Kan di IF yg selalu mancing emosi itu si Mew, nah skrg giliran Gulf kawan-kawan
_Happy Reading_
"Apakah kamu masih begitu mencintainya?"
Pertanyaan itu memperburuk detak jantung Gulf. Rasanya begitu kaku, dan tak sanggup.
Bahkan, Gulf yang menjadi pemilik perasaan itu sendiri juga tidak tau jawabannya. Dia menerima Bright sebagai kekasihnya selama hampir tiga tahun. Yang mendasari Gulf dapat menjalani hubungan selama itu karna merasa dirinya dan Bright cocok cocok saja, Bright bisa memperingatinya saat Gulf mengambil keputusan salah, dan Bright bisa menjadi tempat berceritanya. Namun Gulf tidak pernah merasakan denyutan aneh di jantungnya sehebat yang selalu dirasakannya saat menatap mata Mew, sebuah tatapan yang selalu membuatnya lebih bergairah
Gulf tidak mengerti sama sekali konsep perasaannya ini. Jika dijelaskan... ada perbedaan yang signifikan terhadap respon Gulf pada keduanya
Jika Bright dapat memberikan Gulf perasaan positif yang eksternal, Mew dapat memberikan perasaan positif yang bersifat internal
Tapi, Gulf mulai berfikir...
Jika ia berbohong bahwa dirinya mencintai Bright, apa yang akan terjadi?
Akankah orang ini berubah pikiran dan menerima perceraian itu?
Apakah Mew akan berhenti berusaha?
"Kamu benar-benar ingin mendengar jawaban jujurku?" Gulf akhirnya mengeluarkan suara setelah berpikir sangat lama
Tatapan Mew yang begitu serius menjadi lampu hijau agar Gulf melanjutkan ucapannya, meskipun Mew masih merasa tidak siap
"Aku masih memikirkannya"
Tidak percaya, namun jelas-jelas Gulf telah mengakuinya di hadapannya. Mew melihat pergerakan bibir itu, mengucap kalimat yang begitu berbahaya dengan sangat mudah
Namun, Mew memberikan satu senyuman menyakitkan sekali lagi. Bersuara dengan nada menenangkan, setenang tatapannya
"Kalau begitu tetaplah berbohong, agar tidak menyakitiku terlalu banyak"
Gulf terdiam. Melihat suaminya kini berjalan ke arahnya untuk memberi selembar foto itu "Jujur... Aku, kecewa" Mew mengucapkannya terang-terangan dan naik ke tempat tidur setelahnya... membelakanginya
"Kamu... mencintaiku?"
Gulf tidak pernah merasa ragu sedikitpun, bahkan ketika menanyakan topik yang sangat berpengaruh seperti ini. Gulf menatap punggung pria yang membelakanginya itu dengan berani
Ada jeda yang cukup lama hingga menciptakan sebuah keheningan sebelum suara Mew terdengar
"Coba pikirkan sendiri. Saat kamu hanya satu-satunya orang yang memenuhi kepalaku sebelum tidur dan terbangun kembali. Saat alasanku untuk selalu berusaha keras adalah untuk membuatmu terkesan, saat seluruh pujian di benakku hanya tertuju padamu. Kamu pikir perasaan macam apa ini?"
Sudah ada begitu banyak pengakuan cinta yang didapatkan Gulf dari orang-orang yang memberanikan diri. Namun, tidak satupun yang berhasil menggetarkan Gulf sekuat ini
Padahal, Mew hanya bersuara rendah penuh kekecewaan tanpa menatapnya
Apakah Gulf akan mengapresiasinya? Tentu, tidak.
"Apa yang kamu harapkan dari orang seburuk diriku?" Tanya Gulf, masih menatap punggung Mew yang telah enggan untuk berbalik
"Aku tidak menuntut perasaanmu. Tapi, setidaknya coba lah untuk menghargaiku juga. Bukan hanya sekedar mengerjakan tugas rumah dan memenuhi kewajiban sebagai seorang istri. Tapi juga, tolong tutup akses untuk orang lain di pikiranmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...