Melihat usaha suaminya setelah menikah, Gulf tidak heran melihat sebuah gedung yang berdiri dengan gagah di hadapannya
Mew memimpin perusahaan dengan sangat baik, jadi Gulf yakin pria itu juga dapat diandalkan untuk memimpin keluarga
Gulf melanjutkan langkahnya masuk ke kantor. Dengan aura tegas yang diperlihatkannya membuat siapapun yang melihatnya ketakutan. Padahal yang dilakukan Gulf hanya berjalan santai bersama Mark di belakangnya
Sikap dingin Gulf tak membantu sama sekali, bahkan hanya memperburuk suasana
Di sana, ia menemukan seorang pria tua dengan seragam cleaning servis yang tengah menangis, bersujud di hadapan Mew meminta pengampunan
"Apa yang terjadi?" Gulf bertanya begitu ia sampai
"Dia tadi membuat tamu terpeleset karna mengepel kurang bersih" Book menjelaskan, dan wajahnya terlihat agak ragu "Itu masih bisa termaafkan, kan nyonya? Aku sangat kasihan melihatnya"
"Mempertahankan orang ceroboh bukan keputusan yang tepat. Mulai hari ini kamu dipecat"
"Kalian memang tidak dibayar untuk membuat kecerobohan" Gumam Gulf di sebelah Book, yang membuat asisten Mew itu menatapnya dengan terkejut
"Tuan, tolong maafkan saya... Biarkan saya tetap bekerja di sini. Saya tidak memiliki penghasilan jika sampai dipecat"
"Itu bukan urusanku" Mew menatapnya tanpa rasa kasihan sedikitpun
Gulf menatapnya dengan dingin. Walaupun nadanya tenang, namun tetap terdengar tajam "Menyingkir dan jangan kotori sepatu suamiku"
Karna ucapan Gulf, dua orang satpam yang menyaksikan kejadian ini langsung menarik pria tua itu dari kaki Mew dan membawanya keluar tanpa aba-aba
"Itu sangat kejam" Book menatap Mark, asisten Gulf yang juga berdiri tanpa raut kasihan sedikitpun
"Dia pantas mendapatkannya" Mark berkomentar dan ikut pergi mengikuti Gulf dan Mew
Book mendengus dingin "Astaga, mengapa aku harus terjebak pada orang-orang tak berperasaan ini?!"
"Dia tak memiliki hati" Salah satu karyawan berbisik
"Tapi, bukankah itu lebih baik dibandingkan membiarkan seseorang bersujud di kakimu? Tindakan nyonya sudah benar"
Komentar bermunculan, terbagi menjadi orang yang tidak setuju, mendukung, dan tidak peduli
Gulf melirik Mark di sebelahnya dan berucap rendah "Carikan data lengkap orang tadi"
Mark tersenyum, lantas mengangguk
..☼︎..
Setumpuk uang yang disimpan di dalam sebuah amplop bergeser di atas meja, dari pemberi untuk sang penerima
"Ini gaji yang belum paman ambil"
Jumlah uang yang begitu banyak membuat pria tua itu gugup "Ini...? Ini mungkin ada kesalahan"
Mark menggeleng "Tidak pernah ada kesalahan dalam perusahaan kami,
Dan ini adalah bagianmu. Tolong diterima"Tangan Pria tua itu bergetar mengambil uangnya dengan air mata yang menggenang "Ya tuhan, ini sangat banyak"
Rasanya, perjuangan dan keringat Mark untuk mencari tempat tinggal orang ini terbayarkan begitu melihat wajah bahagia penuh rasa syukur itu
"Istri Tuan Mew juga menyuruhku meminta maaf atas ucapannya tadi, dan untuk sikap buruk suaminya"
Pria tua itu terdiam
"Nyonya juga berpesan, agar paman jangan bersujud di kaki seseorang seperti tadi lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...