" Mew menggumam
"Dadda" Hayden bergerak maju menggunakan perut dan kedua tangannya dengan susah payah untuk mencapai wajah ayahnya yang kemudian dielus
Mew terkekeh menyadari sentuhan mungil yang menyenangkan ini "Hayden... Kenapa mengganggu Daddy, hm?"
Menyadari telah ada respon, senyuman Hayden mengambang, sedikit suara tawa khas bayi juga telah terdengar "Dadda!"
Mew bangun dari tidur siangnya, untuk meraih tubuh gempal putranya "Kemari..."
Hayden merespon dengan bersemangat ketika ia beralih ke pangkuan sang Ayah
Mew mengangkat tubuh itu tinggi-tinggi dan menatap wajah kecil bayinya "Ingin bermain, yah?"
Hayden menendang-nendangkan kakinya dengan bersemangat seolah mengerti dengan apa yang ditanyakan sang Ayah
"Apakah Mommy yang membawa Hayden kemari?"
"Ya, itu aku" Gulf menjawabnya ketika memperlihatkan diri di dalam kamar. Ia baru saja membuatkan susu untuk Hayden "Aku tidak tau harus menitipkannya kepada siapa"
"Kenapa tidak membangunkanku? Sangat berisiko untuk meninggalkan Hayden bersamaku yang tengah tertidur"
Gulf duduk di sebelah mereka dan memberikan jawaban "Hayden adalah anak yang bisa menjaga dirinya sendiri"
"Terlalu dini untuk mengajarkannya mandiri" Mew mengecup pipi anaknya dengan gemas setelah menjawab
"Hayden, kemari. Minum susunya dulu"
Mungkin, bermain bersama sang Ayah begitu terasa menyenangkan untuk Hayden hingga dirinya menolak tawaran sang Ibu dan tetap memfokuskan dirinya untuk sang Ayah
"Hayden sayang..." Gulf tetap membujuknya
"Ayo, minum susunya dulu" Mew bergeser agar anaknya dapat menurut, namun Hayden, segera mencondongkan tubuhnya dan meraih dada Gulf dengan tangan kecilnya, hingga Mew harus memundurkan tubuh itu lagi dan menegur
"Hayden, jangan... Yang itu, milik Daddy"
Gulf menghela nafas dengan lelah. Suaminya ini ada-ada saja
Dan misi Gulf untuk membuat Hayden meminum susunya, berhasil. Kini bayinya itu telah bersandar dengan nyaman di pangkuan sang Ayah sambil menyedot dot susunya dengan bersemangat
Sesekali, Mew mengganggunya dengan mencium pipinya beberapa kali hingga beberapa rengekan Hayden terdengar
Dan Gulf hanya memandangi mereka dalam diam. Sekarang, Mew memang lebih banyak mencium Hayden dibandingkan dirinya sendiri
Bukan, itu bukan perasaan iri. Hanya sebuah perasaan aneh yang timbul secara acak... Menurut Gulf.
Ketika Gulf memindahkan sorotnya untuk fokus memandangi Ayah bayinya, ternyata orang itu tengah memandanginya
Senyuman Mew masih sama menenangkannya seperti sedia kala... Juga, masih senyuman yang selalu menjadi alasan hatinya bergetar
Orang itu, kini memajukan tubuhnya untuk mengecup pipi Gulf di sana "Tenang, kamu akan selalu mendapatkan bagianmu"
Gulf menggeleng samar ketika tersadar "Apa yang kamu bicarakan?"
"Ma..."
Suara Hayden berhasil mengalihkan perhatian kedua orang tuanya, terutama Gulf yang kini memasang wajah terkejut "Apa?..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...