Sebuah rumah mewah bergaya Victoria berdiri sempurna di hadapan Gulf, dengan kematangan persiapan yang tak main-main
Gulf tidak tau harus kagum atau malah kesal melihat kemewahan yang begitu berlebihan yang tampak dalam setiap bagian rumah. Meskipun mengerti suaminya adalah orang yang begitu sukses, Gulf lebih mengharapkan rumah minimalis dengan sebuah ketenangan
"Ini tentang maid, Aku membutuhkan keputusanmu"
Suara Mew memecah fokus Gulf menatap isi rumah "Um?"
"Berapa banyak yang kamu inginkan?"
Gulf menggumam "Satu orang"
Terdengar seperti sebuah candaan, namun Mew tau istrinya tidak pernah bercanda. Lagipula, mereka belum sedekat itu untuk saling melemparkan lelucon
"Dan kita bisa membayar petugas kebersihan dua kali sebulan"
"Kamu yakin, untuk hanya memakai satu asisten rumah tangga?"
"Bisakah kamu mempercayakan urusan rumah kepadaku?"
Sebenarnya Mew kurang yakin. Namun, karna berusaha untuk tidak meragukan sang istri, ia akhirnya mengangguk
..☼︎..
Malam ini sedikit berbeda dari malam kemarin. Jika kemarin Gulf keluar dengan kondisi sudah mengenakan baju tidur, maka sekarang berbeda. Hanya ada bathrobe yang menutupi tubuh segarnya sehabis mandi
Mew mencuri pandang ke arahnya, namun kemudian kembali pada handphonenya "Gulf, bisakah kita berbicara sebentar?"
Gulf menghampiri suaminya di sofa "Ada apa?"
Begitu Gulf duduk, Mew memperlihatkan bukti transfer di layar handphonenya "Ini uang bulanan"
Pihak lain yang menerima menatap datar. Nominal sebesar ini bahkan cukup untuk tiga bulan kedepan
Gulf menghubungkan alisnya, merasa kejadian ini memperlemah pernyataan bahwa Mew adalah orang yang tidak pernah salah dalam mengambil keputusan "Ini berlebihan"
"Tidak. Ini cukup, setelah mempertimbangkan dari pembayaran, kebersihan, konsumsi, dan kebutuhan lain selama sebulan. Juga uang pribadi untukmu"
Gulf menggeleng "Jangan pikirkan uang pribadiku"
"Nominal ini akan bertahan dan aku berikan padamu setiap bulan. Dan jika ada hal mendesak, jangan sungkan untuk meminta"
Gulf merasa kepalanya nyaris meledak memikirkan apakah dirinya akan siap menampung uang-uang ini
"Ini kewajibanku sebagai seorang suami"
Gulf mengangguk. Setelah mendapati Mew yang terlihat menjalankan tugas dengan baik, akhirnya satu inisiatif muncul di hati Gulf. Tatapannya semakin serius, namun nadanya tetap datar seperti biasa "Karna kamu memenuhi kewajiban dengan baik, silahkan ambil hakmu sebagai seorang suami"
Mew tertegun mendengar ucapannya, ia menatap Gulf yang kini berjalan ke arah tempat tidur, menunggunya di sana "Sekarang, giliranku yang memenuhi kewajiban sebagai seorang istri"
Jantung Mew berdegup kencang. Perasaan aneh memang telah melandanya ketika mendengar suara pancuran air yang menyala saat Gulf mandi
Ia berjalan menghampiri Gulf di sana
Ini bukan tentang rasa cinta, namun kebutuhan biologis. Pernyataan itu dipertahankan keduanya di kepala masing-masing. Melakukannya tidak perlu dilandasi atas dasar cinta
Jika mereka telah resmi menikah, bukankah itu kewajiban satu sama lain? Terlebih, mereka melewatkannya kemarin malam
Mew membungkuk dan melumat bibirnya dengan lembut, hingga ciuman yang saling berbalas terjadi cukup lama. Gulf memberikan segalanya pada Mew, dan Mew pun menerimanya dengan senang hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...